Part 12-Tenang Sebelum Badai

486K 19.5K 2.5K
                                    

Cerita ini adalah cerita pertamaku dengan EYD dan tata bahasa yang dibiarkan tidak sempurna tanpa editing.

Happy reading

Di bawah ternyata ada gambar pas akunku masih 36.6k pengikut wkwk. Nggak aku hapus biar ada kenang-kenangan.


***

"Maaf, Pak. Laporan penyesuaian dari INM belum bisa dibuat karena..." salah satu wakil direksi bernama Teja menyampaikan alasannya dengan gugup. "Karena kemarin saya belum menerima laporan biaya" Ia memberikan laporannya dengan pasrah.

Semua direksi menatap Sean dengan tegang. Akhir-akhir ini mereka sudah siap dengan ledakan kemarahan Sean setiap ada pekerjaan mereka yang membuatnya tidak puas.

"Hmmm" Sean melihat laporan yang baru setengah jadi itu. "Kalau sudah selesai langsung kabarkan saya." Sean mengembalikannya dengan santai.

Semua menatap tak percaya.

"Hari ini sudah cukup kalau begitu. Terimakasih semua sudah bekerja dengan baik" Sean berdiri dari kursinya. Para direksi masih ternganga oleh perubahan sikap atasannya itu sehingga mereka masih tetap di kursi masing-masing sambil mengawasi Sean keluar dari ruang meeting.

"Kamu beruntung banget, Jo" semua menyelamati

"Iya, si Tejo memang bejo" semua tertawa.

"Tapi ada apa dengan Pak Sean ya, tiba-tiba dia kembali seperti dulu lagi." salah seorang dari mereka bertanya-tanya.

"Ini bahkan lebih baik! Ia berterimakasih atas pekerjaan kita. Seumur hidupku bekerja disini, baru kali ini ia berterimakasih."

___________________

Sean kembali ke ruang kerja dengan perasaan senang. Entah kenapa hari ini ia merasa begitu bersemangat untuk bekerja. Matahari di luar terlihat bersinar cerah dan langit terlihat biru. Sejak kapan ia mulai tertarik tentang keindahan alam?

"Pak!!! Jangan marahi saya, Pak. Ada tiga orang yang memaksa masuk dan menunggu di ruangan Bapak, saya sudah melarangnya dan menganjurkannya untuk menunggu, tapi mereka menyekap saya di toilet sampai OB menemukan saya..." sekretarisnya melapor dengan panik saat ia membuka pintu ruangannya. Sean membuka pintu dan melongok ke dalam untuk melihat yang dimaksud. Ternyata Budi, Daniel dan Rayhan sedang duduk santai di kursi depan mejanya.

"Hai" Budi melambaikan tangan.

Sean kembali menoleh pada sekretarisnya yang masih mengoceh dengan panik.

"Cukup!cukup! Lisa, suruh OB mengantarkan minuman dan camilan ke kantor saya. Ok!" ia menenangkan Lisa dengan mengguncang-guncangkan bahunya. Lisa berhenti mengoceh dan menatap tangan Sean di bahunya lalu menatap bosnya itu dengan ternganga.

"I...iya, Pak" Lisa merona sambil bergegas pergi.

"Woiii,...Bagaimana kabar Sean si pengantin baru..." ketiga pria itu langsung ribut menggodanya saat Sean memasuki ruangan. Sean tidak menyahut dan membuka lemari kaca mengambil salah satu botol yang berisi merk minuman kesukaan mereka dan menyuguhkannya.

"Apa yang kalian lakukan pada sekretarisku?"

Ketiga temannya yang terkenal sebagai pembuat onar tertawa. "Kami cuma bermain-main sedikit, habisnya kau punya sekretaris cantik sih"

"Sudah lama kau tidak ke klub, Sean, kami khawatir padamu kalau-kalau kau sudah insyaf." Rayhan meledeknya.

"Aku melihat pengantinmu itu! Dia sangat cantik, Sean! Bagaimana selama ini kau menyembunyikannya, Sean. Kau benar-benar curang!" Budi memprotes

(END) SEAN AND VALERIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang