TMRC - Sebelas. Mr Lawyer Vs Ms Journalist Part I

35.9K 3.4K 76
                                    

Gebi sedang sibuk membuat sarapan di dapur ketika Kaffi ke luar dengan langkah pincang efek melukai dirinya sendiri dua hari lalu. Pria itu terlihat sudah rapi dengan kemeja berwarna biru langit dan celana jeans hitam.

"Pagi, Sayang," goda Gebi dari arah pantry. Lihat wajah Kaffi yang datar tak berekspresi, Gebintang bertanya, "Ada apa dengan wajahmu? Maaf, ya, aku lelah. Tidak bisa memberimu jatah tadi malam," candanya.

"Kau gila!"

Gebi terkekeh pelan, sementara Kaffi menyeret langkah ke meja makan bergabung bersama Gebi yang terlihat sedang menyiapkan dua mangkuk berisi sereal miliknya dan Kaffi.

"Kau tidak bekerja?" tanya Kaffi. Pria itu menyuapi sereal ke mulutnya tanpa semangat.

Tak menjawab karena mulutnya penuh, Gebintang hanya menggeleng keras.

"Kenapa?" tanya Kaffi lagi.

"Tadi subuh aku sudah meliput dan hari ini tugasku diambilalih mahasiswa magang," terang Gebi. "Karena nanti, setelah mengantarkan makan siangmu, aku hanya akan datang ke sebuah undangan konferensi pers."

Kaffi mengangguk pelan. "Hari ini aku tidak ke kantor karena aku punya janji dengan klien baruku jadi-"

"Aku libur membuatkanmu makan siang?" Tebakan Gebi mengundang anggukan Kaffi. Gadis itu pun tersenyum semangat. Dia menggoda Kaffi, "Yes! Terima kasih suamiku, Sayaaang, I love u."

Tak direspons Kaffi, kedua alis Gebi tertaut heran. Tidak biasanya Kaffi seperti ini. Padahal jika Gebi melempar godaan atau juga meledek Kaffi dengan rayuan, pria itu dengan senang hati mengatai Gebi dengan segala macam sumpah serapah.

"Kau sakit?" Gebi mulai khawatir.

"Tidak. Badanku hanya sedikit lemas."

"Mungkin terlalu lelah, apa perlu aku pijat?"

Kaffi tidak menjawab. Dia meninggalkan serealnya yang masih tersisa banyak di mangkuk kemudian berjalan gontai dan duduk bersandar di sofa depan TV dengan mata yang terpejam. Gebintang menyusul Kaffi dan duduk di sebelah suaminya itu sambil memegang dahi Kaff, lembut.

"Batalkan janjimu dan istirahat saja di rumah," usul Gebi, "aku bisa minta temanku menggantikanku sementara dan menemanimu di rumah." tawar gadis itu, tulus.

"Tidak perlu. Ini klien yang cukup penting. Dia sahabat lamaku. Aku tidak bisa seenaknya membatalkan janji. Kau pergi saja bekerja dan jangan perhatian padaku, itu mengerikan!"

Gebintang mendengkus, murka. "Cih, aku bukannya perhatian padamu, aku hanya basa-basi!"

Dengan kesal Gebi kembali ke meja makan kemudian menghabiskan sisa sereal miliknya dan Kaffi. Peduli iblis dengan laki-laki itu. Mau sakit, mau sekarat, terserah yang penting Gebi kenyang.


***


Sore ini Gebi dan beberapa rekan-rekan pers dari beberapa media datang memenuhi undangan konfrensi pers. Mereka memenuhi Ballroom sebuah hotel bintang lima di Jakarta. Rencananya, Gebi akan meliput sekaligus mewawancarai seorang penyanyi terkenal Indonesia, Keiko Ahira yang belakangan ini namanya sering muncul di headline berita beberapa media karena diduga terlibat dalam kasus pencucian uang yang dilakukan seorang Menteri.

The Marriage Roller CoasterWhere stories live. Discover now