Crazone _ 1

28 5 0
                                    

"Bwahahaha! Nada bego! Masak ulangan bahasa remed lagi!" Olok Alvin sambil tertawa terbahak-bahak.

"Ih Alvin tega ya lo! Sama sahabat sendiri ngehinanya kayak gitu! Ngeselin ah!" Nada tak suka jika dirinya kembali dihina seperti itu hanya karena ulangan bahasanya remed lagi.

Tidak bisa dipungkiri, jika Nada lemah dalam pelajaran bahasa. Setiap jawaban yang dia berikan dalam pelajaran bahasa, pasti berbeda dengan jawaban yang diberikan oleh gurunya. Maka dari itu Nada berfikir jika dirinya tidak cocok dengan pelajaran bahasa.

"Makanya belajar bahasa juga dong! Jangan mentang-mentang lo suka matematika trus bahasa nggak lo anggep. Nggak adil itu namanya." Oceh Alvin kemudian. Segera Alvin bangkit dari tempat tidurnya untuk mengambil beberapa buku di meja belajarnya kemudian memberikannya kepada Nada, "tuh dipelajarin sampek bener-bener nempel di otak lo!"

"Iya deh iya! Mentang-mentang pinter bahasa." Nada mengerucutkan bibirnya sebal sambil mengambil buku-buku yang diberikan Alvin.

Sedangkan Alvin yang gemas melihat raut wajah Nada pun langsung mencubit pipi milik sahabat sejak kecilnya itu.

"Alvin ih lepas! Gue udah gede ya! Jangan nyubit-nyubit pipi ih!" Amuk Nada sambil melepaskan tangan Alvin dari pipinya. Kini pipinya berubah menjadi sedikit merah akibat ulah tangan Alvin.

Tangan Alvin sekarang berpindah menepuk puncak kepala Nada pelan, "Iya Nada-ku sayang."

"Sayang nenek moyang lo?! Udah cepet sini private gue belajar bahasa!" Bentak Nada.

Alvin yang dibentak Nada hanya bisa senyam senyum sendiri. Dia selalu suka melihat wajah Nada yang cemberut. Karena jika Nada sedang cemberut, pipinya nampak menjadi sedikit tembam.

"Sini-sini gue ajarin."

***

"ALVIN BANGUN!! Jangan ngebo mulu!" Teriak Nada sambil menggoncang-goncangkan tubuh Alvin. Semalam Nada tidur di kamar Alvin karena terlalu lelah belajar bahasa. Nada memang sudah biasa tidur di tempat Alvin. Begitu juga Alvin yang sering tidur di tempat Nada.

Alvin yang merasakan goncangan brutal akibat ulah tangan Nada pun membuka matanya. Rambutnya terlihat acak-acakan.

"Kayak setan ya lo. Brutal banget ngebangunin gue." Ucap Alvin sambil beranjak duduk. Tangannya masih mengucek kedua matanya. Sesekali dia menguap karena rasa kantuknya yang belum sepenuhnya hilang.

Kedua tangan Nada mendekat ke arah pipi Alvin. Tangannya kemudian menepuk-nepuk pipi Alvin secara bergantian. Kebiasaan Nada jika Alvin bangun dari tidurnya.

Tapi, hari ini tidak seperti biasanya. Senyum misterius terukir di wajah Nada. Sebuah bau menyengat menyeruak masuk ke dalam penciuman Alvin.

"Mamaaa! Tangan Nada bau minyak kayu putih!!!" Teriak Alvin kesal. Dia sangat tidak suka dengan bau minyak kayu putih. Karena menurutnya, bau minyak kayu putih itu dapat membuat nafasnya tersendat.

"Cowok apaan lo, sama bau ginian aja takut." Ejek Nada sambil mendekatkan tangannya ke arah hidung Alvin.

Alvin yang mengetahui aksi Nada pun buru-buru mengambil handuk kemudian berlari menuju kamar mandi yang ada di kamarnya. Dari dalam kamar mandi, Alvin berteriak, "Awas ya lo! Dasar setan nggak berguna!"

"Tapi lo nggak bisa jauh-jauh kan dari gue?" Balas Nada jahil. Yang dikatakan Nada memang benar. Alvin memang tidak bisa jauh-jauh dengan Nada barang satu hari sekalipun. Pokoknya, dalam sehari, Alvin harus bisa melihat batang hidung Nada walaupun cuman 5 menit.

"Udah sana pergi!" Usir Alvin.

"Mandinya jangan lama-lama! Ntar makin banyak cewek yang ganjen sama lo!" Teriak Nada dari ambang pintu kamar Alvin.

"Halaah! Bilang aja lo cemburu!"

***

Alvin dan Nada sedang berjalan berdampingan menuju kelas mereka. Di koridor, Alvin berjalan dengan sesekali menjawab sapaan dari murid-murid yang mayoritas perempuan. Alvin memang bukan tipikal cowok yang dingin. Jadi, jangan takut jika Alvin tidak membalas sapaan yang kalian berikan.

Sedangkan Nada masih sibuk dengan permen tusuknya. Dia memang tidak sepopuler Alvin. Sebenarnya Alvin tidak populer. Tapi jika dibandingkan dengan Nada, maka Alvin lebih populer dibanding dengan dirinya.

"Eh, Na! Liat deh! Si Keyra cantik banget hari ini!" Ucap Alvin sambil menyikut lengan Nada yang sedang memegang permen tusuknya. Karena Nada yang sedikit terkejut dengan sikutan Alvin, alhasil permen tusuknya terjatuh mengenaskan di koridor. Padahal permen itu baru saja Nada buka bungkusnya dan belum tersentuh sedikitpun.

"Alvin bego! Permen gue jatoh woy!" Gerutu Nada sambil mencubit lengan Alvin sekejap.

"Aah!! Sakit, Na! Kira-kira dong kalo nyubit!" Ucap Alvin sambil meringis kesakitan, "udah, nanti gue ganti deh, Na." Lanjut Alvin kemudian.

Wajah Nada yang tadinya kesal, sekarang berubah menjadi sumringah, "Oke! Tapi nanti diganti 5 permen ya!"

"Ck, dasar maniak permen."

Mendengar apa yang diucapkan Alvin barusan, Nada pun mendelik sangar ke arah Alvin, "Nggak ikhlas sama sahabat sendiri? Oke, fine! Nggak bakal gue bantuin pdkt sama Keyra." Kesal Nada sambil melipat kedua tangannya di depan dada.

"Eh, jangan dong, Na. Mainnya ngancem ya sekarang?" Ujar Alvin memohon, "Nanti kalo bukan lo yang bantuin gue, siapa lagi dong?" Sambung Alvin lagi.

Nada hanya bisa memutar bola mata mengalah, "Iya gue bantuin. Tapi beliin gue permennya 10."

"Iya deh iyaaa." Jawab Alvin sambil mencubit kedua pipi Nada gemas.

Kalo boleh jujur, gue gak mau bantuin lo, Al. Tapi, emang gue yang salah sih. Nggak seharusnya gue kayak gini. Salah naroh perasaan.





***

CrazoneHikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin