#01

34.3K 1.2K 11
                                    

CTARR

"ARGH!"

Inilah konsekuensi yang harus kuterima.

CTARRR

"ARGHH!!"

Punggungku bahkan terasa melepuh akibat perih dari setiap cambukan yang mendarat di punggungku.

"YOU BETRAYED US!! AND YOU MUST GET PUNISHMENT! FROM NOW, YOU'RE ZEROONE."

Teriakan dari sang punisher yang menggema seantero ruangan membuatku terhenyak.

Zeroone eh...

"FEEL THIS, ZEROONE!"

Aku menjerit untuk yang ke sekian kalinya ketika besi panas itu ditempelkan di kulitku.

"ARGHHHH!!"

Aku bahkan sudah tak mampu mengucapkan kata maaf lagi.

"Please... just, kill me..."

Hanya satu kalimat ini sebagai permintaan terakhirku. Aku ingin mati. Aku tidak ingin terus berada di tempat yang bagaikan neraka ini.

BUGH!!

Lagi, aku kembali mencicipi darahku sendiri. Tak puaskah mereka menyiksaku. Tidakkah mereka sedikit iba padaku. Atau setidaknya, sudah lupakah apa yang telah kulakukan selama ini untuk mereka.

"You know what is this?"

Tidak.

Aku hanya bisa membelalak tak percaya saat kulihat Oldman membawa sebuah masquerade dengan warna yang berbeda dengan yang biasa kugunakan.

Menggeleng pun percuma. Seperti yang saat ini kulakukan, Sang Oldman hanya akan semakin menyiksaku. Memberikan tendangan bertubi-tubi ke wajahku dengan ujung sepatunya yang lancip.

"From One to Zeroone" sang Oldman terkekeh sambil menarik rambutku kuat-kuat. "As you know dear, this masquerade is your new identity."

***

Praha, 1997.

"Alana!"

Teriakan sahabatku membuatku tersadar dari lamunan. "Ups, sorry Hellen." balasku sambil terkekeh.

Aku kembali mengecek kamera milikku yang seharusnya kugunakan untuk memotret kedua sahabatku.

"Lana, come on dear. Kita sudah satu jam dan aku sudah sangat tidak nyaman dengan gaun pengantin yang berat ini!" Lagi. Untuk yang ke sekian kalinya, Hellen mengomel padaku.

Yang bisa kulakukan hanyalah tersenyum sambil kembali memfokuskan lensa kameraku pada Hellen dan Johny. Pasangan gila yang tidak lama lagi akan melangsungkan pernikahan.

Aku memberikan aba-aba dengan jariku. Dan yup, akhirnya aku bisa kembali berkonsentrasi.

Sejujurnya, sangat berat bagiku untuk kembali menginjakkan kaki di tempat ini.

Praha.

Disinilah aku sekarang. Kota yang selalu membuatku teringat akan kenangan pahit bersama Travis. Mantan tunanganku yang telah meninggal.

See... bahkan hanya karena aku tanpa sengaja mengingatnya air mataku mendadak jatuh begitu saja. Haha, syukurlah kamera besar ini berhasil menutupi wajahku.

"LANA AWASS"

Lagi-lagi Hellen menjerit. Dan kali ini untuk memperingatkanku, meski nyatanya terlambat.

Mr. GentlemanOnde histórias criam vida. Descubra agora