The Twenty-First Run

1K 91 0
                                    

Sekembalinya aku dari kamar mandi. Tuhan mengabulkan harapanku. Kak Bima masih terpaku dengan TV. Sedangkan Glenn? Sibuk mengayun ayunkan Koi dalam gendongannya.

"Udah?" Tanya Glenn yang langsung kujawab dengan anggukan. Ia kemudian berdiri dan memberikan Koi padaku. Tak lupa ia mengecup bibirku sekali dan setelah itu berlalu sambil bersiul siul. Dengan sigap aku mengalihkan pandanganku dari Glenn ke Kak Bima. Dia tak menatapku. Tapi tangannya mengepal sangat kuat. Matanya seakan akan berusaha membunuh Glenn yang berjalan masuk kedalam kamar mandi.


Koi sudah mulai tenang, tangannya meraba raba dadaku. Dia ingin susu. Sudah pasti. "..kak..."


Kak Bima yang masih memperhatikan kamar mandi dengan geram lalu meresponku. "Ya?"


"To..tolongin" aku lalu memberikan Koi padanya. Kak Bima sedikit takut. Tapi kemudian ia memberanikan dirinya untuk menggendong Koi.


Aku lalu berjalan ke arah dapur membuatkan susu untuk Koi. Aku menyambar sebuah topless yang berisikan susu Koi dan juga meraih botol susu anakku itu. Beserta dotnya -tentu saja-


"Waaah dia tersenyuum! Lucu!" Pekik kak Bima dari ruang tengah. Aku menolehkan kepala sebentar dan mendapati kak Bima sedang tersenyum senyum sendiri melihat wajah Koi.


Setelah memasukkan beberapa sendok bubuk susu, aku memasukkan air panas kedalamnya dan lalu mengaduk aduknya.


"Aaaaaaaawwwwww!!!!!!"


******


Kak Bima masih meraba-raba dadanya. Koi sudah sedikit tenang setelah tadi kembali menangis mendengar jeritan kak Bima yang dadanya digigiti oleh Koi.


Sementara itu Glenn tertawa terbahak bahak dari dalam kamar mandi. Meski sekarang ia kembali bergabung dengan kami di ruang tengah.


"Lain kali ajarkan anakmu untuk tidak menggigiti dada orang lain , Nial!"


Aku mengangguk pelan sambil memandangi Koi yang sedang menikmati susunya di dalam dekapanku.


"Hei kenapa kau menyalahkan anakku?"


"Oh aku lupa pria brengsek sepertimu adalah Papanya"


"Kau bilang aku apa!?" Glenn berdiri dan mengepalkan tinjunya.


"Aku bilang kau brengsek! Dasar Gajah!" Kak Bima juga erdiri dengan kepalan di rangannya


"Kau yang gajah!!"


"Kau!"


Sepertinya Tuhan tidak jadi mengabulkan harapanku.


"Apa kau pikir tidak sakit digigiti bayi dibagian itu!!?"


CAN'TWhere stories live. Discover now