11. Love Time

598 30 0
                                    

Hari terus berlalu, clara belum juga masuk sekolah. Tapi aku tetap mendatangi rumahnya hampir setiap hari sepulang sekolah.

Keadaan sekolah terasa hampa tanpa hadirnya clara dan tentunya aku, gray,cam dan anak - anak yang terlibat pertengakaran juga sedang perang dingin dengan thomas juga para pengikutnya itu.

"Bosen" ucapku ketika bel pelajaran terakhir berdering

"Sabar, nanti lo ke clara kan? Mending ajak dia main gitu atau gak jemput dia bawa ke rumah" saran gray sambil merapihkan bukunya

"Gw mana berani minta izin ke mamanya, apalagi mamanya udah hafal sama gw" gerutuku

"Yaelah,kesempatan bagus kali. Apalagi kan dia tau tuh lu itu lelaki satu- satunya yang mau dampingin anaknya yang sakit itu"

Aku terdiam, benar juga kata gray mungkin aku bisa mencoba mengajak clara ke luar rumah agar moodnya lebih membaik dan siapatau rasa sakitnya perlahan berkurang jika aku bisa membuat pikirannya fresh lagi.

Malam ini aku sudah keluar rumah, sedari siang aku belum ke rumah clara dan malam ini aku berniat memanjat ke kamarnya yang berada di lantai dua.

Aku memasuki jendela kamarnya melihatnya sedang menangis sendiri di kasurnya. Aku tau dia mungkin merasakan sakitnya membuatnya harus tersiksa sendiri disini.

"Ethan?" Ia terkejut melihatku berada di jendela kamarnya

"Hai"

Ia berjalan menghampiriku menyeka air matanya berusaha tersenyum walau aku tau dia sedang penuh tekanan.

"Hai, ko manjat sih? Kenapa gak lewat pintu aja?" Ucapnya heran

"Enggak ah ribet, aku kan mau langsung ketemu kamu hehe"

Ia tersenyum dan menyuruhku duduk di sofa dekat jendelanya.

"Bentar ya aku ambilin minum" ia membuka kamarnya berjalan menuruni kamar

Aku terdiam memandangi isi kamarnya, aku melihat ada sebuah buku diary di meja dekat kasurnya. Dengan rasa penuh keingintahuan aku membukanya. Aku melihat beberapa lembar isi perasaannya dan bisa aku simpulkan bahwa ia sangat ingin sembuh dan juga beberapa lembar kebelakang namaku tertera disana.
Ada beberapa kalimat yang aku baca penuh teliti. Seperti ini isinya:

Jika aku bisa sembuh, aku ingin kembali memilikimu. Aku tau mungkin kamu masih kecewa tapi aku akan berusaha mematikan penyakit ini dan kembali berjuang mengambil kembali hatimu. Hati seorang lelaki yang gak bisa mengganti posisi siapapun di hatiku.

Tapi rasa takut akan kehilangan kesempatan dari ethan adalah ketakutan terdalamku. Mungkin aku takut aku mati muda tapi aku lebih takut tidak bisa menghabiskan sisa umurku jika tidak bersamanya.

Ethan ? Apa kamu bisa terima clara yang seperti ini?

Aku terkejut, dan kulihat tanggalnya memang belum lama namun ia menulis ini tepat sebelum aku tau kebenaran soal penyakitnya itu. Tak lama ia kembali dengan membawakan segelas air minum.

"Nih minum dulu" ia menyerahkan gelasnya

Dengan cepat aku meraihnya. Ia terduduk di kasur membuat kami berhadapan.

"Makasih"

Ia mengangguk masih tersenyum kepadaku. Entah dia memperhatikan atau tidak kalau aku baru membuka diarynya tadi.

"Udah gak usah nangis clar, inget ada aku buat kamu" aku meraih kedua tangannya

"Aku tau, aku bosen et aku pengen ke sekolah pengen main sama kamu masak bareng dan ngelakuin aktivitas lagi" ia menghela napas

JANJI & WAKTU (on going)Where stories live. Discover now