The Second Run

2.7K 208 10
                                    

"Hei. Bangun"


"Nial..?"


"Hei ini sudah pagi..." kali ini suara suara itu seakan akan mampu menggoyang goyangkan badanku .
Aku membuka mata perlahan dan merasakan terpaan sinar matahari pagi masuk melewati jendela kaca yang berada tepat di sebelah kiriku . Ah iya , aku sedang berada di ruang praktik Glenn .


"Kau begitu lelah. Apa tadi malam kau sudah makan?"


Makan? Aku bahkan sampai lupa apa aku sudah makan apa belum . Ya ampun hidupku memang benar benar merepotkan orang saja!. Aku harus banyak banyak menulis memo lain kali di setiap sudut dan sisi dinding kamar .


"Yasudah kalau begitu kita ke kantin bawah dulu yuk" ajak Glenn . Ah aku baru sadar kalo ternyata saat ini Glenn memakai kacamata dan juga jas putih . Ia mirip seperti dokter di sinetrin yang pernah aku lihat . Tunggu , oh benar! Cinta Henny .


Aku menurunkan kakiku dan baru sadar bahwa aku kemari hanya memakai sepasang sendal tidur bermotifkan The Pink Panther yang bisa berbunyi jika diinjak. Aku lalu menengahkan kepala dan memperhatikan Glenn . Ia telah membuka kacamata dan jasnya . Dan ia tertawa! Ya ampun! Nial , kau benar benar memalukan!


"Kau terlihat seperti anak berumur 13 tahun jika menggunakan itu" katanya setengah tertawa .


Ah! Aku teringat kenapa aku bisa mengenakan sendal ini kemari . Saat aku didalam apartemen ketakutan melihat sosok bayi yang berdarah darah . Aku langsung menelfon Glenn secepatnya . Aku masih ingat kalimatnya kemarin siang , "....aku harus mengurus pasien pasienku..." dan aku langsung berkesimpulan kalau ia adalah dokter .


Padahal bisa saja kan ia adalah tukang servis komputer yang sedang terbengkalai dengan "pasien-pasien"nya ?


Atau bisa saja kan ia adalah dokter penyakit jiwa yang tengah disibukkan karena angka penyakit kejiwaan mulai menunjukkan grafik naik belakangan?


Atau.. dia adalah dokter kandungan yang siap membelah perut wanita dengan guntingnya? Membayangkan darah saja aku mual , apalagi menggunting perut wanita .


aku bersyukur jika Glenn masih berpraktik hingga malam hari dan aku juga bersyukur bertemu dengannya siang tadi . Diseberang telfon , Setelah Glenn bertanya apa yang terjadi . Aku terbata bata mengucapkan 3 kata yang menurutku sangat simple , "Ada bayi berdarah" . Dan aku mendengar suara Glenn langsung menjadi panik setelah aku mengucapkan itu . Ia meminta alamat apartemenku dan menyuruhku untuk membersihkan bayi tersebut dan memberikannya pakaian agar tak kedinginan .


Kau tahu aku tak suka darah kan? Aku membenci darah lebih dari apapun . Dan saat itu aku harus berhadapan dengan darah . Apa tidak bisa dengan saus tomat saja!?


Sudahlah aku tak mau membahas itu , pokoknya setelah Glenn datang . Ia langsung memelukku yang terkulai lemas diatas kursi tamu dan langsung menggendongku keluar bersama keranjang bayi yang dibawanya .


"Belakangan kasus kasus seperti ini banyak terjadi" ucap Glenn lalu menyuap bubur kacang hijaunya .

CAN'TWhere stories live. Discover now