Prologue

8.8K 618 4
                                    

-Destiny-

Musim panas

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Musim panas.
Kenapa harus musim panas?

Gadis bermata coklat itu merindukan butiran salju, atau daun-daun yang gugur, atau bunga sakura yang mekar. Mungkin itu jauh lebih indah dari pada cahaya terik yang di umbar dengan acuhnya oleh cahaya bulat diatas langit.
Di malam haripun, teriknya masih terasa.

Membosankan.
Hidupnya begitu membosankan.
Hanya tidur, makan, dan pergi kekampus.
Kewajiban yang hanya dilakukan demi nama baik ayahnya.

"Hah, musim apa yang tengah ada di Paris sekarang?
Apa sama-sama musim panas?
Aku bahkan lupa ada berapa musim dinegara kelahiran ayahku itu." gumamnya menatap kearah beribu titik terang yang menempel dilangit hitam.

"Hei, pemalas! Tidurlah! Kau masih ingin berkhayal?!"

Matanya beralih, mengekor seorang pria yang berteriak dari luar pintu rumah yang berada tepat dihadapannya, mengenakan baju tipis merah jambu dan celana pendek. Wajah dan rambutnya terlihat berantakan.

Mungkin karena dia baru saja melihat nilai-nilai mahasiswa bimbingannya yang selalu merosot menolak untuk naik.

"Aku tahu!" ia membalas teriakkan pria itu dan menghentakkan kaki masuk kedalam rumah.

Tidak kusangka kehidupanku menjadi sangat membosankan seperti ini.

Semua orang berlalu lalang, dengan koper dan tas mereka masing-masing

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Semua orang berlalu lalang, dengan koper dan tas mereka masing-masing. Bahkan anak-anak kecil berhamburan, berlarian tanpa pengawasan orangtua mereka.

Laki-laki berambut hitam itu hanya menggeleng-geleng, setelah mendapatkan dorongan kecil dari salah satu anak.

Kemana orangtua mereka?, desisnya di dalam hati.

Apa setelah beberapa tahun dia pindah, negara Seoul sudah seberantakan ini?
Dia mengumpat didalam hati. Namun seketika dia berhenti melangkah, melepaskan koper merahnya begitu saja ditengah keramaian bandara.

Matanya terus menatap dua sosok anak yang duduk manis dikursi tunggu. Salah satunya anak gadis, dia tertawa terbahak-bahak. Dan satunya anak laki-laki, dia masih berbicara dengan senyuman manisnya terus memandangi wajah ceria gadis disampingnya.

Tanpa disadari laki-laki berumur 19 tahun itu tersenyum sangat lebar. Dan kembali menarik kopernya, tanpa terpengaruh oleh rusuhnya isi bandara dan tidak memikirkan kondisi negara kelahirannya ini lagi, ia hanya tersenyum dan menarik rambutnya kebelakang.

Akan ada sebuah kejutan untukmu, gadisku.

Akan ada sebuah kejutan untukmu, gadisku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

follow me,
FInotV

Destiny | √ (revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang