3

3.2K 306 10
                                    

***

"Yang namanya Park Seoyeon mana?" Seketika ruang kelas yang tadinya berisik menjadi hening. Aku melihat kearah pintu kelas, disana dia berdiri. Min Yoongi. Yoongi sunbae. Tampan. Sangat tampan. Dan kalau aku tidak salah dengar dia menyebut namaku. WHAT?

***

"Lo Park Seoyeon? Udah beda ya, gue masih inget waktu lo ngasih surat ga penting lo buat gue pas di SMA. Ternyata kita ketemu lagi di universitas yang sama." Aku terkejut.

Terkejut? Aku juga.
Dia masih ingat denganku.

Aku sedang berada di toilet pria.
Yoongi sunbae menarik ku ke toilet pria. Setelah datang ke kelas ku secara tiba-tiba yang langsung membuat kelas ku hening, dia menyuruh ku untuk mengikutinya. Dan disini lah kami sekarang, toilet pria. Senang? Pasti, karena ada Yoongi sunbae. Tetapi aku juga ragu, kenapa harus toilet?

"Ah, nde sunbae. Tetapi ada apa sunbae tiba-tiba memanggil ku?" Aish, kenapa jantungku seperti sedang konser.

Bukannya menjawab dia malah menarik ku ke bilik yang ada di toilet ini. Oh, ternyata ada orang yang masuk.

"Diam." Dia membekap mulutku. Ah, jinja? Jantungku semakin menjadi-jadi.

Hening sesaat. Yoongi sunbae melepaskan bekapan nya di mulutku setelah mendengar pintu toilet yang ditutup.

"Ternyata lo ga jera-jera juga ya?" He show me his evil smirk. Aku terkejut. Apa maksudnya?

"Maksud sunbae?" Dia tertawa, terdengar jahat.

"Kenapa lo masih aja ngirimin surat cinta ga penting lo itu lagi ke gue sih? Gue kan udah bilang kalo gue ga punya waktu buat bacain surat ga penting lo itu." Apa maksudnya sih? Aku bingung, sangat.

"Maksud sunbae? Aku benar-benar tidak mengerti. Maksudku, aku tidak ada mengirim surat lagi kepadamu. Serius." Aku mengangkat dua jari membentuk huruf v menyatakan aku benar-benar tidak mengerti maksudnya.

"Terus, maksud lo ini apa?" Dia menunjukkan selembar kertas berwarna baby pink yang terlipat dua. Di atas kertas tersebut ada stiker berbentuk hati berwarna merah. Dia membuka lipatan kertas tersebut dan membentangkan kertas itu dihadapanku. Aku membacanya..

"Yoongi sunbae, kau masih ingat dengan ku? Aku Park Seoyeon, aku yang pernah memberikan mu surat cintaku saat SMA dulu, saat kau sedang berada di depan loker mu, ah mungkin kau tak ingat, tapi kau langsung menolaknya. Aku benar-benar menyedihkan pada saat itu, tapi..........."
Yoongi sunbae langsung menarik kertas tersebut dan meremuk kan nya.

"Sebenarnya nya gue gamau inget-inget masa lalu, apalagi yang ga penting kaya gini. Tapi lo ganggu banget sumpah, udah seminggu ini lo gue diemin, tapi kenapa lo terus terusan ngirimin surat ginian sih? Ga capek apa lo nyelipin ginian tiap hari ke loker gue? Nyampah." Krik....

"Tapi sunbae, aku benar-benar tidak mengerti. Bukan aku yang mengirimi mu surat itu, aku tidak berbohong." Dia melihatku, mata nya terfokus ke arahku.

"Ya! Hentikan!" Seseorang mendobrak pintu bilik ini yang bodohnya tidak dikunci oleh Yoongi.

"Kim Taehyung." Aku terkejut, kenapa dia bisa disini? Yoongi juga terkejut, dia langsung membalikkan badannya ke arah pintu.

"Lo pikir yang lo lakukin apaan? Lepasin dia, sekarang!" Taehyung berteriak. Aku panik. Tapi Yoongi sunbae menghadap kearah ku sebentar sambil tersenyum kemudian balik ke arah Taehyung. Ga salah?

"Ok, gue juga ogah lama-lama sama temen lo yang ga guna ini. Gue cuma mau ingetin aja, bilangin sama temen lo ini, jangan kirimin surat ga penting gini ke loker gue tiap hari. Ribet gue buangin sampah ginian terus, capek ke tempat sampah." Yoongi sunbae langsung pergi, meninggalkan kami berdua di dalam bilik toilet ini.

"Tae." Aku akhirnya bicara setelah beberapa detik terjadi keheningan antara aku dan Taehyung setelah Yoongi sunbae meninggalkan kami berdua.

"Hm?" Dia menutup pintu dan menguncinya. Kemudian berbalik ke arah ku.

"Maaf, tapi itu bukan gue. Sumpah." Tanpa sadar air mataku jatuh. Aku takut melihat Taehyung.

"Terus? Lo kok ga jera-jera juga sih? Lo tetep mau terus dipermaluin sama dia? Ya walaupun ga di hadapan orang banyak. Tapi sampe kapan Yeon-ah?" Kenapa dia ga percaya?

"Itu bukan gue, serius Tae." Aku terisak.

"Sini." Dia membuka kedua tangannya.

"Beneran, bukan gue." Aku masih terisak. Aku berusaha untuk mengurangi volume tangisan ku, dan berharap tidak akan ada orang yang masuk.

"Yaudah, sini." Aku akhirnya berjalan kearah Taehyung. Hanya dua langkah kecil dan aku sudah berada di dalam dekapannya.

"Tae, lo percaya kan itu bukan gue? Walaupun gue masih suka sama Yoongi sunbae tapi gue juga tau diri untuk ga ngirimin dia surat lagi. Gue kapok untuk ngirim-ngirim surat gitu, tapi maafin gue, gue masih suka sama dia. Bisa suka sama dia dalam diam aja gue udah bersyukur banget." Aku berbicara sambil terisak di dalam pelukan Taehyung.

"Ia ia, gue percaya. Udah dong lo nangis nya. Lo mau balik ke kelas atau pengen pulang?" Ah, ternyata dia percaya padaku. Taehyung masih mendekap ku.

"Gue mau pulang aja. Udah ga mood balik ke kelas. Tapi gue maunya pulang ke apartemen lo aja. Ya ya." Aku melepaskan pelukannya dan melakukan aegyo agar aku boleh pulang ke apartemennya.

"Jijik banget gue sumpah. Yaudah deh. Nih tissu, lap noh ingus sama air mata lo." Dia memberikan ku tissu.

"Lo emang yang terbaik Tae." Aku menepuk dadanya dua kali sambil mengacungkan jempol ku. "Eh btw, lo tumben bawa-bawa tissu. Dapet darimana?"

"Noh, dari situ." Dia menunjukkan ke arah tissu-roll yang berada di bilik toilet ini.

"Anjir, lo samain muka gue sama pantat, setan." Aku ingin memukul kepalanya, tapi tidak sempat karena dia langsung lari keluar toilet sambil tertawa.

Mungkin saja benar.
Cukup mencintai Yoongi sunbae dalam diam adalah yang terbaik untukku.

18-04-2016

w.a

COLD [Min Yoongi]Where stories live. Discover now