Cemburu nih......

14.6K 1.4K 78
                                    

Eneng Laras in the house!.... sapa yg masih nunggu? Okeh langsung ajah...enjoy!

Laras mengamati semut merah yang dengan rapinya berbaris membawa sebuah cuilan roti manis yang sedang dimakannya. Dengan sangat serius dia memperhatikan bagaimana semut-semut itu membawa cuilan yang berkali-kali lipat berat tubuh mereka, tetapi dengan teratur tetap berada di dalam barisannya menuju ke tempat sampah yang menempel di dinding. Mungkin sarang mereka ada di dekat situ.

"Ih ... Neng Laras teh, ngapain?"

Sebuah suara mengagetkan Laras yang spontan berdiri dari posisi jongkoknya, dan mendapati Mang Sopian, OB kantor, yang sedang mengamatinya dengan heran. Di tangannya ada sebuah pengki dan sapu. Saat itu Laras memang bukan berada di mejanya, tapi di pantry, sedang menikmati sarapannya yang berupa roti manis, sisa pemberian Adrian kemarin.

"Mang Sopian ngagetin Laras ajah," sungutnya. Dia kembali berjongkok dan meneruskan kegiatannya.

"Eh kok malah jongkok lagi? Neng ... Mamang mau sapu lantainya inih ...." Mang Sopian mengomel.

Laras mengibaskan tangannya. "Ya udah sapunya tempat lain dulu. Lagian kan Mamang biasanya belom dateng, kenapa kepagian hayooo ...."

"Ah si Eneng mah nyindir... gimana Mamang enggak mau pagian, lah tiap Mamang dateng si boss udah di ruangannya. Gak enak atuh ... nyapu-nyapu sementara si Boss duduk ..."

Laras nyengir. "Iya juga sih ya, Mang. Emh ... kalo gitu Mamang sapu tempatnya Pak Boss dulu gih ... di sini nanti aja ...."

"Hadeh ... sudah beres dari tadi Eneng. Ya sudah, Mamang sapu tempatnya Eneng dulu, ya."

Laras menyatukan ujung jari telunjuk dengan jempolnya membentuk huruf o. "Okey."

Beberapa saat sepi sepeninggal Mang Sopian. Laras pun kembali meneruskan kegiatannya mengamati semut-semut merah yang membuatnya kagum itu.

Hari memang masih sangat pagi, tetapi akhir-akhir ini beberapa karyawan jadi suka ikut datang pagi juga karena sang big boss, Adrian, selalu datang lebih cepat dari mereka. Yang tidak diketahui mereka adalah, Adrian datang lebih pagi bukan karena keinginan untuk memberikan teladan pada karyawannya, tetapi karena berniat untuk menemui kekasih hatinya, Laras, yang selalu datang sangat pagi, dan sampai saat ini masih belum menyadari perasaan boss-nya itu.

"Lagi apa, Ras?"

Laras kembali terkaget dan melonjak berdiri. Dilihatnya Adrian sedang berdiri di ambang pintu pantry, memandangnya dengan tatapan ingin tahu.

Spontan Laras jadi salah tingkah.

"Mmm ... anu ... Laras lagi itu .... " dia menggantung kalimatnya dengan bingung. Masak iya dia bilang kalau dia sedang mengamati semut?

"Lagi apa?" Adrian menghampiri, dan melihat ke arah yang tadi diperhatikan Laras dan mengerutkan kening karena tidak melihat ada apa-apa selain barisan semut merah.

"Apa yang barusan kamu perhatikan?" Tanyanya heran.

Laras nyengir malu. "Itu ... mmm ... Laras lagi lihat semut, Pak," jawabnya sambil menggaruk kepalanya dengan tangan kiri.

Adrian mengangkat alisnya, dan untuk beberapa saat Laras menunggu pria itu mentertawakannya, tetapi  Adrian malah berjongkok dan memperhatikan barisan semut itu.

"Apa yang menarik dari semut-semut itu?" Tanyanya bingung.

Laras tertegun sejenak, lalu berjongkok juga dan kembali memperhatikan barisan semut itu.

"Semut-semut itu inspirasi, Pak. Mereka kecil, tapi kuat dan rajin. Pak Adrian tahu enggak? Heminoptera sanggup mengangkat beban 1000 kali berat tubuhnya. Dan biarpun kecil, mereka rajin dan teroganisir, mereka enggak perlu diperintah, karena mereka sudah tahu tugas masing-masing dan mengerjakannya dalam kelompok yang kompak. Liha ... mereka berbaris dengan rapi, padahal tidak ada pemimpinnya. Mereka cuma perlu satu pemimpin, yaitu ratu ... dan barusan Laras penasaran, mereka menuju kemana. Pastinya mereka kan menuju ke sarang, nah ... Laras pingin tahu dimana sarangnya, Pak," jelasnya panjang lebar.

My Morning Sunshine (Sudah Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang