#02

25.4K 1.2K 27
                                    

Apakah aku benar-benar akan berakhir di tempat ini. Tersudut dan terkurung di antara dua pria asing menakutkan yang menatap lapar padaku.

"Jangan sentuh aku!" Aku berusaha menepis tangan yang begitu lancang berani menyentuh payudaraku.

Dengan terisak berusaha mempertahankan bajuku agar tidak koyak akibat cengkeraman tangan-tangan besar para bajingan itu.

Aku berusaha kabur tapi mereka kembali meraihku. Menarik rambutku kuat-kuat.

Oh Tuhan. Sakit. Rasanya sangat menyakitkan.

"AKH!"

Tubuhku ambruk ke tanah. Tertahan oleh berat tubuh salah satu dari mereka yang menindihku.

"Hei nona, bukankah kedatanganmu ke tempat ini untuk mencari kepuasan?"

Air mataku mulai mengalir. Entah apa yang mereka maksudkan.

"Kumohon... lepaskan aku. Aku kesini hanya untuk mengembalikan barang." Kembali aku menghiba pada para bajingan ini.

Pria yang tengah berdiri sambil menatap kami mengerutkan keningnya. "Barang?"

Aku mengangguk. Mencoba meraih benda itu dari saku kemejaku. Benda berkilau yang ku yakin terbuat dari emas asli.

Pria yang menindihku terbelalak dan menyingkir seketika. Kemudian merebut benda itu dari tanganku.

"Siapa kau?!" Tanya pria yang satu lagi.

Susah payah aku berusaha bangkit. Meraba-raba dinding batu untuk membantuku berdiri.

"Bagaimana kau bisa mengenal Zeroone?!" Desisnya lagi. Ekspresinya penuh kekagetan.

"A-aku..."

"Maafkan kami nona." Kata yang lain tiba-tiba.

Aku terdiam. Apa aku tidak salah dengar. Pria yang baru saja menindihku dan nyaris memperkosaku kini malah meminta maaf.

"Kami akan mengantarkan anda ke tempat dia berada." Ujarnya lagi.

Dan aku benar-benar terhenyak. Gentleman01 adalah Zeroone. Apakah itu sebuah nama, atau hanya alias.

"Bisakah aku hanya menitipkan benda itu pada kalian." Ya, kurasa ini langkah yang benar.

Tetapi rupanya tidak berhasil. Karena mereka malah mengembalikan benda itu ke tanganku dengan wajah pucat sambil menggelengkan kepala.

"Benda ini tidak boleh ada di tangan kami. Anda lihat."

Keduanya memperlihatkan masing-masing tato angka yang berbeda dan tersembunyi di sisi jemari mereka.

Aku mematung.

Ada apa ini. Siapa sebenarnya mereka. Kenapa mereka juga memiliki tato yang sama dengan Gentleman01.

"Kumohon nona, anda hanya cukup ikut kami dan mengembalikan benda ini langsung kepada pemiliknya."

Sungguh aneh. Kini mereka bahkan memohon padaku. "Kenapa aku harus melakukannya? Aku tidak mengenal siapa Zeroone. Aku kesini hanya untuk mengembalikan-"

"Karena ini adalah rules yang harus kami patuhi. Kami akan mendapat sangsi jika kami ketahuan menyentuh benda yang bukan milik kami. Terlebih benda itu adalah miliknya." Keduanya saling bertatapan.

Aku berusaha meyakinkan mereka kembali tetapi mulutku kembali bungkam saat mendengar apa yang selanjutnya mereka ucapkan.

"Kami dan juga nona akan mati jika benda ini tidak segera kembali ke tangan pemiliknya", mereka terlihat panik. "Kami mohon nona agar segera mengikuti kami sebelum Zeroone mulai menjalankan tugasnya."

Mr. Gentlemanजहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें