Diah Ayu Kinanti

14.5K 1.3K 59
                                    

Apdet revisi hari ini..

Enjoy......

Anthony memasuki ruang kerjanya dengan lesu, lalu meletakkan tasnya di atas meja. Tubuhnya terasa lelah bukan main, dan dia sangat tidak ingin bekerja hari ini. Masalahnya, perusahaan yang menjadi tanggung jawabnya akan memberikan laporan dalam rapat dewan direksi, dan sebagai penanggung jawab, dia wajib hadir.

Disandarkannya punggungnya ke sandaran kursi yang tinggi, dan dipejamkannya matanya. Bayangan kejadian kemarin sore kembali melintas di benaknya.

Setelah menurunkan Laras, Anthony tidak langsung meneruskan perjalanannya. Sebagai gentleman, dia merasa bertanggung jawab untuk memastikan gadis itu pulang dengan selamat, atau minimal mendapatkan kendaraan untuk meneruskan perjalanannya. Jadi dia menjalankan mobilnya di pinggir dekat trotoar pelan-pelan sambil mengawasi Laras yang berjalan dengan langkahnya yang seperti melompat-lompat, dan dia menggerutu sedikit saat tahu Laras menuju ke belokan fly over. Karena itu berarti dia harus berputar nanti.

Alangkah herannya Anthony saat melihat sebuah mobil, yang dia kenali sebagai mobil Adrian, berjalan menepi dan kemudian Laras masuk ke dalamnya. Karena penasaran, Anthony pun mengikuti mobil itu, dan benar saja, ternyata memang Adrian yang ada di dalamnya.

Anthony lebih tertegun lagi,  saat melihat kakaknya yang terbiasa sangat dingin pada wanita itu, menggandeng tangan Laras. Namun, saat Anthony melihat tatapan Adrian pada gadis mungil itu, dia pun menyadari, kakaknya itu jatuh cinta pada Laras.

Anthony terguncang. Menyadari kalau dia telah kecolongan. Bagaimana mungkin dia tidak menyadari perubahan yang terjadi pada Adrian akhir-akhir ini? Bukankah Adrian telah memperlihatkan banyak keanehan belakangan ini?

Mulai dari cara bicaranya yang sangat beda pada Laras, lalu senyum mahalnya yang sering muncul saat berada dekat gadis itu, dan yang paling mencolok adalah kebiasaannya menghilang untuk makan siang di jam ....

Anthony tertegun. Tentu saja, jam menghilangnya Adrian sama dengan waktu makan siang Laras yang bergantian dengan rekannya. Kenapa dia tidak pernah terpikir ke arah sana? Tapi ... mengingat Laras bukanlah tipe wanita yang sering beredar dalam lingkungan kehidupan Adrian dan juga dirinya, tentu saja hal itu tidak terbersit sedikitpun di benaknya. Gadis itu terlalu asing untuk dunianya dan Adrian, jadi mana terpikir olehnya kalau gadis itu bisa menyabotase dan mengubah kebiasaan Adrian begitu saja.

Anthony terkekeh sendiri. Ada rasa getir timbul di benaknya. Saat dia mulai tertarik pada seorang perempuan setelah masa selibatnya yang cukup panjang, ternyata dia kalah cepat. Bukan main!

Berat Anthony menghela napas. Mungkin sebaiknya dia mematikan saja benih-benih rasa sayang yang mulai muncul dalam hatinya, karena meskipun yakin kalau dia tidak sedang jatuh cinta pada Laras, tapi bisa saja hal itu terjadi bukan? Karena Adrian yang begitu kaku dan dingin saja bisa tergerak oleh keceriaan Laras, apalagi dirinya yang masih jauh lebih normal dari Adrian?

Tiba-tiba saja Anthony bersin dengan kerasnya, dan dia merutuk. Sial! Gara-gara penasaran mengikuti Adrian dan Laras kemarin, dia terlambat menemui beberapa koleganya, ditambah perasaannya yang kacau, dia malah jadi kebanyakan minum dan tiba larut malam di rumahnya. Tepat saat bangun pagi, dia sudah terkena flu berat.

Bunyi ketukan pintu membuat Anthony mendongak dan melihat Anita yang berdiri di ambangnya sambil tersenyum manis.

"Pak Anthony ingin bicara dengan saya?" Tanyanya.

Anthony tersenyum lebar, dan memberikan tanda pada wanita cantik itu untuk masuk.

"Ya, Nita. Masuklah ... sini, duduk di sini," Anthony bangkit dan berjalan ke sofa sambil mengajak Anita untuk mengikutinya.

My Morning Sunshine (Sudah Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang