The Twenty-Third Run

1.1K 75 0
                                    

Sementara itu di sebuah rumah kumuh yang terletak cukup terpencil, tepatnya dikawasan Pennsylvania , Amerika serikat, sebuah foto berhasil keluar dari mesin fax. Bukan sebuah, tapi beberapa. Foto yang menampilkan pemuda yang tengah menggendong seorang bayi mungil dilengannya.


"It's yours , Mr.Keith" . Keith menerima foto-foto itu dan menatapnya lekat satu persatu. Politikus itu memperhatikan setiap inci dan setiap detail disetiap fotonya. Kobaran amarah kembali datang. Amarah yang telah ia simpan selama puluhan tahun. Sosok ini, sosok yang akan menghancurkannya kelak. Sosok yang akan menghancurkannya, dan juga karirnya.


"His name is Kolonial Rahmat. Berdasarkan informasi yang kami dapat, saat ini ia bekerja sebagai seorang operator di salah satu toko internet. Dan juga, ia mengadopsi seorang anak yang ia peroleh didepan pintu rumahnya sendiri. Beberapa minggu ini, diketahui ia tengah menjalin sebuah hubungan khusus dengan seorang dokter yang bernama Glenn Hadiputro" terang seseorang yang memberikan foto tadi pada Keith.


"How about Bima, Paul? Dan aku juga menginginkan semua data tentang Glenn dari IDI. Hubungkan aku dengan Eric sekarang"


Dalam sekejap orang orang yang terdapat pada salah satu ruangan di rumah kumuh itu segera melaksanakan perintah Keith. Paul dengan sigap langsung meretas website IDI tersebut dan menyusup kedalam semua datanya. Ia menghancurkan satu persatu data yang dianggapnya tak penting hingga kemudian mendapatkan sebuah file yang berisikan data data tentang Glenn. Jarinya kembali bermain di atas keyboard pada notebook-nya karena setiap file yang terdapat didalamnya dibentengi oleh password beberapa digit.


"Eric on line, Mr.Keith" seseorang yang lainnya memberikan sebuah ponsel kepada ayah Harris tersebut.


"Halo, Tuan Eric"


Glenn menjambak rambut pria berpakaian serba hitam itu tepat didalam mobilnya. Darah segar masih mengalir dari kepalanya. Sementara Bima memposisikan gadget yang ia dapatkan tadi pada telinga orang itu dan tangannya yang lain menodongkan pistol kekepala pria misterius itu. "Jawab seperti biasa dan jangan katakan kau sudah tertangkap!" desis Glenn.


"Hi, Mr. Keith" Jawab Eric mencoba menuruti kata-kata Glenn.


"Kau saat ini sedang berada dimana?" Bima sudah menyetel loud-speaker terlebih dahulu agar suara orang yang berada di seberang sana dapat terdengar oleh Glenn dan juga dirinya sendiri.


"A..a..ku.. berada di depan rumah Nial"


Bima dan Glenn mendelik. Koki itu semakin menekankan mulut pistol kepada dahi Eric. "Apa kau baik baik saja , Eric?"."Yeah, I'm fine" pria itu memaksakan dirinya yang tengah kesakitan untuk berpura pura seperti tidak terjadi apa apa pada dirinya.


"So,.. Mr. Erich Sworthman, apa kau tau siapa itu Glenn Hadiputro?" Glenn bergeming, hanya saja Bima merasa terkejut karena Keith mengetahui Glenn.


"Tidak..."


Tak ada respon apapun dari Keith di seberang telfon. Satu menit dan detik detik selanjutnya terasa bagai satu tahun. Apapun yang akan diucapkan Keith nantinya, itu akan menentukan masa depan Nial dan juga Bima.

CAN'TWhere stories live. Discover now