Bonus - 15

31.3K 2.4K 243
                                    

Jika saat baca ada sebagian tulisan yang berantakan tata letaknya atau double coba direfresh dulu library kamu atau remove cerita ini dulu. Mungkin sebagian dr kamu ada yg belum upgrade versi wattpad. Karena di pc atau dihp aku setelah aku cek baik-baik saja. ^_^

 ^_^

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

•••

Rezky ('._.')\('́⌣'̀ )

"Kamu pasti bisa."

Ucapan Tante Mira ini membuat hatiku terasa terbebani. Takut dan tidak yakin semua menjadi satu, tetapi aku memang mau memulai masa depan dengan perasaan bahagia. Jelas aku mau Muna bahagia luar dalam, dalam artian dia sudah benar-benar melupakan masa lalunya.

Bisakah?

Berperan sebagai pihak mediator bagi dua orang yang seharusnya saling menyayangi? Ini sulit.

"Ma Nizar belum pulang?" aku buru-buru memasukan kertas berharga itu ke dalam saku celana.

"Sebentar lagi juga dia sampai, tadi katanya sedang di jalan." Muna meletakkan minuman segar di depanku. Ia lalu duduk di sampingku memasang senyum ceria. Tante Mira menatap kami berdua dengan tatapan penuh syukur.

"Kalian sudah makan?" kami mengangguk bersamaan.

"Sudah ma tadikan di sana Muna makan mengisi energi yang habis termakan rasa gugup. Pita suara mendadak bervolume rendah nyaris tak bersuara. Ah mama bisa bayangkan bagaimana tingkah aku yang biasanya bercerita dengan durasi panjang ini bagaikan ping di bbm, singkat dan tepat waktu. Aku sempat takut calon kakak ipar akan mengetes dengan cara akal-akalan yang mirip di sinetron tapi ternyata itu hanya ketakukan belaka. Oh iya ma calon menantu mama ini bukannya membantu aku malah menggodaku terus di sana." setelah berbicara panjang dia membalas dengan senggolan jari telunjuknya ke pinggangku.

Muna andai tidak ada mamamu.. Kenapa aku semakin gemas dengan tingkahnya yah?

"Muna.." tegur Tante Mira. "Udah biasa tan sama durasi bicara Muna." Tante Mira tersenyum menatapku.

"Mudah-mudahan kamu selalu terbiasa." aku mengangguk kikuk.

"Selamat malam..." suara lemah terdengar memasuki rumah. Suara Nizar sepertinya dan benar saja penampakan tubuh paling termeriah untuk ukuran anak remaja sedang berjalan lemah tak berdaya.

Kenapa dengan si burung Cendrawasih? Pengisi daya miliknya sudah lemahkah?

"Kamu kenapa Zar?" tanya Tante Mira penasaran. Nizar langsung duduk di sampingnya. Menghempaskan tampilan aneh dihadapan kami. Entah apa yang ada di isi kepalanya. Dia seperti rainbow cake.

Bonus Palsu Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang