"Non, ini mau di masak apa?" tanya Ebie menunjukan ikan filet.

"Di panggang aja Bie, kasih sedikit garam dan manggangnya jangan pakai minyak, pakai sedikit mentega," ujar Prilly sambil menutup kancing bajunya karena El sudah selesai menyusu.

Prilly menggendong El berjalan ke dapur. Ali sudah selesai minum lalu mengambil El dari gendongan Prilly dan mengajaknya pergi ke kamar.

"Sayurannya seperti biasa, cuma di rebus sama garam dikit." Ebie memang sudah tahu betul bagaimana keluarga kecil ini selalu memperhatikan makanan yang akan mereka konsumsi.

Mengingat penyakit yang pernah Ali derita dan belajar dari pengalamannya dulu saat bersama Al membuat Prilly sekarang terbiasa dengan menu sehat.

"Iya, Bie. Aku mandi dulu ya. El biar aku yang mandiin." Prilly menyusul Ali dan El ke kamar mereka.

Saat Prilly membuka pintu terlihat Ali sudah menemani El bermain di atas ranjang tempat pergulatan mereka semalam. Prilly tersenyum sambil menghampiri ranjangnya.

"Honey lihatlah anakmu, dia juga sangat bahagia bisa berada di samping Ali." Prilly membatin memperhatikan Ali dan El tertawa hingga terpingkal-pingkal saat Ali menggelitikinya.

"Pa, sudah jangan digitukan nanti El bisa ngompol," tegur Prilly sambil membereskan bantal dan guling.

Ali menghentikan gelitikannya namun sepertinya El justru yang menggoda Ali, ingin membalas menggelitikinya. Namun tak berpengaruh, karena tangan mungil El tak terasa di tubuh kekar Ali. Tak hentinya gelak tawa memenuhi kamar membuat hati Prilly ikut bahagia.

"Sudah ... Papa ajak El mandi. Kita bersiap ke kantor. Katanya kamu ada meeting di kantor?" tukas Prilly menarik selimut dan bed cover untuk dibereskan.

Ali mengangkat El dari atas ranjang, bukannya masuk ke dalam kamar mandi, mereka justru pindah bermain di sofa. Sudah menjadi pemandangan biasa bagi Prilly. Hampir setiap pagi, dia selalu harus mengomel dan cerewet karena ketika Ali sudah bersama El tak henti-hentinya mereka bercanda membuat pekerjaan lainnya terlupakan.

"Papa ... El, mandiiii!" seru Prilly mulai gemas melihat perintahnya yang tadi tak di acuhkan Ali dan El.

"Sebentar," bantah Ali masih asyik bercanda dengan El.

"Papa, nanti kita ke kantor terlambat. Belum nanti kamu antar aku sama El dulu." Prilly selesai membereskan tempat tidur lalu berkacak pinggang menatap Ali dan El tajam.

"Iya ... iya Mama bawel." Ali segera mengangkat El sambil terkikik entah apa yang mereka tertawakan.

Prilly menghela nafas dalam setelah Ali dan El masuk ke dalam kamar mandi.

"Harus menyiapkan ekstra kesabaran menghadapi mereka," gerutu Prilly sambil mencari baju ganti untuk El dan Ali di lemari.

Inilah kebahagiaan yang telah menyelimuti keluarga kecil mereka setiap hari. Amarah dan rasa sebal bukan lagi menjadi masalah namun sudah menjadi kebahagiaan tersendiri bagi mereka.

***

***

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
TAKDIR (Komplet)Where stories live. Discover now