TUJUH

9.7K 711 45
                                    

Aku tulis namamu di angkasa, namun terhapus oleh angin.
Aku tulis namamu di pasir putih, namun ombak menghapusnya.
Hingga aku ukir namamu dihatiku agar tidak ada yang dapat menghapusnya. Namamu sudah terpahat indah dan terbingkai di dalam hatiku.

***

Pulau Bali memang terkenal surga dunia. Banyak pantai yang indah di sajikan di pulau itu. Akhir pekan menjadi hari yang selalu dinantikan semua orang untuk memanjakan diri, setelah satu pekan bekerja keras. Kali ini Al mengajak Prilly menikmati panorama yang Tuhan sudah ciptakan di pulau Bali. Al sudah terlihat tampan dan rapi, dengan jas hitam, senada dengan celana yang di pakainya. Dia berdiri di depan cermin, menunggu Prilly ke luar dari kamar mandi. Tak berapa lama akhirnya Prilly ke luar dengan dress hitam panjang yang bahannya jatuh ke bawah, belahan dada rendah, tanpa lengan dan rambut dia biarkan tergerai dengan bawahnya ia curly. Mata Al tak berkedip melihat kekasih hatinya sore ini terlihat sangat cantik dengan gaun yang ia belikan. Senyum yang sangat manis terukir di bibir ranum Prilly. Al mendekati gadisnya itu, lalu merengkuh pinggangnya untuk menghilangkan jarak diantara mereka.

"Kamu terlihat anggun dan sangat cantik Nona Prilly cintanya Al," puji Al membuat hati Prilly berasa terbang ke awan.

"Terimakasih Mister cintanya Prilly. Aku menyukai semua pemberianmu." Prilly mengalungkan tangannya di leher Al.

"Kamu akan mengajakku ke mana, sehingga kamu repot-repot mempersiapkan gaun seindah ini." Prilly berkata sangat manja, membuat Al semakin menyukainya.

"Ke suatu tempat yang akan menjadi sejarah untuk kita nanti." Al melepas pelukan di pinggang Prilly.

Al berjalan mengambilkan high hells milik Prilly. Al berjongkok memakaikannya di kaki Prilly.

"Tuhan, aku tidak ingin kehilangan kasih sayang dan juga perhatiannya yang sangat amat membuatku merasa spesial. Jadikan aku halal untuknya." Prilly berdoa di dalam hati saat matanya sibuk memperhatikan Al yang memasangkan high heels di kakinya.

"Sudah selesai, sempurna," seru Al berdiri dan mengarahkan tangan Prilly agar memeluk lengannya.

"Makasih ya Honey," ucap Prilly menghadiahi Al kecupan di pipinya.

Al tersenyum sangat manis, lalu mereka ke luar dari hotel menuju ke suatu tempat yang sudah Al persiapkan.

***

Pantai Jimbaran, salah satu pantai dengan pemandangan sunset yang sangat indah di Bali. Tempat itu memang menyuguhkan pemandangan alam yang unik. Prilly menggandeng lengan Al mesra. Mata Prilly di manjakan dengan hamparan pasir putih dan lautan yang luas. Tak seperti restoran lainnya, tempat ini menyediakan tempat outdoor di atas pasir putih pantai. Al memesan tempat private hanya ada kursi dan meja satu di tempat itu. Dengan lilin-lilin kecil yang sengaja disebar tak beraturan di atas pasir putih. Meja dan kursi itu di sediakan persis di bibir pantai. Gesekan biola dan petikan gitar, menghasilkan musik klasik, membuat suasana di tempat itu terasa santai dan romantis. Background alami yang di ciptakan Tuhan, memperlihatkan sang fajar pulang keperaduannya. Warna orange yang dihasilkan di senja itu, membuat Al dan Prilly benar-benar menikmati indahnya kehidupan ini. Al menarik kursi agar Prilly duduk.

"Terimakasih Honey," ucap Prilly setelah dia duduk.

Al menarik kursi di depan Prilly, lalu dia duduk. Lilin di atas meja di nyalakan seorang pelayan. Semilir angin pantai membuat suasana semakin terasa dingin. Namun Prilly dan Al tidak merasakan itu. Dingin itu tertutup oleh hangatnya suasana yang mereka ciptakan dengan cinta dan kebersamaan mereka.

TAKDIR (Komplet)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang