Bab 15. Aku

5.5K 392 14
                                    

Luna pov

  Mobil hitam yang terparkir, pintu rumah yang terbuka dengan lebar, dan suara berisik yang berasal dari dalam rumah. Siapa yang berkunjung selain aku?

  Hanya tiga ketukan membuat suasana dalam rumah hening dan wanita itu menghampiriku dengan seutas senyum. Dia langsung menarik pergelangan tanganku, membawaku masuk ke dalam rumah. Di salah satu sofa ada seorang pria yang sedang melipat kedua tangannya didepan dada dan wajahnya menoleh ke samping jadi aku tidak dapat melihatnya dengan jelas.

   "Kakak?"

  Aku tersenyum saat Aya melihat kehadiranku, ekspresinya terkejut seperti dia tidak tau akan kedatanganku. Apa wanita ini memanggilku secara diam-diam dan apa yang sedang direncanakannya.

   "Duduklah di samping Aya."

  Aku hanya mengangguk lalu duduk disampingnya, ia masih terkejut melihatku. Kulihat ke depan dan pria itu menatapku dari atas sampai bawah lalu melakukan sebaliknya, berulang kali ia memandangku dengan tatapan tak percaya.

  "Berhentilah menatapnya didepan istrimu."

  Dia tersenyum kaku seraya mengusap rambut belakangnya, ia menoleh ke samping lalu menatap Claire dengan alis yang turun naik seperti mengodanya.

  "Kamu cemburu?"

  "Bukan aku tapi Aya."

  Kedua alisnya saling tertaut lalu menatap kami berdua atau lebih tepatnya pada Aya yang masih terkejut kemudian menundukkan kepalanya. Sepertinya aku sudah mengerti suasana yang terjadi kalau tebakanku benar maka aku tidak boleh menyerah jika tidak aku akan kehilangan Aya sepenuhnya.

  Aku mencoba tersenyum pada pria dihadapanku seraya mengulurkan tangan.

  "Luna."

  Dia menjabat tanganku yang diiringi senyuman lebar, dia memang tak terlihat seperti Aya tapi senyuman itu sama walaupun senyuman Aya lebih menarik darinya.

  "Refan, suami Claire sekaligus kakaknya Aya."

  Sudah kuduga dia kakaknya Aya tapi kenapa pria ini datang lebih awal dari apa yang dibilang Aya. Apa dia segitu inginnya membawa Aya kembali, meninggalkan kota ini dan itu berarti juga meninggalkanku.

  "Sepertinya saya datang di waktu yang tidak tepat, maaf jika menganggu."

  "Tidak usah formal gitu lagipula sepertinya kamu tidak beda jauh umurnya denganku."

  Dia beda 8 tahun dengan Aya itu berarti dia beda 4 tahun denganku. Dia benar aku tidak perlu bicara formal dengannya walaupun aku merasa aneh mengingat dia seorang pria.

  "Apa aku menganggu? Sepertinya kalian membicarakan sesuatu yang penting."

  "Tidak, bukan hal yang penting kok."

  Dia menutupi ucapannya dengan senyuman.

   "Maaf sebelumnya tapi kamu ini..."

  "Ah, aku...."

  Lagi, aku tidak bisa mengatakannya. Aku tidak bisa langsung mengaku seperti didepan Claire, dia pria dan dia mempunyai pemikiran yang lebih tajam. Dia takkan mungkin menerima hubungan sejenis, jika aku mengaku sekarang itu pasti hanya akan menambah masalah Aya.

  Kurasakan bajuku ditarik, aku menoleh ke samping melihat Aya yang tengah menatapku. Dia tersenyum tipis lalu mengenggam jemariku dengan kuat, kenapa dia mengenggamku didepan kakaknya.

  "Kakak mau tau alasan sebenarnya aku tidak mau pindah itu karena Luna."

  Ia semakin menambah kerutan di kening kakaknya, ia terlihat sangat bingung dengan ucapan Aya. Kulirik wanita itu dan dia hanya menatap kami dengan senyuman tipis, apa dia mau Aya yang menyelesaikannya sendiri. Sebentar dulu Aya memanggil namaku tanpa ada sebutan kak sebelumnya.

Key And YouWaar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu