1 - calum si autis

8.7K 1.1K 501
                                    

gua tau ini chapter panjang bet kek anj, tp baca dulu yea, syapa tw suka ehe.

btw, baca a/n dibawah yha, tenks.

Avila's POV

"Leo kripik kentang asli! lebih banyak, lebih puas!" nyanyi Calum mengejek nama orangtuaku yang disambung dengan tawaan teman-temannya.

"Eh, Cal! kaki gua kese-leo nih. Duh, sakit bet kese-leo." lanjut Luke dengan acting kakinya yang pura-pura sakit serta menekankan kata 'leo' di ucapannya, dan tentu saja Calum dan teman-temannya tertawa puas mendengar ejekan itu.

"Apaansi anjing!" balasku kesal.

"Yah, marah masa gitu doang anjeng. Udah-udah, cari yang laen, ganti-ganti gaasik yang ini." ucap Calum asal.

Calum memang anak yang paling menyebalkan di kelas. Bukan, Calum bukan badboy atau siswa yang populer di sekolah, dia hanya terkenal dengan keusilannya di kelas.

Calum juga bukan ketua genk atau tukang pukul sekolah, ia bisa dibilang normal-normal saja. Tapi kalau dikelas, Calum seperti menjadi panduan bagi anak-anak kelas, apapun yang dilakukan Calum akan diikuti oleh semua anak cowok di kelas.

Contohnya saja, saat itu Calum sedang menyukai beatbox, di hari esoknya semua anak cowok dikelas mulutnya bergerak non-stop menyenandungkan beatbox dari yang amatir sampai yang handal. Bahkan mereka adu beatbox untuk mengesankan Calum.

Yang kedua, Calum juga suka membuat permainan yang melenceng dari norma kemanusiaan, salah satu permainan yang ia buat adalah rollercoaster.

Jadi yang diperlukan hanyalah 1 bangku dan 1 orang duduk di bangku itu, lalu orang tersebut diikat dibangku dengan sebuah jaket. Setelah siap, Calum dan teman-temannya akan mengangkat bangku tersebut lalu bangku itu akan diputar 360° berulang kali sampai mereka puas. Mengerikan.

Tapi anehnya, mereka tidak pernah marah jika diperlakukan seperti itu oleh Calum, malah ada yang ketagihan untuk diputar-putar seperti itu.

Dan Calum, si pembuat permainan, jarang sekali menjadi korban dari permainannya sendiri. Tidak adil, tapi tidak ada yang pernah protes akan hal itu. Aku juga taktau kenapa.

Tapi walaupun sikapnya sangat menjengkelkan, Calum mempunyai kelebihan, sifat humorisnya sangat menyenangkan, ia juga pandai bermain bass, dan satu lagi, tampan. Membuat orang kadang susah marah dengannya.

"Sabar ya, Vi. Calum kan emang senga gitu orangnya. Mau lu apain juga dia gitu, kalo diladenin malah bikin capek hati." ucap Ashton yang tiba-tiba sudah duduk di sebelahku.

Aku tersenyum sambil mengangguk kecil membalas ucapannya, akhirnya ada cowo yang bersikap manusiawi ya di kelas ini.

"Gaikutan juga, Ash?" tanyaku iseng.

"Ah galevel gua mah kalo ngatain cewe, cowok asli, sorry." ucap Ashton menyombongkan dirinya.

"Jadi kalo Calum.." ucapku menggangtung. Seakan tau dengan kelanjutan ucapanku, aku dan Ashton pun tertawa bersama.

"Bersiap! Memberi Salam!" ucap ketua kelas kami tiba-tiba yang membuat semua anak-anak berhamburan kembali ke kursi masing-masing, termasuk Ashton.

Ya, tadi saat Calum dan teman-temannya mengejekku itu saat bel jam pergantian pelajaran, jadi pergantian guru juga, dan guru jam pelajaran ini baru datang sekarang.

"Selamat pagi, Bu!" ucap semua murid serempak.

"Ya, selamat pagi anak-anak. Hari ini sebelum memulai pelajaran saya, saya ingin menyampaikan pesan dari walikelas kalian. Bu Rini hari ini tidak bisa masuk karena ada acara, jadi nanti jam ke-5 dan ke-6 tidak ada pelajaran--"

"YES! Gaada IPS! Main rollercoaster lah!" teriak Calum kencang memotong Bu Alvi.

Bu Alvi hanya membalas ucapan Calum dengan tatapan sinis mematikannya, Calum yang melihat tatapan sinis Bu Alvi langsung pura-pura membaca buku yang membuat anak sekelas berbisik 'goblok calum' sambil terkekeh kecil.

"Ya, karena Bu Rini tidak masuk, jadi nanti kalian diberi tugas mengerjakan lks halaman 67-69 dan dikumpulkan di meja Bu Rini." ucap Bu Alvi.

"Oh iya, dan satu lagi. Ini ada denah baru yang sudah dibuat oleh Bu Rini kemarin, Bu Rini menitipkan ke saya, jadi kalian pindah sekarang." ucap Bu Alvi.

"Yes akhirnya pindah!"

"Gua duduk sama siapa ya?"

"Yah kok sekarang sih pindahnya."

Keadaan kelas menjadi gaduh karena pindah denah tempat duduk. Setiap kali pindah, pasti selalu seperti ini.

"Tidak ada yang ribut sembari saya menuliskan denah di papan tulis!" tegur Bu Alvi membuat kelas hening seketika.

"Nah, sekarang cari nama kalian, pindah sesuai denah yang ada, dan jangan ribut!" perintah Bu Alvi.

Aku mencari namaku dan aku menemukannya, di barisan paling kanan, ketiga dari depan. Ya aku cukup senang, karena tidak berada di paling depan. Tapi kesenanganku tidak bertahan lama karena melihat nama orang yang duduk denganku.

"anjing-kucing-sapi-babi-asu-jesu-dajjal-ketek-domba--" umpatku kesal.

Aku duduk bersama Calum Hood.

Aku menengokkan kepalaku ke arah Calum, dan ternyata ia sudah melihat kearahku terlebih dahulu dengan cengiran dan kedua jempolnya diangkat ke atas.

Entahlah, dengan melihat responnya, aku tau kalau akan buruk jadinya kalau aku sebangku dengannya. Aku kasihan dengan diriku sendiri.

Aku mengambil tasku dengan malas, berjalan ke arah tempat dudukku yang baru, aku memilih untuk duduk di sisi kanan, jadi aku di dalam dan Calum nanti di kiri atau di luar. Tak lama kemudian, datanglah Calum. Ia menaruh tasnya asal di lantai, lalu memposisikan gaya duduk yang paling nyaman.

"Jadi, Vi. Gua mau ngomong." ucap Calum tiba-tiba menatap kedua mataku lekat-lekat. Aku menautkan kedua alisku bingung.

"Leo kripik kentang tuh rasanya enak banget ya." ucap Calum lalu terkekeh.

belum 2 menit aja udah begini,
sedangkan pindah tempat duduk masih sebulan lagi.



















halo semua
ini fanfict pertama gua
mudah-mudahan suka ya.
btw maaf ya kalo namanya banyak yg sama kayak di troublesome boy :(
tapi ini ceritanya gaada sangkut-pautnya sm itu kok.
vomments ya, love you♡

sekelas [cth]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang