What a mess........(part 2)

14.4K 1.4K 41
                                    

Vera menghembuskan napas yang sejak tadi ditahannya karena rasa tegang. Dia sadar, dia sudah melakukan sebuah sebuah tindakan gila dengan mengancam pria berkuasa seperti Adrian, tetapi dia tidak tahu lagi harus melakukan apa. Pria itu tidak pernah menganggapnya ada, dan itu sangat melukai harga dirinya. Belum lagi perkataannya tentang upah karena sudah menidurinya, yang membuat Vera makin merasa terhina.

Dipukulnya roda kemudi dengan gemas. Sebenarnya, apa sih yang ada dalam kepala pria sombong itu? Bagaimana mungkin wanita seperti dirinya, yang selama ini tidak pernah ditolak oleh siapapun, seperti tidak berarti sama sekali di mata Adrian? Apakah pria itu sudah berubah haluan? Tidak mungkin! Mereka pernah tidur bersama dan jelas Adrian membuktikan kalau ia lebih layak disebut jantan dibanding semua laki-laki yang pernah bersamanya. Kehebatan pria itu di ranjanglah, yang membuatnya menginginkan lebih, bahkan sejak Adrian masih dalam status menikah dengan Mariska, adik kembar Vera, sementara Vera sendiri berstatus istri orang.

Diliriknya spion depan mobilnya, dan dengan dahi berkerut dia memperhatikan hidungnya yang mulai terlihat berkilat karena keringat. Dia mendengus jengkel, lalu menyeka hidungnya dengan tissue, dan mengeluarkan kotak bedak mahalnya. Dengan cermat disapukannya bedak mahal itu di hidungnya yang mancung sempurna.

Terlahir di keluarga kaya, dengan ayah yang super oportunis, Vera terbiasa hidup dalam kemewahan, sekaligus dalam pola pikir yang sempit. Dia harus mendapatkan apapun yang dia mau, kecuali kebebasannya memilih suami. Saat usianya 21 tahun, ayahnya menjodohkannya dengan seorang asing, investor untuk perusahaannya yang saat itu memang membutuhkan dana segar dalam jumlah besar. Padahal saat itu Vera sudah memiliki kekasih, Anthony, yang merupakan adik kelasnya di universitas, yang berusia tiga tahun lebih muda.

Setelah menikah, Vera masih meneruskan hubungannya dengan Anthony, yang rela mengorbankan segalanya demi bisa bersama wanita yang dicintainya itu, termasuk dibuang dari keluarganya karena memilih untuk merusak nama baik Smith dengan menjadi selingkuhan seorang wanita yang terikat pernikahan.

Namun, saat Mariska mengenalkan tunangannya, yang ternyata adalah kakak Anthony, Adrian, dalam sebuah pesta yang diadakan oleh suaminya, Vera menyadari kalau untuk pertama kalinya dia menginginkan seorang pria melebihi apa pun. Dia menginginkan Adrian, dan saat dia menginginkan seseorang, maka tidak ada yang bisa menghalanginya. Tidak statusnya, adik kembarnya, Mariska, bahkan Anthony yang sudah mengorbankan segalanya untuk dia.

Di pesta pertunangan Mariska dengan Adrian,  Vera menipu Adrian dengan membuat pria itu berpikir kalau dirinya adalah Mariska, dan menjebaknya untuk tidur bersama saat Adrian mabuk. Vera mengira kalau dia hanya menginginkan Adrian untuk menjadi miliknya satu malam saja, tetapi ternyata dia salah. Dia menginginkan pria itu untuk menjadi miliknya selamanya!

Tentu saja semua tidak semudah yang diharapkannya. Walaupun pernikahan Adrian dan Mariska hanya berumur pendek karena adiknya itu tewas dalam sebuah kecelakaan setahun setelah menikah, tetapi suami Vera tidak melepaskannya begitu saja. Lagi pula, ada Anthony. Pria yang disakitinya. Jadi Vera pun menunggu, dan saat ini, adalah saatnya. Dia tidak akan menyerah untuk mendapatkan Adrian.

Dengan puas Vera menatap tampilan dirinya di spion, dan dia tersenyum.

"Let's see Adrian. Apa kamu bisa melepaskan dirimu dariku?" Lirihnya pada diri sendiri.

****************************?******

Laras melirik ke jam besar yang tergantung di dinding putih seberang meja resepsion tempatnya bertugas. Waktu sudah menunjukkan pukul 13.25 WIB, dan Dian masih belum juga kembali. Waktu makan siangnya sudah tersita lumayan banyak, dan sekarang dia benar-benar merasa lapar. Dengan berat Laras menghela napas.

Sejak Vina digantikan Dian untuk bertugas di meja resepsion lobby bersama Laras, wanita itu sering seperti ini, melewati waktu istirahat yang seharusnya, tanpa peduli kalau ada orang lain yang juga harus makan siang. Sebagai karyawan baru, tentu saja Laras tidak berani protes untuk tindakannya itu, meski kalau bisa jujur, Laras sebal setengah mati karena harus menahan lapar lebih lama karena kelakuan Dian itu.

My Morning Sunshine (Sudah Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang