Goodbye Happiness

Start from the beginning
                                    

"Lena...?"

Lena kemudian menatap Romeo dengan tatapan memohon, Lena mencoba menormalkan nafasnya.

"Bawa aku..... Bawa aku pergi dari sini ku mohon..."

Melihat Alena yang sangat ketakutan seperti ini membuat Romeo khawatir dan segera merengkuh pinggang Alena dan menggiringnya masuk menuju pintu mobilnya yang kebetulan tak jauh dari tempat mereka bertubrukan tadi.

Didalam mobil Alena masih berulang kali melihat arah spion pintu mobil, melihat apakah Haikal mengetahui Lena memasuki mobil ini atau tidak. Kemudian ia menghembuskan nafasnya lega saat melihat tidak ada tanda tanda Haikal yang mengejarnya.

"Kau kenapa Lena..?" tanya Romeo membuat Lena terkaget saat sedang mengusap dadanya dengan lega.

"Hah?? Aku?? Aku... eee.. tidak apa apa.." ucap Alena kaku dengan nada yang sedikit kaget karena pertanyaan Romeo yang sangat tiba tiba.

"Tidak apa apa? Padahal lima menit yang lalu kau seperti orang tertangkap basah sedang mencuri sesuatu.." Romeo menyetir mobilnya dengan santai lalu menatap Lena dengan tatapan curiga "Kau tidak sedang mencuri sesuatu di supermarket tadi kan?"tanyanya lagi saat tak ada jawaban apapun dari Lena.

Lena membelalakan matanya kaget, hendak menyentak Romeo karena pernyataan gilanya barusan "Apa??!! Kau menuduhku mencuri?" protes Lena dengan tampang kesal.

"Habisnya kau terlihat seperti maling yang ketahuan. Bukan salahku kalau aku berpikiran seperti itu, lagi pula tadi kau buru buru sekali memintaku cdepat membawamu pergi dari sana" gida Romeo lagi kali ini dengan kekehannya yang sangat merdu terdengar di telinga Lena.

"Romeo..!" pekik Alena jengkel.

"Maafkan aku..." ucap Romeo masih dengan kekehannya yang membuat Lena mau tak mau ikut tersenyum karena saat terkekeh seperti itu Romeo terlihat semakin menawan.

"Lalu.. Kenapa tadi?" Lena menelan ludahnya dengan susah payah. Rupanya Romeo masih belum puas dan masih ingin mendengar jawaban Lena yang sesungguhnya.

Apa dia mengatakan yang sebenarnya saja? Atau berbohong?

Tapi Lena tidak pandai berbohong. Dia sangat payah dalam melakukan hal itu. Romeo pasti sangat mudah mengetahuinya jika Lena sedang berbohong. Lena tampak berpikir lama.

"Aduhh....Ahh.. perutku sakit...." Lena mendadak merintih saat mobil Romeo baru tiba di parkiran rumah Lena. Dia buru buru keluar dari mobil dan masuk menuju rumahnya, meninggalkan Romeo yang masih mematikan mesin mobilnya.

Romeo kemudian menyusul masuk ke dalam rumah Alena, dan mengangguk sekilas saat bi Inah menyapanya di dalam rumah.

"Ah.. ya bi.. bisakah anda membuatkan Lena teh hangat? Dia sepertinya sedang tidak enak badan." Ucap Romeo sebelum memasuki kamar Alena.

"Oh.. iyaa tuan.. akan bibi buatkan.." ucap bi Inah sopan lalu berlalu menuju dapur. Sementara Romeo langsung membuka pintu kamar Alena dan terkaget saat melihat Alena yang justru bermain diatas kasur sambil menciumi Leon dengan asik.

"Aduh.. anak bunda bau acem.. Mandi sama bunda ya... " gumam Alena yang samar samar terdengar oleh Romeo yang kini sudah berada di depan ranjang tidurnya dan Leon.

Romeo tampak heran saat melihat Lena yang terlihat baik baik saja, padahal semenit yang lalu dia mengeluh sakit perut. Kemudian Lena membelalakan matanya kaget saat menyadari Romeo yang sudah berdiri menatapnya heran.

"Kau kenapa bisa masuk kedamalam sini??" ucap Lena dengan panik kemudian berdiri dari ranjangnya dan berjalan menuju hadapan Romeo.

Romeo meneliti mata Alena dengan seksama.

Where Is My RomeoWhere stories live. Discover now