Dua Puluh Lima (END)

Start from the beginning
                                    

"Maaf buat kamu bangun Sayang," ucap Ali lirih.

"Nggak kok Pa, sempit ya? Sana di belakang El aja yang lega," seru Prilly menoleh kepada Ali tanpa memutar tubuhnya.

"Nggak, aku mau di sini aja, meluk kamu." Ali mempererat pelukannya dan mulai ikut menyusul kedua malaikan kecilnya yang sudah dulu tertidur.

***

Prilly sudah menyiapkan beberapa keperluan yang akan dibawa, terutama untuk April seperti baju dan juga susu botol.

"Ayo Ma, udah siap?" Ali datang dari luar sehabis memanaskan mesin mobil.

"Udah Pa. El tolong bantu Mama bawa tas Adek ya," seru Prilly meminta tolong.

Sejak usia dini Prilly membiasakan mendidik anak-anaknya agar selalu menggunakan tiga kata dasar dalam kehidupan ini yang sering digunakan yaitu 'Tolong', 'Maaf', dan 'Terima kasih'. Ketiga kata yang menunjukan bahwa orang memiliki rasa rendah hati, menghargai dan memaafkan sesama, kini mulai luntur dan sering dilupakan.

"Iya Ma." El membawa tas April dan keluar untuk meletakannya di mobil.

Hari ini Ali ingin mengajak keluarga kecilnya mengunjungi sebuah tempat wisata yang menawarkan banyak permainan yang seru dan penuh pendidikan di dalamnya. Di sana bisa mengajarkan si kecil bersahabat dengan alam, bermain-main, bahkan bisa bersenang-senang dengan hewan yang pasti dengan pengawasan orangtua. April terlihat sangat antusias mengunjunginya.

"Mama lihat capi," ucap April tepat di pangkuan Prilly.

"Iya Sayang, nanti kita lihat sapi." Prilly mengusap kepala April sayang, sedangkan El duduk tenang di bangku belakang menatap ke luar jendela memperharikan jalanan yang terlihat sejuk dan asri.

Ali melirik pada 2 malaikat di sisi kirinya lalu melihat El yang duduk tenang di belakang melalui kaca yang tergantung di depannya, senyum tersungging di bibir merahnya. Kebahagiaannya kali ini sudah cukup lengkap. Tuhan melengkapi hidupnya dengan kehadiran mereka di sisinya.

Mereka tiba di tempat tujuan. Ali mengantri untuk membeli tiket masuk setelah memarkir mobilnya. Dengan telaten Prilly juga menjaga April yang sedang senang lari ke sana ke sini dibantu El menjaga April.

Di tempat ini mereka akan di sugukan dengan permainan alam, seperti menanam padi, membajak sawah dengan kerbau dan memberi makan sapi dan ternak yang lainnya. Banyak orangtua yang membawa anak-anaknya ke tempat ini, selain melatih kecerdasan mereka juga dilatih ketangkasannya.

"April sama Papa ya. Ayo El." Ali mengambil April dari gendongan Prilly, sedangkan Prilly menunggu mereka di saung tengah sawah yang memang di sediakan.

"Papa, ini kotoy." April melihat kaki Ali yang penuh dengan lumpur.

"Kalau April nggak mau kotor, April nggak bisa main, tuh lihat temen-temennya seneng kan. April mau juga kaya gitu?" Ali menunjuk sebuah keluarga yang asyik menanam padi.

"Mau Pa mau, Apil mau tuyun Papa." April meronta di dalam gendongan Ali, sedangkan El sudah memegang bibit padi yang siap di tancapkannya.

Dari tempatnya menunggu Prilly bisa melihat bagaimana telatennya Ali menjaga 2 buah hatinya. Walaupun El bukan putra kandungnya, Ali tetap bersikap adil pada El dan juga April. El juga mengerti jika adik kecilnya itu lebih butuh banyak perhatian dibanding dirinya.

Asyik bermain di sawah dengan baju penuh lumpur, Ali mengajak April dan El untuk pergi menangkap ikan di empang yang memang sudah di sediakan, airnya yang dangkal memudahkan April untuk bisa masuk ke dalamnya. Sesekali dia terlonjak saat ikan melewati kakinya dan Ali harus lebih waspada.

TAKDIR (Komplet)Where stories live. Discover now