Sebelas

5.3K 239 4
                                    

Zevana Pov


Aku terpaku dengan sosok diriku yang terpantul dari bayangan cermin. Sebuah gaun pengantin berwarna pink lembut telah melekat sempurna di tubuhku yang cukup ramping ini. Saat ini aku tengah duduk di kursi rias bersama seorang perias yang bertubuh tambun di temani juga asistennya. Mereka berdua kini sedang sibuk menorehkan karya indahnya di seluruh permukaan wajahku. Ntah akan di buat seperti apa wajahku ini, yang jelas aku hanya sedikit merutuk saat badan besar sang perias menutupi cermin besar yang ada di depanku sekarang.

"Duh, mukanya halus banget. Jarang dandan ya non?" Perias itu bertanya

Aku mengangguk sebisa mungkin untuk menggantikan jawabanku yang tidak bisa ku lontarkan lewat suara, Aku memang jarang dandan. Setiap ke kampus saja aku hanya memoleskan sedikit bedak di wajahku agar tidak berminyak. Selain itu aku tidak berani menempelkan riasan-riasan yang aneh, takut kena iritasi kulit.

Beberapa saat kemudian aku berhasil di buat terkejut dengan hasil polesan tangan perias yang sudah sangat mahir itu. Ku kira akan terlihat biasa saja atau bahkan lebih parah riasannya akan berlebihan seperti para biduan dangdut yang sering ku lihat di pesta-pesta kawinan. Tapi aku tidak menyangka kalau sekarang aku justru bisa sangat berbeda di tangan perias handal itu. Ini seperti bukan diriku!

Terlalu cantik..

"Sempurna.." Gumam si mbak perias tersenyum lebar, kedua tangannya sempat beradu satu kali. "Pasti suaminya nanti pangling saking cantiknya nona sekarang.." Lanjutnya percaya diri, sementara aku hanya meringis kecil tidak yakin akan hal itu.

Bagaimana bisa dia pangling? Pernikahan ini saja bisa terjadi hanya karena sebuah komitmen yang aku buat. Dan sepertinya lelaki yang kini sudah sah menjadi suamiku itu pasti hanya menunjukkan reaksi terbiasanya di banding reaksi takjub ataupun yang lainnya.

Sudahlah! Kenapa aku jadi memikirkan hal itu?

Si mbak perias kemudian membantuku berdiri sekaligus menuntunku berjalan ke arah pintu kamar hotel. Di depan pintu sahabatku satu-satunya Gitara Aulia tampak sedang berbincang seru dengan Bunda. Di pernikahanku ini bahkan Tara sampai merelakan diri untuk mengenakan gaun pastel selutut yang entah ia dapat dari mana. Dia terlihat sangat manis sekarang, apalagi rambutnya di gerai dan di jepit kepinggir. Aku rasa dia lebih cantik seperti ini dibandingkan penampilan aslinya yang terkesan cuek.

"Wow, ini beneran Zeze?" Serunya menatapku terpukau, ntah itu hanya akal-akalannya saja atau Tara benar-benar ingin memujiku?

"Cantik banget kamu sayang. Bunda sampe pangling!" Ujar Bunda yang sudah mendekat ke arahku

"Iya ya tante, Tara aja sampe gak percaya kalau ini beneran Zevana." Imbuh sahabatku, sialan! Jadi selama ini aku gak pernah cantik dong ya?

"Heh pengantin baru! Bibirnya jangan di tekuk dong. Ntar kecantikan lo pudar loh" tegur Tara menjawil hidungku

"Abisnya elo gitu, muji sih muji tapi kok jatuhnya kayak yang ngeledekin gue kalo gak dandan kayak gini gue gak cantik!" Ujarku mencebik

"Dih engga gitu juga kali, lo udah cantik kok dasarnya. Cuman kalau di pulas make up kayak gini, kecantikan lo semakin menguar. Gitu loh maksud gue, lo mah negatif thinking ah!" Balasnya malah menyudutkan

"Eh kenapa jadi malah berdebat. Udah-udah ah, kamu itu cantik mau di dandanin ataupun engga. Ayo cepet suami kamu udah nunggu di pelaminan tuh!" Lerai Bunda lantas mengamit tanganku dengan hati-hati

Aku menjulurkan lidahku ke arah Tara. Dia itu emang nyebelin! Huh, untung dia sahabatku kalau bukan udah aku lindes pake mobil penggiling.


You and I, are Destiny (Menikah Karena Dijodohkan)Where stories live. Discover now