TMRC - Sebelas. Mr Lawyer Vs Ms Journalist Part I

Start from the beginning
                                    

Sudah satu jam menunggu akhirnya seorang wanita berperawakan tinggi, dibalut pakaian yang sangat elegan, dan senyum yang merekah, turun dari dari sebuah mobil mewah berwarna putih. Dia berjalan menuju pintu ballroom dikawal dua bodyguard-nya.

"Hallo, Keiko."

"Keiko apa kabar?"

"Hai, Nona Keiko," panggil beberapa wartawan.

Keiko tersenyum ramah sementara Gebi yang sejak tadi hanya berdiri mematung, terseret beberapa langkah ke depan karena disenggol seorang wartawan bertubuh gempal. Dengan susah payah Gebi mengatur posisinya agar tetap stabil.

Ngiiiiiiiing.

Bunyi feedback michrophone menggema di seluruh ruangan itu. Seorang pria duduk di kursi paling ujung di deretan meja panjang yang diatasnya sudah dipenuhi puluhan mic milik awak media.

"Selamat sore teman-teman," sapa pria tadi yang langsung disambut dengan sapaan balasan dari rekan pers. "Ya. Terima kasih buat semua rekan media yang sudah meluangkan waktunya sore ini. Dan saya ucapkan selamat datang kepada Nona Keiko juga pengacaranya Traymond Kaffiar Chanzu."

Gebi yang sedang sibuk membalas LINE dari teman-teman kerjanya, terkejut mendengar nama Kaffi disebut. Mata gadis itu liar mencari-cari sosok Kaffi dan mendapati suaminya itu duduk di sebelah Keiko dengan senyum yang merekah. Gebi langsung terpesona. Baru kali ini dia melihat Kaffi dalam keadaan formal seperti ini, sangat berwibawa, tenang, juga ... tampan (?)

"Selamat sore, Tuan Traymond," sapa beberapa wartawan.

"Sore," sahut Kaffi dengan senyum yang terus tersungging di bibirnya.

Gebi sampai tidak berkedip memandang Kaffi yang terlihat sedang menyapukan pandangannya ke seluruh ruangan itu. Ketika pandangan Kaffi terhenti begitu melihat sosok Gebi yang berdiri mematung, Gebi kaget dan salah tingkah bersamaan sementara Kaffi terlihat biasa saja, ia lalu mengalihkan pandangannya pada Keiko dan mereka terlihat mengobrol sebentar dan tertawa bersamaan.

"Cih," cibir Gebi kesal karena merasa diacuhkan Kaffi. Walaupun sedikit, Gebi sempat berharap Kaffi menyapanya.

"Baik, semuanya minta perhatiannya sebentar. Tolong jangan hidupkan blitch kameranya karena itu sangat mengganggu."

Para awak media pun menurut.

"Baik. Terima kasih, saya Hilman sebagai fasilitator dalam konfrensi pers siang ini. Karena semuanya sudah hadir di sini, maka langsung saja saya serahkan pada Nona Keiko untuk meluruskan masalah seputar desas-desus keterlibatannya dengan kasus pencucian uang, silakan."

"Selamat sore," sapa Keiko dengan senyumannya. Rambut ikal perpaduan warna coklat dan maron miliknya dibiarkan tergerai menutupi dada. Gebi yang berdiri beberapa meter darinya bahkan bisa mencium wanginya

"Sebelumnya terima kasih kepada kalian semua teman-teman pers yang sudah memenuhi undangan saya." Keiko mengedarkan pandang ke seluruh awak media. "Tujuan saya mengumpulkan Anda semua di sini adalah untuk meluruskan kabar-kabar tidak benar tentang saya yang beberapa minggu ini terus berembus bahkan menjadi semakin parah setiap harinya.

"Terus terang, dari awal, saya memang tidak berniat menggubris berita ini karena saya pikir ini hanya gosip tidak penting karena tentunya publik sudah tahu siapa saya? Seperti apa prestasi dan eksistensi saya selama ini. Dan juga, bagaimana usaha saya selama ini dalam menjaga nama baik.

The Marriage Roller CoasterWhere stories live. Discover now