"Bi... aku pergi dulu ya..."

"Lhoo.. mbak Lena mau kemana?" tanya Bi Inah saat hendak menyerahkan teh untuk Lena yang sudah rapi denga tas di pundaknya.

"Aku harus cari kontrakan baru bi.. Tadi bu Ratna datang dan mengatakan bahwa rumah ini sudah di beli. Mereka memberikanku waktu untuk meninggalkan rumah ini paling lama dua hari.." ucap Lena sedikit terburu buru.

"Tapi mbak..."

"Tolong bibi bantu kemasi barang barang Leon ya bi.. Tadi sebagian barangku sudah aku kemasi... tinggal barangnya Leon.." tanpa banyak cakap, Lena langsung berpamitan dan keluar dari rumahnya untuk mencari kontrakan baru.

*****

"Apaa?? Rumah dinas pak???" tanya Lena sambil membekap mulutnya tak percaya saat kepala bagian Devisinya memanggil Lena ke ruang kerjanya.

Pria paruh baya itu mengangguk sambil tersenyum.

"Ya rumah dinas untukmu Lena... Fasilitas dari kantor untukmu.."

Lena masih setengah tak percaya akan apa yang ia dengar barusan.

"Tapi...tapi.. bukankah fasilitas rumah dinas hanya untuk kepala bagian dan wakilnya pak?"

"Ya memang. Tapi perusahaan juga memberikan fasilitas untuk supervisor sepertimu. Karena kinerjamu yang baik, tidak pernah telat dan selalu menjalankan lemburmu.. Oleh karena itu, aku memasukan namamu kedalam penerima fasilitas perusahaan.. Selamat ya.."

Lena kembali menutup mulutnya dengan penuh riang gembira. Dia tampak salah tingkah saking senangnya.

"Dan kau bisa menempati rumah barumu hari ini Lena..." lanjut pria yang duduk di kursi kerjanya itu lagi.

"Hari ini pak??" Rupanya sulit bagi Lena untuk sekali saja mempercayai ucapan atasannya itu.

Pria itu hanya terkekeh melihat ekspresi Lena yang antara bahagia, kaget dan heran menjadi satu.

"Ya sore ini setelah pulang kantor. Aku bisa menyuruh kurir untuk mengangkat barang barangmu dari rumah lama ke rumah dinasmu. Oh ya.. dan kau tenang saja. Rumah dinas perusahaan sudah siap huni.."

Satu lagi ucapan atasan Lena yang sulit untuk di percayai. Lena masih terlihat kaget dan tak percaya juga bahagia.

"Siap huni pak??" tanyanya lagi seperti orang bodoh.

"Hahaha.. ya Lena... kau bisa menempatinya mulai hari ini..."

Lena mengangguk kaku dengan raut wajah seperti orang bodoh karena terlalu kaget sekaligus bahagia.

"Terima kasih pak... Terima kasih banyak....Sa...saya permisi pak... Sekali lagi terima kasih banyak.." ucap Lena dengan segala kebahagiaannya yang tulus dan tak dibuat buat.

"Ya sama sama Lena...Jangan lupa hari ini kau sudah bisa menempati rumah barumu ya.."

Lena mengangguk sopan dipenuhi kebahagiaan luar biasa,dengan gembira membelah lorong menuju ruang kerjanya dengan hati berbunga bunga. Tuhan sangat baik, batinnya dalam hati. Semalaman dia mencari kontrakan baru, namun tidak ada yang sesuai dengan keuangan Lena yang memang sedang surut karena menutupi hutang perusahaan dan koperasi saat ayahnya masih hidup dulu.

Disaat dia sangat membutuhkan tempat tinggal, kepala bagian devisinya justru memberitahukannya bahwa dia mendapatkan fasilitas rumah dinas dari perusahaan karena kinerjanya yang memang baik.

Astagaa.... Ya Tuhan... Aku bahagia sekali...

Soraknya dalam hati. Lena tidak sabar untuk pulang kerumah dan memberitahukannya pada bi Inah serta Leon. Yang Lena tahu, rumah dinas dari perusahaan sangat bagus danberada di perumahaan cukup bagus tak jauh dari kantornya.

Where Is My RomeoWhere stories live. Discover now