[Part 7] Embarrassing

4.8K 448 19
                                    

>

"Secepatnya Nek."

Hah!! Hancur sudah!!

××××××××××

Aku menatap tajam laki-laki yang sedang asik mengobrol dengan ayahku. Ia bersama dengan kelompok ayah dan anak laki-laki didepanku.

Dan aku?
Aku benar-benar risih berada diantara para ibu-ibu yang senang bergosip ini.
Ya. Semua topiknya selalu bersangkutan dengan perhiasan, gaun, saham perusahaan.

Hah.. Semuanya tentang kekayaan.
Saling menyombongkan diri satu sama lain.



Setelah tanggal pertunanganku -ralat- hari paling sialku selesai ditentukan, sekarang keluarga besar nenekku berkumpul ditaman belakang rumah.

Aku membungkuk, memberikan senyuman dan meninggalkan gerombolan ibu-ibu tadi. Aku muak menjadi pendengar setia mereka.

Ayunan putih disamping pohon itu menjadi tujuan langkahku, cukup jauh dari kumpulan manusia-manusia yang hanya memikirkan harta dunia tadi.

Aku duduk dan mengayunkan tubuhku, ayunan ini sudah cukup tua.
Emm.. mungkin setengah dari umurku.

Dulu ibu yang menemaniku duduk diayunan ini, menikmati angin dan indahnya bunga ditaman ini.

Ya. Ingatanku bisa menjadi sangat peka saat berada ditempat yang pernah kutemui sebelumnya.

Disaat ayah pulang, ayah akan mencari kami ditaman. Mencium bibir ibu dan pipiku sekilas.
Setelah itu memberikan dorongan pada ayunan untuk kami, tanpa mengganti pakaiannya terlebih dahulu.

Ayah tidak pernah lelah memberikan dorongan kecil walaupun ia terlihat sangat capek setelah bekerja, wajah lelahnya berubah menjadi wajah yang penuh semangat saat melihat kami berdua tertawa.



"Hah.." aku menghembuskan napas kasar, hampir saja airmata membasahi pipiku lagi.

"Ehem." ada yang berdehem dibelakangku.

Aku menoleh sekilas memastikan suara itu bukan dari penunggu pohon besar disamping ayunan ini.

Ya. Dia adalah penunggu pohon yang tampan.
Bukan! Dia tidak tampan!
Dia menyebalkan!

Penunggu pohon itu tersenyum melihatku yang menoleh kepadanya. Apalagi yang dia inginkan dariku?
Belum cukupkah persetujuanku untuk pertunangan bodoh itu?

Agghh.. Aku benar-benar bodoh!
Aku sama sekali tidak bisa menolak semua ini!
Dengan bodohnya aku mengangguk saat mereka menetapkan tanggal pertunangan.
Bayangan semua wajah pelayan keluargaku memenuhi isi kepalaku.

Aku sudah mengorbankan hidupku, perasaanku, dan semua itu hanya karena Nenek tua itu.

Aaagghh! Aku benar-benar murka dengan wanita tua itu!

Terserah jika kalian ingin mengatakan aku cucu durhaka atau sejenisnya. Aku tidak peduli!
Kalian tidak akan mengerti betapa putus asanya aku.



Laki-laki aneh itu masih menatap dengan senyuman bodohnya dibelakangku.

Hah! Bisakah dia meninggalkanku sendiri?
Aku benar-benar ingin menenangkan pikiranku sebentar.

Jungkook,
Ya, laki-laki yang akan resmi menjadi tunanganku nanti sedikit mendorong ayunan yang kududuki saat ini.

Aku sedikit tersentak dengan apa yang dia lakukan dan terdiam beberapa saat.

Aku memejamkan mataku.
Nyaman, rasanya sangat nyaman. Seperti mengundangku untuk kembali kesaat yang tadi kuingat.

"Kau mengingatnya?" dia berbisik dengan lembut didekat telingaku.

Destiny | √ (revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang