Prolog

43.2K 1.5K 10
                                    

Pria itu berdiri. Membuatku tampak begitu kecil ketika berhadapan dengannya. Aku bahkan tidak bisa melihat melewati punggung pria itu jika aku tidak berjinjit dan mengenakan heels. Dan bahunya, kurasa akan sangat terasa nyaman jika aku bisa bersandar disana. Oh shit, rupanya aku sudah terkontaminasi. Aku tidak seharusnya berlama-lama di tempat ini.

Pria itu kembali membuka mulutnya. Mengucapkan sebuah kalimat lambat-lambat. "Atas kebaikan hatimu, izinkanlah aku memberikan satu malam yang indah untukmu nona."

Aku terbelalak. Otot-otot kakiku mendadak lemas seketika. Syukurlah pria itu segera menangkapku. Tidak, seharusnya aku tidak boleh bersyukur. Kembali aku berusaha berdiri tegak dan ku dorong dada bidang yang terasa keras itu dengan telapak tanganku.

"T-tidak perlu, terima kasih." jawabku berusaha menolak dan aku buru-buru meninggalkan tempat itu. Terus berlari menerobos kerumunan orang yang berada dibawah tangga. Kuabaikan juga tiga orang penari striptis pria yang kini sudah tak mengenakan sehelai benang pun.

Aku harus meninggalkan tempat ini. Segera, sebelum aku benar-benar terhipnotis dan menerima tawaran pria itu.

Tak kupedulikan teriakan seseorang dibelakangku yang sepertinya memanggilku. Karena yang ada di pikiranku kini hanyalah aku harus terus berlari. Sebelum aku benar-benar melupakan sosok Travis karena godaan yang menggiurkan dari pria tadi.

Aku menghentikan langkahku tepat di dekat bangku taman yang terletak diantara deretan pohon besar yang cukup rimbun. Kenapa aku berhenti, entahlah. Yang jelas aku ingin melihatnya lagi, sekali ini saja.

Apakah ia masih berada disana...

Kuputuskan untuk kembali menoleh. Melihat ke arah balkon gedung tua itu. Untuk kembali melihatnya. Yang masih berdiri dengan arogan sambil menatap ke arahku, dari balik masquerade hitamnya.

Salahkah jantung ini, yang begitu membangkang dan terus berdebar hanya karena sedikit bersentuhan dengan pria itu. Oh Tuhan, bahkan siluet tubuhnya di bawah keremangan cahaya bulan begitu indah. Begitu proposional, begitu ramping, begitu menggoda. Gentleman, entah mengapa segalanya tentang dirimu... mampu membangkitkan hasratku, yang telah lama mati.

Mr. Gentleman. Adalah sebutan dariku, untukmu yang tak bernama.

- Story by Zeroone.lps -

Mr. GentlemanWhere stories live. Discover now