Bonus - 8

36K 2.3K 336
                                    


Hai semua. Pasti pd bertanya kenapa lama? Iya nih hampir kena masalah lupa menulis. Dipaksa kaya apa susah.. Huhuhu.. Butuh suasana yg tepat.

Ohiya dipart ini sedikit ngakaknya.. Heheeh selang seling gitu.. Porsinya harus pas.. Ketawa mulu lama2 stress hehehe.

Sorry for typo..
•••

Rezky ┒(⌣́_⌣̀)┎

Terisi.

Hidupku sekarang memang sudah terisi lengkap dengan sendirinya. Seperti yang sudah kubilang sebelumnya aku sudah punya jalan pulang. Walaupun jalan pulang itu memang tempat yang selalu kutuju, tetapi kali ini berbeda karena ada alasan khusus kenapa aku selalu antusias untuk selalu pulang. Bahkan sebisa mungkin kemungkinan nyasar atau salah alamat tidak akan pernah lagi kulakukan.

Mengerti bukan maksud salah alamat?

"Rezkii..." kulirik seorang wanita cantik dengan pakaian sangat menggoda sedang menghampiriku. Ini masih sore dan Laura sudah berniat bertandang di club?

"Wah sombong bener sekarang udah nggak ajak main aku lagi." goda Laura berdiri di hadapanku. Sore ini aku mau segera pulang ke rumah. Sebelumnya aku mau bertemu dengan papaku yang sedang berada di rumah sakit. Sudah lama kami tidak bertemu. Semenjak kehadiran Muna dihidupku pusat kegiatanku selalu berakhir dengan bermalas-malasan di apartment.

"Rezky?" panggilan Laura membuatku kembali sadar.

"Hmm sekarang sepertinya wajah kamu sangat cerah, bersinar. Apa kamu sudah punya vitamin baru?"

Vitamin? Aku suka istilah itu, terdengar positif. Aku mengangguk dengan bangga. "Yup." aku memang tidak akan malu mengakui jika kehadiran Muna mampu membuat perasaanku hidup. Bahkan sangat hidup. Walaupun dengan resiko aku diwajibkan mendengar aneka kicauan darinya. Tetap saja aku menyukainya. Hidup sepiku terisi sangat meriah oleh dirinya. Beberapa bulan ini aku sungguh menikmati.

Rezky ini sudah kesekian kali kau mengucap syukur dan kebahagiaan. Tahan bro! Lama-lama jiwa lebay juga menular dalam diri ini.

"Kamu sudah tidak pernah bermain denganku. Apa Kimberly yang melarangmu?" aku hanya tertawa lalu menggeleng.

Bermain lagi?

Jika kalian mengira aku sudah tidak bermain lagi, kalian salah. Aku sempat beberapa kali menyalurkan kebutuhanku dengan seorang wanita. Lebih tepatnya model cantik mantan pacarku tetapi sekarang lebih mengarah menjadi friend with benefit.

Oke jangan berburuk sangka dulu.

Aku memang brengsek tetapi aku pria normal yang butuh pelepasan. Dan Muna? dia sebuah pengecualian untuk kunikmati. Sebelum dia menemukan arti sebuah hubungan aku tidak akan pernah rela menyentuhnya utuh.

Sebenarnya ini menyiksaku. Berkali-kali aku ingin menyentuh Muna bahkan menghabisinya, suara dan pergerakannya di sekitarku mampu membangkitkan gairahku. Dan kalian tahu yang aku lakukan? Tentu saja mencari pelampiasan. Biar bagaimanapun aku pria normal senormal normalnya.

Brengsek? Ya itulah diriku. Daripada aku memperkosa Muna karena kebejatan diri sesaat. Semua butuh proses. Tetapi sudah beberapa waktu ini aku tersadar, pelampiasan tidak hanya dalam bentuk itu. Aku sedang mencoba bentuk pelepasan yang lain, hei aku tidak suka bermain sendiri dengan tanganku. Kalian pikir aku anak kemarin sore?

Bonus Palsu Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang