Epilog

36.8K 2.6K 388
                                    

Rezky  ~(˘▾˘~) ~(˘▾˘)~ (~˘▾˘)~

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Rezky  ~(˘▾˘~) ~(˘▾˘)~ (~˘▾˘)~

Hai semua. Jumpa lagi denganku Rezky Abdi Negara. Tak terasa sudah dipenghujung cerita. Mungkin akan ada extra part tapi yah apa kata si author. Secara ceritaku cukup dianak tirikan oleh beliau. Nggak apa-apalah udah dibayar ini. Pake bonus istimewa selamanya lagi. Jiaaah...

Tetapi aku cukup bersyukur, secara khusus ceritaku seharusnya memamg tidak sepanjang ini. Baiklah marilah kita akhiri cerita ini sambil tersenyum. Jika kalian ingin bertanya acara pernikahanku beberapa saat yang lalu mungkin aku akan bercerita ringkasan acaranya. Karena jika Muna yang berbicara aku yakin kalian akan pusing tujuh keliling.

Biarkan saja aku yang menikmati pusing-pusing itu.

HARUSKAH AKU BERTERIAK?

Ah rasanya sudah tidak perlu lagi. Baiklah akan aku ceritakan kronologinya.

Setelah acara tangis-tangisan Muna dengan Om Chandra, saat akhirnya Muna memaafkan kejadian di masa lalu dan meminta Om Chandra yang menikahkan kami, secepat kilat kami mempersiapkan acara sakral tersebut.

Sebenarnya hanya tinggal mendaftar pernikahan dan menghubungi papa dan kedua kakakku semua bisa terlaksana. Tetapi bukan Muna namanya jika tidak me-lebay-kan acara.

Papa dan kakakku sampai ke Jakarta sehari setelahnya. Kondisi Om Chandrapun sebenarnya semakin membaik. Mungkin ada sebagian penyakit bersalahnya yang terpendam kini sudah terhempas pergi. Om Chandra berusaha bisa melawan penyakitnya walaupun memang sudah terlambat.

Bicara mengenai lebay ala Muna memang tidak bisa kutolak. Bayangkan saja di tengah kondisi belum stabilnya Om Chandra kami mengganggunya dengan kostum India yang begitu penuh aksesoris. Entah apa fungsinya. Aku pasrah walaupun tak henti-hentinya kedua kakakku mentertawakan aku, biarlah selama Muna bahagia aku bersedia. Cinta meluluhkan hati yang beku. Asyik deh bahasa gue.

Kami melakukan acara ijab qabul di ruang perawatan Om Chandra. Di saksikan mama Mira, Nizar, papaku dan kedua kakakku serta dokter dan suster yang mengobati Om Chandra. Dan pastinya para orang sangat penting dari KUA. Hehehe.

Muna memakai kostum sari India dengan aneka dandanan India yang aku tidak tahu itu apa, yang jelas cukup membuat telingaku mendengar aneka suara disetiap pergerakan Muna. Gadis lebay-ku tampaknya sangat menikmati.

Setelah proses ijab qabul selesai Muna mencium tanganku dengan khitmad. Tak kusangka status kami sudah berubah. Dia istriku.

Gue jadi suami sekarang.

Om Chandra dan mama Mira tampak bahagia bahkan mereka berdua meneteskan air mata. Nizarpun juga terlihat bahagia. Walaupun sejak kemarin aku melihat perbedaan tingkahnya yang sedikit aneh. Nizar lebih banyak diam dan seperti memikirkan sesuatu.

Bonus Palsu Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang