Four

18.6K 1.2K 94
                                    

Dhea's POV

Jam pertama hari ini adalah bahasa daerah. Gurunya bisa dibilang kalem. Kalem banget menurut gue. Cara menjelaskannya itu membuat semua murid tersepona sampai bisa tenggelam ke alam mimpi.

Daripada gabut, nggak paham sama yang dijelasin sama guru, gue langsung mengeluarkan hape dari saku dan on instagram disertai dengan meng-upload foto.

Daripada gabut, nggak paham sama yang dijelasin sama guru, gue langsung mengeluarkan hape dari saku dan on instagram disertai dengan meng-upload foto

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Caption : lagi mandengin doi dari jauhhh @folx

Gue senyum-senyum sendiri membayangkan wajah arsakha kalo lihat caption gue. Resiko suka sama selebriti ya gitu. Mau nyatain perasaan nanti dibilang fans alay, nggak mau nyatain perasaan tapi rasanya pahit juga.

ting tong !

Hape gue berbunyi menandakan ada notifikasi dari instagram. Dan ternyata, arsa komen di pict gue!

folx doi itu makanan apa?

Dia polos tingkat menengah mungkin.

aradhefasyak pacar gue gak tau doi ya? doi lo = dhea @folx

Arsa nggak jawab komentar gue. Yakali mau jawab, orang dianya juga sibuk. Mendingan kembali fokus ke pelajaran jam ini.

BUKK!

Guru gue kalo ngajar kalem, tapi kalo nabok itu kalemnya kelewatan.

"Kamu itu mau sekolah atau mau main?" tanya bu guru sambil menatap tajam ke arah gue.

"Mau dua-duanya bu," jawab gue sekenanya.

***

Sepulang sekolah, gue langsung pergi belajar kelompok ke rumah temen gue. Kelompok gue ada lima orang. Namanya Arno, Echa, Syifa, Revan, sama gue. Kita berlima kerja kelompok di rumah Arno.

"Yuk masuk," perintah Arno sambil membukakan pintu buat kita berempat.

Gue melepas sepatu dengan berkata, "Bakalan pulang jam berapa nih?"

"Pulangnya jangan sore-sore ya, gue mau shopping sama mami." timpal Echa.

Ucapan gue sama Echa hanya menjadi sebuah sajak saja. Nggak ada yang respon. Duh, kalo keluar disini bakalan bahaya nih.

"Mau dimulai darimana dulu? Buat laporan atau langsung ke praktik?" tanya Arno, si ketua kelompok.

"Buat laporan dulu aja." jawab Syifa.

"Mendingan langsung praktik." sambung Echa.

Arno memasang wajah bingung seraya bertanya, "Menurut lo, Dhe?"

"Menurut gue mah bagi tugas aja. Ada yang buat laporan, terus ada yang praktik langsung." ujar gue.

Syifa dan Echa langsung mengangkat jempol ke arah gue dengan wajah minat.

SELEBGRAM [END]Where stories live. Discover now