Part 6 : WDYM

2K 145 16
                                    

Ini hari terakhir honeymoon ku dan Justin, tepatnya sudah 2 minggu aku dan Justin disini. Besok kami sudah take off ke LA. Aku melihat pemandangan sore Monte Carlo dari balkon kamarku dan Justin. Ada satu yang menarik perhatianku, jet ski. Aku ingin menaiki itu!

Aku berbalik badan dan kembali ke dalam kamar, menghampiri Justin yang tertidur di kasur. Aku mengguncang-guncang tubuhnya.

"Justin!" Panggilku.

"Hm..." Dia menggumam.

"Justin bangun."

"Kenapa?" Gumamnya lagi.

"Aku ingin naik jet ski." Ujarku sambil mengusap perutku. Well, mungkin karena junior mau menaiki jet ski. Mata Justin terbuka, langsung melihatku.

"Apa?"

"Aku ingin naik jet ski." Aku menarik-narik tangannya.

"No, no, no, and no. Kau tidak boleh naik itu selagi masih mengandung."

"Pleaseeee, junior yang mau." Aku mengusap perutku dan cemberut. Why am I acting like a child?

"What?"

"Pleaseeeee, just once, I promise I'll be a good girl." Aku mengepakkan bulu mataku, berharap Justin mau. Dia diam, berpikir. Mengerutkan kening nya, lalu bahunya turun ketika menghembuskan nafas.

"Okay." Dia pasrah. Senyum lebar mengembang di wajahku. Aku langsung bangkit dari tempat tidur dan menarik tangan Justin.

"C'mon!"

****

Justin menyalakan mesinnya dan memastikan pelampungnya dan pelampungku terpasang dengan benar.

"Ready?"

"More than ready!" Aku melingkarkan tanganku di perut Justin dan menempelkan pipiku di punggung nya, aku menghirup aroma tubuhnya. Aku sangat suka aromanya.

Justin mulai meng-gas jet ski nya, dan jet ski langsung melaju kedepan. Justin bermain dengan handal, dia membelokkan jet ski nya, membuat cipratan air. Orang-orang menyaksikan kami. Kali ini aku tidak keberatan, tapi senang karena Justin menunjukkan cintanya terhadapku di depan orang-orang tanpa kebohongan atau settingan palsu seperti yang lalu.

"I love you." Bisikku di telinganya, lalu aku mencium bahunya. Tiba-tiba dia memberhentikan jet skinya, membiarkan kami mengapung diatas air. Dia menengok ke arahku dan mencium bibirku lembut. I love this man so much.

"I love you too." Bisiknya di bibirku.

****

Ugh jet lag. Aku merebahkan tubuhku dikasur. Mataku sepenuhnya terbuka, tetapi jam menunjukkan pukul 3:30 AM. Aku dan Justin sudah kembali kerumah kami di LA.

Aku menatap tubuh Justin yang berdiri di sudut ruangan membelakangiku. Dia melepas kausnya. Bahunya yang kekar saja terlihat sangat attractive, ugh. Dia hanya mengganti celana nya jadi pijama, dan bertelanjang dada. Sementara aku hanya mengenakan sport bra Calvin Klein dan sweat pants. Perutku semakin membesar, belum terlalu. Tapi aku benci morning sickness, itu belum berhenti.

Justin berjalan ke arahku dan merebahkan tubuhnya disampingku. Dia meraih dan memeluk tubuhku, hidungnya menghirup aroma rambutku. Pipiku menempel di dada bidangnya.

Aku berpikir, mungkin besok aku bisa mencari universitas untuk aku kuliah.

"Justin?"

"Hm?" Gumamnya.

"Bisakah aku meminjam macbook mu sebentar besok?" Tanyaku. Dia memundurkan tubuhnya sedikit, membuat jarak antara kami. Dia menatapku, keningnya mengkerut.

STRONGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang