The Third Run

Começar do início
                                    


Glenn tersenyum . Entahlah , ia seperti memenangkan sesuatu .


"Pergilah dek . Urus urusanmu" Ucap Ghina lalu mengajak kak Bima masuk kedalam .

Ya ampun . Sebenarnya apa yang sedang terjadi ?

********

"Jadi saat itu anda tengah tidur didalam kamar anda?" tanya seorang Polisi didepanku . Tepatnya didalam ruangan Glenn


Aku mengangguk .

"Ya . Waktu itu dia sedang beristirahat pak . Tak baik bagi orang orang untuk begadang" terang Glenn .


Polisi itu mengangguk ngangguk sambil mengusap kumisnya yang tebal seperti pelawak Gogo . Lalu menulis sesuatu pada note nya .

"Berapa kali anda mendengar ketukan?"


Berapa kali yah? Aku tak ingat . Aku benar benar kalut waktu itu . Mungkin 5? atau 7? Aku hanya mengingat darah . Dan aku benci darah


"Dia tidak ingat pak" jelas Glenn sambil menatapku lekat lekat . Mata kami bertemu . Ah! I'm blushing . Aku tau itu


"Baiklah saya akan menemui anda lagi untuk meminta keterangan keterangan selanjutnya . Untuk sementara kami menyerahkan bayi itu dulu kepada ..." Polisi itu menatap ku lalu menatap Glenn juga . "..kalian berdua selaku saksi. 7 Panti Asuhan di kota ini sudah kelebihan muatan . Jadi hingga kasus ini selesai diusut , kami akan memberikan tanggung jawab kepada kalian untuk mengurus bayi itu" Polisi itu berdiri . "Saya permisi . Selamat sore"


Kemudian pintu tertutup .


Seketika itu pula hidupku hancur.


Biaya hidupku sendiri susah , dan sekarang aku harus mengurus bayi mungil itu? Bukan , aku bukannya benci pada bayi . Tapi apa yang harus kuberikan padanya? Aku bahkan tak punya uang sama sekali akhir bulan ini!


"Tenang saja" Glenn menyentuh bahuku dan mengusapkan tangannya disana . "Aku akan membantumu"

Aku mengangkat kepalaku dan menatapnya . Tatapan waktu itu . Damai . Ah! Sadar Nial! Bayi itu tanggung jawabmu! Kau yang menemukan bayi itu!


"A.. a.."


"Nggak apa-apa kok . Aku tinggal sendirian di rumah . Aku kesepian . Anggap saja kita ini adalah orangtua muda" Ia terkekeh . Ya ampun , aku belum pernah membayangkan hal ini sebelumnya .

"Aku janji akan membantumu , Nial. Aku janji"


Tatapan itu . Entah kenapa aku merasa Glenn dapat diandalkan . Apa karena ia dokter spesialis penyakit dalam?


********

Bayi itu bagai malaikat . Meski masih dihangatkan didalam inkubator . Tapi tanganku seolah olah dapat merasakan kelembutan kulitnya saat ini . Ia seperti tersenyum disana . Aku yakin ia tersenyum meski aku tidak diperbolehkan masuk kedalam ruangan itu . Aku hanya diizinkan mengintip dari luar .


"Jadi..."


Aku berpaling dan menatap Glenn yang sudah berdiri disampingku dengan pakaian dokternya . Kehadirannya bagai makhluk halus . Ingatkan aku untuk menonton Bukan Dunia Nyata nanti malam .


"Jadi. . kau ingin menamainya apa?" tanyanya .


Ah . Benar . Bayi itu belum memiliki nama . Tapi , apa memberikan nama itu termasuk dalam tanggung jawabku? Rasanya aku tak berhak memberinya nama .


"Tentu . Kau berhak memberikannya nama . Karena saat ini kaulah orang tuanya" Gleen berdehem . "Maksudku , kita" dan ia terkekeh


Pipiku pasti akan meleleh saat ini .


"A.. aku.. Aku belum memikirkan hal itu.."

"Aku sudah" jawabnya santai . Aku mendongakkan kepalaku untuk menatap matanya .


"Aku punya banyak nama untuk malaikat itu"

Aku tersenyum . Rupanya bukan hanya aku yang menganggapnya malaikat . Aku kembali memperhatikan bayi yang tengah dierami itu .


"Rialen . R itu untuk Rasa Bahagia dan Ialen adalah singkatan nama kita. Nial dan Glenn"


Rialen . Nama yang bagus .

"Terimakasih . Bagaimana dengan Phillips? Kuharap dia akan menjadi raja seperti di negeri Britania"


Semoga saja. Aku terkekeh pelan .


"Ternyata kau juga bisa terkekeh , Nial"


Ah benar! Terakhir aku terkekeh seperti ini setengah tahun yang lalu . Ya ampun , aku bahkan tak sadar jika aku sedang berada didekat orang asing sekarang.


"Kau sudah mengetahui 2 dari 3 nama dariku .Sekarang giliranmu"


Apa? Nama apa yang harus kuberikan . Ah , bagaiman jika aku memberi dia nama Bima Sakti? Itu nama yang cukup bagus menurutku .


"Bi.. Bima Sakti"


Hening . Beberapa saat tak ada reaksi dari Glenn .

"Aku akan izin dulu pulang pada suster . Kau harus membersihkan badanmu dulu , Nial" Kata Glenn dan lalu berjalan meninggalkanku sendirian . Diujung lorong

CAN'TOnde histórias criam vida. Descubra agora