Be Mine

22.9K 1.4K 160
                                    


Hey hoo...

Ini buat yang dari semalem nangihin Meo..

Maap yaa semalem tepar banget jadi baru lanjutin sekarang...

Selamat membaca.. Jangan lupa VOTE nya ^^

*

*

*

*

*

*

*

*

*

*

*

*

*

*

*

"Apaa?? Tapi kenapa kami diusir bu.. Saya kan tidak pernah terlambat membayar uang sewanya?" Lena yang sore itu sedang menggendong Leon terperanjat kaget saat ibu sang pemilik kontrakan memintanya meninggalkan rumah itu dalam waktu dua hari.

"Ibu tau Alena... Maafkan ibu, tapi rumah ini sudah ada yang mau membeli dengan harga yang sangat tinggi..." ucap ibu tua bernama Ratna itu merasa tidak enak. Ibu Ratna sudah mengenal Lena sejak Lena pindah ke daerah sini, waktu itu Lena sedang mengandung dan dia bingung mencari kontrakan yang murah, beruntung bi Inah mengetahui ada sebuah kontrakan kecil yang mungkin pas dengan keuangan Lena saat itu. Dan sejak saat itulah Lena tinggal di rumah kecil ini, dan kenal baik dengan sang pemilik rumah yang kebetulan juga sangat menyayangi Alena seperti putrinya sendiri.

"Tapi bu... saya-"

"Aku minta maaf nak... Tapi aku membutuhkan uang ini untuk biaya cuci darah suamiku.. Aku harap kau mengerti dan memaafkan aku sayang...."

Lena menitikkan air matanya dan menunduk, bagaimana dia bisa menolak ? Biar bagaimanapun Ratna pasti sangat membutuhkan biaya besar untuk suaminya yang sedang sakit ginjal sejak setengah tahun yang lalu.

"Maafkan aku nak..."

"Tidak papa bu... Saya mengerti.. Tapi bisakah anda memberi saya waktu, setidaknya satu minggu? Saya sendiri bingung bu, akan tinggal dimana saya dan anak saya yang masih bayi ini??" ucap Lena memelas dan emmohon belas kasih. Mau tak mau Ratna yang tidak tega semakin terpukul mendengar ucapan Lena barusan. Sang pembeli rumah sudah membayar cash rumah itu dan meminta agar rumah itu segera dikosongkan dalam waktu paling lama dua hari.

"Maafkan ibu nak.. Tapi sang pemilik yang baru menginginkan rumah ini harus segera dikosongkan dalam waktu paling lama dua hari.."

Mendengar ucapan itu hati Lena dipenuhi kegundahan.

Ya Tuhan... Dua hari???

Bagaimana dengan anakku Leon? Dimana kami harus mencari tempat tinggal dengan harga murah dalam waktu dekat ini?

Lena menatap Ratna perih, dan wanita itu hanya menunduk lesu merasa tak enak pada Lena.

Tak lama kemudian Ratna berpamitan pulang meninggalkan Lena dengan segala pikiran kacaunya.

Diliriknya putra semata wayangnya yang tengan memainkan kain jarik yang Lena gunakan untuk menggendongnya, sesekali menggigit jarik dan memasukannya kedalam mulut kecilnya.

Ini kah yang kau sebut dengan memberikan kehidupan yang layak untuk putramu Lena??

Lena menitikkan air matanya, dia pernah berjanji memberikan kehidupan yang layak untuk putranya. Tapi keadaannya sekarang memaksa dia untuk mematahkan janjinya sendiri. Leon yang masih berada di gendongan Lena kini sudah mulai gerah dan tak sabar untuk bermain dengan mainan mainan barunya yang kemarin di belikan oleh Romeo. Berulang kali terdengar celotehan Leon yang bergantian memainkan mainannya dengan riang. Lena hanya bisa menatap Leon perih. Bahkan kebahagiaan Leon kali ini bukanlah dari jerih payahnya, melainkan pemberian dari orang lain. Lena menatap mirik pada boneka beruang kucel yangsudah dipenuhi jahitan yang biasanya Leon peluk sebelum tidur. Dia membandingkannya dengan mainan mainan yang sedang Leon pegang saat ini. Bahkan terlihat dari kasat mata saja, sangat menunjukan perbedaan harga dari kedua benda itu. Yang satunya murahan dan lainnya barang barang mahal dan berkelas.

Where Is My RomeoWhere stories live. Discover now