Fifteen - Meet up or surprise?

13.9K 921 25
                                    

Dhea POV

Beberapa hari yang lalu, Dona datang ke rumah gue. Wajahnya merah padam. Gue agak ngeri lihat dia yang tiba-tiba nongol gitu aja di depan rumah gue.

Kirain mau marah-marah gegara Arsakha, tapi ternyata dia malah minta uang sama gue. Gue dengan senang hati ngasih uang ke dia karena berhubung nominalnya masih kecil. Kalo udah jutaan mah, pegang aja nggak pernah, gimana mau ngasih?

Coba tebak gue sekarang lagi dimana? Tempatnya berwarna hijau. Dihiasi lampu taman. Eh, udah keceplosan. Yaudah deh gue bilang langsung aja. Yups, gue di taman kota buat ngerjain tugas kelompok.

Menunggu teman buat kerja kelompok itu lebih lama daripada nunggu doi peka. Tapi kali ini gue nggak bete banget karena gue nggak sendirian. Rena ngantar gue sekaligus nemenin.

"Ternyata lo hits di medsos ya, Dhe." ucap Rena.

Gue masih mengutak-atik hapenya dan tidak menyahuti perkataan Rena. Tak ada angin, tak ada hujan, Rena main nyambar hape gue aja.

"Anjir, hape gua!" umpat Dhea.

Rena menjulurkan lidah dan lari menjauhi gue. Dan acara kejar-kejaran pun tak bisa dihindarkan.

"Hosh, udah ah kejar-kejarannya. Gue capek, Ren." tutur gue kelelahan dan memilih duduk di bangku taman.

Rena berhenti berlari dan duduk di sebelah gue. Tapi Rena masih memegang erat hape gue.

"Bawa kesini elah. Revan lagi chat sama gue dan itu berhubungan dengan kerja kelompok." ucap gue.

Rena menyerahkan hape ke gue dengan wajah yang tidak ikhlas.

"Jawab omongan gue dulu kali," ujar Rena.

"Hem, gue nggak hits kok di medsos." ujar gue.

Rena berkomat-kamit sendiri tanpa gue dengerin. Bukannya gue lebih memilih sosmed, tapi ini beneran penting. Revan katanya tersesat waktu mau ke taman.

Drrt ... Drrt ... Drrt ...

Pesan LINE dari Revan.

Revan : gue udah liat lo dhe, gue kesana

Setelah gue buka pesan itu, gue pun melihat Revan yang sedang berjalan ke arah gue. Lagi mau nyapa Revan, eh Rena main tabok gue aja.

Buk!

"Lo kenapa sih, Ren? Dari tadi sensi amat? Wkwk," tanya gue sambil cengengesan.

"Gue nggak sensi kok. Udah sana ngerjain tugas dulu." ucap Rena bangun dari duduknya.

Revan mencekal tangan Rena untuk tidak pergi. Rena terkejut dan langsung menangkis cekalan Revan.

"Apaan sih, Van?!" gertak Rena.

Gue bingung sama Revan. Apa karena dia suka sama Rena ya? Jadi dia mau modus gitu.

"Lo harus jadi saksi di hari jadian gue ini." ujar Revan.

Rena dan gue saling pandang. Bingung.

"Emang siapa yang mau jadian?" tanya Rena.

Revan menarik tangan Rena untuk duduk kembali di sebelah gue.

"Dhe, sebenarnya gue bukan mau ngajak lo kerja kelompok." ucap Revan.

Gue mengerutkan dahi hingga kedua alis gue bertemu.

"Gue mau nembak lo. Lo mau nggak jadi pacar gue?" tanya Revan di tengah suara knalpot motor yang berlalu lalang.

Sesaat setelah Revan mengucapkan kalimat itu, suasana menjadi hening.

SELEBGRAM [END]حيث تعيش القصص. اكتشف الآن