[Part 16] One More Month

3.5K 373 7
                                    

>
"Kita akan menikah. Menikah!"

××××××××××××

Mobil mewah yang kutumpangi berhenti didepan istana milik nenekku.

Jungkook keluar dari mobilnya, masih tersenyum lebar sejak pesan dari nenekku masuk keponselnya.
Dia membukakanku pintu dan menggenggam tanganku erat.

"Jeon, apa kau yakin ingin masuk?" aku menahan langkahnya saat mataku menemukan mobil-mobil yang tak kalah mewahnya, berbaris dengan rapi.

Jungkook mengangguk yakin dan kembali melangkah bersama langkah gontaiku.

***

Klek.

"Nah, pasangan serasinya sudah datang." seru ayah Jungkook yang tengah berkumpul dengan kerabat ayahku.

Sama seperti pertemuan keluarga sebelumnya, keramaian diruangan yang sama.


"Sayang, kau sudah datang?
Ayo duduk." ibu Jungkook menuntunku duduk disalah satu kursi dan Jungkook ikut duduk disampingku.

"Bagaimana kuliahmu sayang?" tanya ibu Jeon, dengan senyuman hangatnya.

Tidak salah lagi, beliaulah yang selalu memelukku dulu.
Memasak bersama ibuku dan kadang menyuapiku makan.

"Seperti biasanya, bibi."

"Mama. Panggil aku Mama." pintanya dan mengusap rambutku.

"Dan aku Papa. Pa-pa." ayah Jeon muncul entah darimana dan mengeja didepanku.

"Hahaha, baiklah." aku hanya terkekeh melihat pasangan serasi dihadapanku.

"Kuliahnya sangat membosankan, Ma." seru Jungkook disampingku.

"Itu karena kau pemalas, Jungkook." sahut ibunya.

"Seharusnya kau juga kuliah." saran ayahnya dan mendapat anggukan setuju dariku.

"Benar, aku akan selalu berkuliah bersama gadis yang kucintai ini.
Pa, aku tidak ingin kuliah.
Tapi aku hanya ingin mengikuti (yn) kemanapun dia pergi." sahut Jungkook dan mengedipkan sebelah matanya padaku.

"Aish, apa-apaan itu?
Aku tidak perlu penjaga pribadi, Papa."

"Terserah, ini keinginan calon suamimu (yn).
Kau tidak bisa menolak keinginanku."

"Baiklah, Papa akan membicarakannya pada pihak kampusmu (yn)." sahut ayahnya dan mendapatkan seruan bahagia dari Jeon Jungkook.

"Ck, Mama..." aku mendesah manja kepada wanita cantik didepanku.

"Suamimu takut kehilanganmu, sayang.
Itu karena dia sangat mencintaimu."


Aku hanya mendesah kesal.
Tidak ada yang mendukungku ternyata.

Dengan menyebalkannya Jungkook menjulurkan lidahnya padaku.
Mengesalkan!

***

"Aku mencintaimu." desis laki-laki disampingku, setelah mesin mobilnya ia matikan.

"Aku juga." sahutku dan mengecup pipi kanannya.

"Tidurlah lebih awal dan mimpikan aku." ia mengusap rambutku.

"Em." aku mengangguk dan keluar dari mobilnya.


Jungkook tersenyum dan melambaikan tangannya dari jendela mobil dan melaju meninggalkanku didepan rumah.



Kakiku melangkah memasuki rumah.
Namun bukan rumahku yang kumasuki tapi rumah bernuansa pink ini.





Destiny | √ (revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang