Bab 11. Tingkah

7K 394 18
                                    


   Aku masih belum menemukan pic yang cocok untuk mereka berdua, dibayangkan saja ya. Terserah deh mau dibayangkan seperti apa, gunakan imajinasi teman-teman aja.

   Dan bagi yang lagi ujian semangat belajarnya :)

   Oh dan untuk part ini mungkin agak panjang dari part sebelumnya jadi bacanya pelan-pelan saja dan kali ini aku akan menggunakan tiga pov. Dan maaf kalau part ini aneh dan membosankan, aku hanya ingin menghilangkan keganjalan dalam cerita ini atau aku semakin membuat ceritanya ganjil?

   Happy reading guys  ^^

______

Della pov

  "Kita bisa bicarakan baik-baik, no kekerasan."

  "Tidak!"

  Padahal aku hanya ingin mengageti semua orang dengan turun paling awal tapi malah aku yang kaget karena ada seseorang yang tak kukenal ada didalam kelas, berdiri didekat meja Aya dengan senyuman tipis.

  "Kau melihatnya kan?"

  "Gue tak mengerti apa yang lu bicarakan?"

  "Pembohong!"

  Bisa-bisa telingaku tak bisa mendengar lagi karena teriakannya yang begitu nyaring.

  "Jujurlah kau melihatnya kan?"

  Heran deh pas aku bohong mereka malah percaya, eh pas jujur malah dibilang bohong. Memang susah kalau jadi orang cantik, serba salah mulu.

  "Gue mema...."

  Dia menghimpit tubuhku semakin merapat ke dinding belakang perpustakaan, kedua matanya menatapku dengan tajam. Dia ini siapa sih? Kuharap tak ada yang lewat tempat ini dan kalau ada yang lewat jangan guru bk. Aku tak mau berurusan dengan guru galak itu, dia sangat mengerikan.

  Ah, aku tau bagaimana caranya dia akan mendengarkanku. Kulihat ke arah matanya, dia tersentak saat aku menarik pinggangnya.

  "Gue tidak tau soal apapun yang lu bicarakan dan sebenarnya lu ini siapa sih?"

  "Apa kau tidak mengenalku?!"

  Kenapa dia terkejut seperti itu dasar aneh, kurogoh ponselku yang berdering dan itu pasti chat Line, seraya menekan password ponsel aku masih memperhatikannya yang tiba-tiba menundukkan kepala.

Eh, multichat?

Yana : gue sengaja buat ini jadi Arisa nggak tau

               gue tidak tau kalau lu tipe yang suka menusuk dari belakang :(

Yana : lu kalau ngomong nggak pernah berpikir dulu ya, sana cuci otak lu dulu

      dih kalau gue cuci itu berarti ingatan tentang kisah cinta gue dengan lu pupus termakan dengan ingatan yang baru

Yana : Aya, bagusnya nanti kita buat kejutan apa?

                         benar-benar lu Yan, lu nggak menghargai perasaan gue banget :(

Yana : justru karena gue hargai makanya gue nggak mau bahas

Key And YouWhere stories live. Discover now