23b.Biarkan Aku Mengenalmu yang Menjadi Kadonya

7K 377 10
                                    

Double update! ;) sorry for typo(s) and happy reading!

~~~

Seorang gadis tampak beradu mulut dengan teman lelakinya. Dia mengacungkan benda yang kini rusak terbelah dua. Wajahnya memerah menahan amarah juga tangis.

"KAU MERUSAK TUGASKU!"

Seorang wanita muda datang di antara mereka dengan gelengan kepala kecil. Dia sendiri tidak mengerti kenapa remaja laki-laki yang terpaut empat tahun dari adiknya itu bisa mendapat masalah dengan adiknya. Dia menonton dengan geli saat adiknya menolak dekapan remaja itu.

"Yoas menyebalkan! Kau anak kuliahan tidak akan mengerti lelahnya aku mengerjakan tugas dari si gendut itu!" Gadis kecil itu memukul ganas remaja bernama Yoas itu. Amarahnya lebih besar dari rasa sayangnya saat ini mengingat dua malam dia lewatkan untuk menyelesaikan tugasnya. Dan sekarang rusak tidak berarti karena kecerobohan Yoas.

"Ada apa ini?"

Suara bariton mengejutkan wanita yang sedari tadi hanya menonton. Dia menahan pria itu masuk dan bertanya lebih lanjut kepada mereka. Senyum jenaka wanita itu sedikit banyak menjelaskan keadaan.

Elusan dan juga pelukan dari Yoas membuat kemarahan gadis kecil itu perlahan menyurut. Dia melepas pelukan mereka. Dengan cepat gadis itu menyeka air matanya yang tersisa.

"Aku maafkan jika kau mau membantuku memperbaiki ini."

Suara tegas setengah merajuk itu mau tak mau membuat Yoas terkekeh. Dia mengusap lembut rambut gadis itu yang dihadiahi cebikan kesal.

"Jadi kau mau membantu atau tidak?"

Yoas tersenyum, "Kau mengenal diriku dengan baik, bukan?"

~~~

Hujan yang tiba-tiba mengguyur ibukota membuat Elly terbangun dari lamunannya. Dia menatap jalanan yang sedikit macet malan ini, lalu kemudian menghembuskan nafas lelah. Rasanya dia sudah sangat merindukan kasur dan coklat panas langganannya disaat seperti ini.

Alunan musik membuat Elly semakin terhanyut dengan pikirannya.

Tangannya meremas ponsel yang sedari tadi bergetar. Benda itu tidak berhasil menarik perhatiannya walaupun layarnya sudah berkedip puluhan kali memunculkan sebuah nama yang sama.

William.

Untuk pertama kalinya dia merasa bahwa William tidak bisa menjadi sandarannya disaat sulit. Karena bagaimana bisa disaat dia goyah karena perkataan pria tadi?

Sedangkan Michael duduk gelisah melirik Lunanya yang hanya diam menatap rintik hujan. Kepalanya dipenuhi dengan pertanyaan khawatir William. Dia memang berkata semua baik-baik saja, namun Michael yakin alphanya itu merasakan hal lain dari dirinya. Menurutnya ketenangan Elly merupakan keanehan yang bisa dirasakan juga oleh William.

Karena tidak mampu menahan kegelisahannya, William meminta betanya itu untuk putar arah menuju apartemennya. Michael mengangguk mengerti, kemudian melirik Elly yang tidak terusik sedikitpun. Dia merasa wanita itu bahkan tidak menyadari bahwa mereka bukan lagi nenuju apartemennya. Mata itu memang menghadap ke depan, tapi pikirannya entah kemana.

~~~

"Aku menyerah."

Kalimat itu terlontar setelah beberapa saat hening.

Ruangan itu sedikit remang. Bukan karena pemilik bagunan itu tidak mampu, tapi itulah keinginannya. Mungkin menurutnya begitu lebih baik daripada terang benderang tapi yang dirasakannya hanya sepi dan kosong. Dengan kata lain, dia berusaha untuk menciptakan delusi.

Stupid Alpha's LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang