Bonus - 11

30K 2.2K 305
                                    

Hai semua. Kalian tau gara2 byk yg minta visual Nizar kira2 seperti apa aku jd cari2 digugel penampakan puding roti srikaya. Yah intinya begitu deh kuning2 kumel. Hahahaha

Sorry for typo.

Sorry for typo

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

•••

Rezky (¬-̮¬)

"Rezky........" teriak seorang wanita saat melihat penampakkan ku di rumahnya.

"Rezky...." panggilnya sekali lagi.

"...."

"Kenapa senyum-senyum nggak jelas gitu? Lupa sama mbaknya?"

"Iya Mbak maaf baru sempat jenguk.." aku langsung memeluk kakak perempuanku, Selina. Beda jarak usiaku dengannya sepuluh tahun. Tapi tidak membuat jarak itu menjauhkan kita. Setelah menikah dan mengikuti suaminya dinas di Surabaya kakakku ini memang sedikit disibukkan dengan segala kegiatannnya. Sesekali dia pasti menyempatkan pulang dan melepas rindu dengan papa. Kakakku ini sudah tujuh tahun menikah dan belum dikaruniai buah hati. Kesibukan mereka berdua yang berprofesi sama sebagai dokter membuat kurangnya waktu untuk memikirkan keturunan. Pemikiran kebanyakan pasangan jaman sekarang.

Jika aku sudah menikah, jelas aku mau istriku mengurus segala kebutuhanku dan aku berjuang mencari sesuap nasi untuk kelangsungan pernikahan kami. Aku mau princess duduk tenang di rumah menungguku di rumah dan memanjakan aku dengan cinta kasihnya. Ah kenapa aku membayangkan Muna menungguku pulang dan sedang hamil besar yah?

Lalu kami meluangkan waktu di tempat tidur sambil menonton acara tv. Tapi aku lebih menyukai bermain dengan perut besarnya. Berbicara dengan calon keturunanku. Sementara Muna menonton layar televisi. Eh tapi mungkin Muna sedang berkicau sih, tidak mungkin dia hanya diam tanpa mengeluarkan kata-kata. Rezky kau mengkhayal kebangetan.

"Lah kenapa kamu senyam-senyum nggak jelas?" selidik Mbak Selina. Aku baru sadar, aku melamun saat memeluk Mbak Selina.

"Aku kangen mbak." bohongku menahan malu. Jelas aku malu, bisa-bisanya aku berkhayal di waktu yang tidak tepat.

"Ternyata benar yang papa katakan." Mbak Selina duduk di sofa ruang keluarga.

"Papa bicara apa?" tanyaku ikut duduk di sampingnya.

"Kamu lagi kasmaran. Dimabuk cinta." godanya dengan suara lucu.

"Kemarin saat aku menelphone papa dia bilang, katanya kamu berubah karena seorang wanita." aku mengangguk tanpa malu. Aku memang akan terbuka dengan segala sesuatu yang sudah kuyakini. Bersembunyi bukan sifatku.

Bonus Palsu Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang