#07

18.3K 1K 41
                                    

Aku benar-benar membeku.

Seolah kedua mata makhluk yang mengerikan itu tengah menghipnotisku. Sia-sia saja aku bersiap untuk kabur karena nyatanya, aku bahkan tidak mampu menggerakan sedikitpun kedua kakiku.

Tubuhku gemetar hebat sementara suaraku seolah tercekat di tenggorokanku.

Tidak...

Makhluk itu perlahan bergerak ke arahku. Apakah itu seekor serigala jadi-jadian?- entahlah karena aku sama sekali tidak peduli. Yang aku mau saat ini adalah, aku memejamkan mataku sejenak lalu membukanya kembali dan...

Sial aku tidak bermimpi rupanya!

"Grrrr"

Bagus, sekarang serigala itu menggeram padaku. Setelah ini aku sangat yakin kalau aku akan berubah menjadi steak mentah untuk makanan pembukanya atau justru penutupnya.

Aku berusaha menggerakan bibirku dengan susah payah, hingga akhirnya aku berhasil mengeluarkan suaraku. "Ja-ngan..."

"Alana, my dear"

Kedua matakuku nyaris melompat keluar. Apa aku tidak salah dengar, makhluk ini baru saja berbicara dan menyebut namaku?!

"Siapa kau, kenapa kau bisa-", aku benar-benar tidak sanggup melanjutkan ucapanku.

Makhluk itu memutari tubuhku sambil menatapku dengan kedua mata besarnya yang mengerikan. "Aah, jadi kau sudah lupa padaku."

Peluh mulai mengalir dari keningku. Makhluk ini bahkan lebih tinggi dari pinggangku. Dan bulu-bulu hitamnya yang tertiup angin seolah berusaha menggapai kulitku.

"Aku tidak tahu siapa kau, bebaskan aku!", Oh great. Sikap sok beraniku sepertinya akan membuatku menggali kuburku sendiri.

Ketika makhluk itu memamerkan taringnya yang amat mengerikan, jantungku seolah jatuh ke tanah. Oh Tuhan, jika ini hanya mimpi mohon biarkanlah aku bangun. Mengapa hari ini aku seolah di paksa untuk bertemu dengan hal-hal yang tidak pernah terbayangkan olehku.

"Tentu saja kau melupakanku, ini semua karena 'dia', dialah yang membuatmu menjadi seperti ini!", makhluk itu kembali menggeram.

Aku benar-benar tidak mengerti apa maksudnya. Makhluk ini tiba-tiba saja datang dan bersikap seolah kami saling mengenal. Meski sesungguhnya aku sama sekali tidak ingat pernah berkenalan dengan makhluk sepertinya.

"Kumohon, lepaskan aku. Kita tidak saling mengenal, k-kau hanya salah orang kurasa...", semoga.

Makhluk itu mendekatkan hidungnya kepadaku seolah tengah mengendus tubuhku. Membuatku tersentak. "Apa yang kau lakukan?!", jeritku.

"Kau adalah 'dia' Alana. Aku tidak mungkin salah mengenalinya."

Entah mengapa, semakin aku menatap kedua mata besar itu, hatiku seakan teriris. Seolah aku memang memiliki ikatan yang kuat dengan makhluk ini. Dan perasaan ini, aku pernah merasakannya saat aku bersama-

"Zeroone...", gumamku. Mungkinkah makhluk ini adalah pria itu?!

Makhluk itu mendengus dan membelakangiku. "Jangan pernah menyamakanku dengan makhluk hina itu." Tegasnya.

"Lantas siapa kau?! Mengapa kau menyebut Zeroone sebagai makhluk hina?", aku berusaha meronta. Berharap dengan ini tubuhku akan bisa kembali bergerak.

"DIA MEMANG HINA!", makhluk itu setengah mengaum. Tatapannya terlihat berkilat penuh kemarahan padaku. "dia tidak seharusnya masih berada di dunia ini. Kau akan tahu nanti seperti apa dirinya yang sesungguhnya."

Mr. GentlemanWhere stories live. Discover now