Bonus - 14

30.7K 2.2K 208
                                    

Rezky ƪ(‾_‾)ʃ

"Rez. Kita menikah saja yuk?"

Suatu kalimat sakti yang baru saja kudengar dari mulut seorang Maimunah.

Apa aku tidak salah dengar?

Muna mengajak aku menikah? Apa dia salah sarapan sebelumnya? Atau telingaku sudah kacau dalam mendeteksi suatu gelombang suara?

Ah Rezky jelas-jelas ini nyata. Lihat saja sekarang wajahnya. Merona bak tomat segar dan jangan lupakan jari tangannya yang saling bertautan. Muna sepertinya gugup. Hal wajar yang akan terjadi pada setiap wanita.

Tapi tunggu, kenapa tugas ini jadi berbalik Muna yang mengatakannya? Dan kenapa juga kau diam Rezky? Mirip perawan gugup saja kau. Ini tugasmu sebenarnya. Ayo Rez say something!

Haduh bibirku kelu, takutnya tadi aku salah mendengar. Munapun sekarang diam saja, bahkan menunduk.

"Mun..." panggilan apa itu Rezky. Ente bahlul.

Tuk tuk...

Mulutku langsung tertutup kembali karena suara ketukan kaca di jendela mobilku. Mengagetkan dan mengganggu saja.

"Kakak ipar mamen..." cengiran super menyebalkan menyambut di samping kaca mobil di posisiku. Nizar membungkuk di sana menyambut. Bodohnya tanganku melambai.

"Aku keluar Rez." kata Muna gugup dan langsung membuka pintu mobil.

Lalu acara ajakan kawinnya kandas begitu aja? Eits nikahnya. Yah gimana ini?

"Kakak ipar..." Nizar memelukku saat aku keluar dari mobil. Aku hanya diam tidak menolak. Masih gemetaran bro. Dilamar perempuan. Ini lebih menyakitkan daripada dikasih konflik mules-mules. Wibawa mau ditaro di mana ini. Ah Munaaa... Author mohon dirubah adegannya...!

"Kamu ko nggak sekolah Zar?" Muna sudah berada di antara kami.

"Guru memaksa aku memangkas rambut tapi pentasnya nanti malam. Tanggung sister." sitengil tetap aja tengil.

"Pentas apa sih? Apa perlu berdandan ala burung Cendrawasih?" sindirku.

"Temanya sih jiwa muda kreatif di tengah manusia renta."

Tema macam apa itu? Terus kreatif gitu dandan ala Cendrawasih? Sinisku dalam hati. Rezky fokus sama Muna tersayang di sebelahmu! Acara balas dendam nanti saja. Lagipula kau memang tidak terlalu marah dengan Nizar bukan? Kau cuma empet dan eneg dibuatnya.

"Mama mana Zar?"

"Udah berangkat kerja."

"Kakak ipar katanya mau bantu aku reparasi fashion!" aku melirik Nizar. Tak bisakah dia diam sebentar!

"Nanti yah. Munaa kita perlu bicara lagi perihal.."

"Tapi ini genting aku takut nanti malam salah kostum." ucap
Nizar memotong pembicaraanku.

"Nanti aja Zar. Kak Rezky mungkin masih sakit. Udah ayo kita masuk, enak aja kamu bolos sekolah tapi tetep keluyuran." Muna menarik tangan Nizar sepihak. Muna aku gimana ini?

Bonus Palsu Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang