Utara baru saja akan menutup telinganya dengan earphone, mendengarkan musik adalah ide teraman untuk dirinya. Tapi, terdengar teriakkan seseorang  mengembalikan fokus mata coklat itu.

"PINCESS!" Jerit seorang gadis dengan kepala menyembul di balik jendela kelas, membuat seorang gadis yang terduduk di bawah jendela menatapnya.

Utara menghembuskan nafas kesal menyadari familiar suara cempreng yang baru saja berteriak. Segera ia tegakkan badannya dengan sempurna, berniat menghampiri si anak nakal Keina.

"Sst! Siapa?" Tanya Raya berbisik, sebelum Utara benar-benar pergi menghilang bersama Keina.

"Namanya Keina. lain kali aku kenalin, itu tugas selesein dulu," Jawab Utara singkat. Kemudian melanjutkan tujuan awalnya, meladeni panggilan Keina. Apa yang dia inginkan kali ini? Bahkan ini adalah hari pertamanya bersekolah di sini.

Utara menarik Keina menjauh dari sisi kelas, mencegah telinga-telinga kurang kerjaan yang dikhawatirkan akan sedikit menguping. Ya walaupun tidak ada hal yang sepenting tidak boleh didengar.

Utara membawa Keina hingga memasuki area kantin. Sedikit memanfaatkan kesempatan dalam kesempitan, perut laparnya membawa mereka menuju the junior resto.

Mereka memilih tempat duduk di ujung kantin, tempat manusia yang tidak ingin dikenal atau memang tidak terkenal. Sebenarnya Utara cukup risih dengan banyak pasang mata yang sedari tadi memperhatikan mereka. Bagaimana tidak, saat ini Keina adalah siswa baru yang terlihat cukup cantik bahkan dari Utara yang sepenuhnya girly. Keina akan bertransformasi menjadi wanita seutuhnya jika moodnya berada di level tinggi, kemudian ia akan kembali pada tom jika kenormalanya kembali. Bukankah itu terlihat menyeramkan?

"Princess-"

"Utara Keina,..panggil aku Utara! Ada kalanya saat kamu panggil aku 'princess', maka beberapa orang akan menatap dan mencari sesosok makhluk dengan julukan super lebay itu," Kesal Utara membuat Keina terdiam sejenak, hingga saat bibir itu membentuk lengkung manis.

Keina menggeleng pelan, kerutan muncul di batang hidungnya, "aku sama sekali tidak suka namamu itu, jelek! Ah ya, jika aku jadi paman Willson maka aku akan memberikan nama untuk Jerri,...Selatan? Barat?" Ujar Keina terkekeh, membayangkan betapa anehnya jika Jerri yang tampan itu mempunyai nama seabsurd itu.

"Aku serius Kei," Balas Utara kesal.

"Tapi aku bercanda princess," Ujar Keina lagi, ia tersenyum miring menikmati betapa menyenangkannya mengganggu Utara. "lagipula, setahuku kau menyukainya," Tambahnya.

Utara mengalihkan wajah kesal. "Kei, kau hanya tahu dan tidak mengerti. aku bukan lagi anak yang memimpikan dunia dongeng," Jelas Utara yang dibalas gelengan tidak mengerti dari Keina. Bagaimana mungkin ia akan menghabiskan waktu bersama sepupu unik ini, berbicara dengan Keina sama saja menguji kesabaran. Memikirkannya membuat kepalanya pusing seketika.

Beberapa saat ketika dua gadis itu hening oleh kesibukannya dengan makanan yang baru saja terhidang, seseorang datang menghampiri meja mereka. Utara menoleh, mendapati lelaki dengan raut muka yang sempat membuat keinginan hati tak berperasaannya keluar. Bagaimana tidak, lelaki itu tak berkedip dengan mulut menganga, dan jangan lupa matanya membulat sempurna. Jari telunjuk lelaki itu teracung tepat di hadapan Keina, membuat gadis itu memundurkan badannya reflek.

"Oh my god, Kei? Kau benar-benar menepati janjimu? Kau gila," Teriak sang lelaki memecah keributan seisi kantin, membuat ruangan ini hening sejenak.

"Hai,..Al-do," Bisik Keina menyeringai kepada Aldo. Matanya berkedip menjijikkan, Utara sedikit meringis melihatnya. Tidak ada yang lebih aneh di dunia ini selain segala bentuk apapun Keina yang menyerupai perempuan. eh, Bukankah Keina memang perempuan?

Mata Angin (UTARA)Where stories live. Discover now