Bonus - 12

28.1K 2.1K 292
                                    

Warning 18+ dimohon kebijakannya.

______

Muna ( ื▿ ืʃƪ)

Hai semua pemirsah kangen kah kalian dengan sudut pandang versi aku? Ini butuh perjuangan loh meyakinkan author untuk pakai pov aku. Butuh persetujuan secara serius dan aneka perjanjian supaya yang baca kagak pusing dan berakibat meninggalkan cerita ini setengah jalan. Makjleb begimane ini...?

Masa kalian tega meninggalkan cerita ini nantinya?

No no no tidak akan aku biarkan hal itu terjadi. Eh tapi ngomong-ngomong  itu jargon siapa yah? Bisa-bisa aku nanti diprotes pake jargon itu. Baiklah tinggalkan.

Makanya kalian para pembaca budiman bertahanlah dengan diriku. Aku janji akan berubah. Rezky aja kesemsem sama aku masa kalian kagak. Jiaaah Muna siapa sampeyan?

Oke lanjut yah sama kisah hidupku. Kepo tuh sama kisah asmaraku.

Udah pada tau kan kalo pacar aku siapa? Hihihi malu sendiri ternyata aku bisa kembali pacaran. Tapi pacaran kali ini berbeda. Aku benar-benar memakai hatiku untuk menanggapi Rezky. Yah nggak kelihatan banget sih tapi sumpah deh aku berusaha. Sangat berbeda saat aku berpacaran dengan mantan-mantanku sebelumnya. Kali ini aku ingin berubah. Aku mau menjadi yang terbaik di mata Rezky.

Seperti saat ini kami berada di RezkyBar cabang Surabaya. Tau sendirikan kami sedang berada di Surabaya. Rezky sungguh baik mengajak aku berkunjung ke rumah mama. Dia seakan tahu aku merindukan belaian mama. Beberapa bulan ini hidupku memang sedikit terbebani. Dimulai dari kebakaran rumah, hutang sana sini, sampai pada akhirnya aku berniat menjual mahkota berhargaku. Aku mengakui semenjak kehadiran Rezky bebanku terasa berangsur ringan bahkan satu persatu dia selesaikan.

"Kenapa senyum terus sih?" Rezky membuatku menegang di tempat kuberpijak. Dia memeluk dari belakang. Keadaan bar sedikit ramai di malam hari. Kami ada di atas tepatnya ruangan pribadi milik Rezky. Dari atas sini aku bisa melihat secara keseluruhan situasi di bawah. Di ruangan ini juga ada kamar khusus untuk Rezky beristirahat. Tidak beda jauh sama RezkyBar Jakarta.

"Nggak aku hanya ingin turun ke bawah. Mungkin dance di sana bisa bikin pikiran kita senang." Rezky menumpukkan kepalanya di pundakku. Tangannya melingkar di pinggangku sangat posesif. Hangat dan seakan terlindungi. Ini yang aku rasakan jika berdekatan dengannya.

"Tidak bisa. Kalo mau dance di sini aja ama aku." kalian tahu aku mulai menyukai sikap posesif Rezky.

Duh si abang segitunye ama kite. Muna ini di Surabaya, jangan ber aksen ala ibu kota.

"Tapi Rez mana enak? Di mana letak kesenangannya kalo joget di sini nggak ada orang dan teman timpalan. Kalo di bawah kan aku bisa lihat pemandangan. Siapa tahu di tengah aku menghentakkan badan ada pria yang menatap terus kaya di tipi-tipi dia tertarik dan berkenalan. Terus..."

"Berisik.." aku tahu dia pasti akan memberhentikan ucapanku. Aku suka membuat dia menahan nafas dan wajah kesalnya membuat aku merasa rasa cemburu sudah ia rasakan.

"Dengar yah Muna jangan pernah memimpikam hal itu akan terjadi sekalipun itu hanya khayalan." ketusnya membuatku gemas.

Aku berbalik dan memeluk pinggangnya. Wajahnya memerah karena emosi dan tatapan tajam menusuk hatiku sungguh membuat aku menari-nari di dalam hati. Pria dihadapanku memang menyukaiku.

"Tapi aku belum pernah punya pengalaman seperti itu. Kan seru tuh kaya adegan tidak terduga, ketemu terus minum sampai akhirnya kita memadu ka..."

"Berisik Munaaaa.." Rezky juga semakin memeluk erat pinggangku. "Sekali lagi berkhayal yang aneh-aneh kupastikan besok.." dia diam sejenak. Alisnya naik satu seakan ancamannya sangat kutakuti.

Bonus Palsu Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang