Ify mengangguk "iya, nih ambil. Dari pada lo kena poin lagi sama bu Winda. Mending kerjain" Ify masih menyodorkan bukunya pada Rio.

Rio duduk disebelah Ify, ia mengambil buku Ify dan mengerjakannya. Kenapa harus menolak rezeki, pikir Rio. Rio mengerjakan peer dengan hikmat dan Ify memandanginya dengan hikmat pula.

Sekitar lima menit peer itu berhasil disalin dengan indah oleh Rio. Ia menegakkan kepalanya dan terlihat Ify panik dan pura-pura sibuk.

Rio menyodorkan kembali buku Ify "thanks Fy" ungkap Rio dengan senyum manis yang membuat melting Ify.

"ah, sama-sama Yo" ujar Ify malu-malu.

Rio kembali kebangkunya karena Bu Winda telah masuk dengan wajah sadis.

***

Bel istirahat berbunyi. Siapa yang tak jenuh belajar dengan rumus-rumus yang memecahkan otak. Via merasa kurus karena ia terlalu bersemangat belajar.

"Fy, kantin yuk" ajak Via pada Ify yang sibuk pada ponselnya.

"sekarang?" tanya Ify yang tentu saja membuat hidung Via berasap (?)

"tahun depan Fy, ya sekarang lah. Lo rela apa, sahabat lo yang cantik ini kurus? Enggak kan. Yaudah ayok" Via menarik tangan Ify dengan tidak berperi ke Ify an (?)

Karena Ify begitu lelet membuat mereka berdua kehilangan tempat duduk. Via telah mengeluarkan tanduknya, tentu saja karena ia terlalu lapar. Ify yang melihat ada satu meja yang kosong, walaupun tidak terlalu kosong. Menarik lengan Via dan berdiri dihadapan Rio.

"Yo, kita boleh kan duduk disini, soalnya penuh banget. Yayaya" pinta Ify dengan puppy eyesnya.

"duduk aja kali Fy, ini kan bukan tempat nenek moyang Rio" jawab Alvin yang merupakan teman Rio. Itu membuat Via senang, ia langsung ngacir untuk memesan bakso favoritnya dan Ify.

Ify melihat Rio yang sibuk dengan ponselnya, sesekali pria itu mengumpat kesal. Entah karena apa. Alvin yang peka akan keadaan merusak suasana.

"Fy"

"iya Vin?"

"lo gak mau ngomong sesuatu gitu?"

Ify mengernyit bingung "ngomong apa ya Vin?"

"ngomongin isi hati lo sama Rio lah" santai Alvin sambil mengaduk jus mangganya.

"hah?" Ify melotot hebat. Sedangkan Rio, pria itu santai-santai saja seakan tak terjadi apa-apa.

Dan akhirnya Via datang dengan dua mangkok baksonya. Tentu saja satu lagi milik Ify. Karena Via tak semaruk yang kalian pikirkan.

***

Pulang sekolah Ify menghampiri Rio diparkiran. Benar kata Alvin, ia harus mengungkapkan ini pada Rio. Ia tak mau menyesal, setidaknya kalau pun ia ditolak, ia pernah berusaha, itulah semangat Ify pada dirinya.

"Rio" panggil Ify dan mendekat kearah pria itu yang masih duduk diatas motornya.

"ya?" tanya Rio bingung dan menatap Ify.

"em, gue tau ini salah, tapi gue gak mau jadi orang bego yang mendam perasaannya sendiri lama-lama. Jadi, em gue..gue..em..gue Cuma mau bilang kalo gue suka sama lo" Ify memandang Rio yang melebarkan matanya kaget.

"lo ngomong gini karena Alvin tadi? Dia emang gila lo gak usah—

"bukan" sela Ify " bukan karena Alvin kok Yo. Ini semua kemauan gue sendiri. Gue suka sama lo sejak lo nolongin gue dulu saat kita telat, gue selalu merhatiin lo, gue selalu suka apa yang lo lakuin, gue suka senyum lo. Gue suka semua yang ada sama lo Yo, gue suka" Ify mengucapkannnya lantang tanpa malu karena ia merasa senang, telah berani mengungkapkan.

"Fy maaf"

DEGH

"bakal ditolak ni" batin Ify.

"gue bukan gak peka Fy, gue tau lo selalu merhatiin gue. Gue tau lo suka sama gue. Tapi maaf Fy, gue Cuma nganggep lo teman gue. Dan gue nolongin lo waktu itu karena lo teman gue Fy gak lebih. Jadi maaf kalo kelakuan gue selama ini buat lo baper. Sorry" Rio tersenyum dan mengacak pelan rambut Ify. Ia menghidupkan mesin motornya dan meninggalkan Ify yang termenung.

Setidaknya, Ify telah menjadi gadis yang pemberani. Menjadi gadis yang berani mengungkapkan isi hatinya secara langsung, bukan menjadi gadis lemah yang hanya bisa memendam perasaannya.

***

Selama seminggu Rio tak lagi mendapat sapaan hangat dari Ify. Ify pun seakan menjauhinya dan ini membuat Rio merasa kehilangan. Pulang sekolah ini Rio berniat melakukan sesuatu yang berarti buat Ify. Ia mengajak Via dan Alvin untuk membantunya.

Sekolah begitu heboh dan krasak-krusuk. Ify bingung dan ditengah kebingungannya Via datang dengan senyum cerahnya. "ikut gue yuk Fy" ajak Via dan menggandeng tangan Ify.

Lapangan upacara dipenuhi dengan murid yang mengerubungi something. Ify bingung dan Via menarik tangannya menerobos kerumunan murid-murid yang berjejer itu. Dan Ify melihat Rio dengan gitar sedang berdiri didepan stand mic. Sedangkan Alvin duduk di drum akustiknya. Rio mendekatkan bibirnya pada mic.

"buat cewek yang disana. Lagu ini buat lo" ucap Rio dan mulai menggejreng gitarnya.

Ia menatap Ify dan tersenyum, sedangkan Ify hanya menatap balik Rio dengan bingung. Rio mulai bernyanyi, suaranya begitu lembut dan merdu.

Ajari aku tuk bisa

menjadi yang engkau cinta

agar ku bisa memiliki rasa

yang luar biasa untukku dan untukmu

Rio masih menatap Ify dengan senyum yang tak lepas dari bibirnya. Sedangkan Ify masih bingung seperti orang bodoh. Alvin mulai memukul drumnya.

Kuharap engkau mengerti

akan semua yang kupinta

karna kau cahaya hidupku, malamku

tuk terangi jalanku yang berliku

Rio memejamkan matanya, mencoba menyesapi lagu ini. Sedangkan Ify menatap Via. Via hanya tersenyum dan menepuk pundaknya.

"Via"

"congrats Fy"

"maksud lo?"

Rio kembali menyanyikan lagu itu dan masih menutup matanya. Ia memang belum memiliki rasa pada gadis itu, tapi ia merasa kehilangan ketika gadis itu tak lagi menyapanya.

Hanya engkau yang bisa

hanya engkau yang tau

hanya engkau yang mengerti

semua inginku

(ajari aku tuk bisa mencintaimu)

(ajari aku tuk bisa mengerti kamu)

Mungkinkah semua akan terjadi pada diriku

hanya engkau yang tau

Ajari aku tuk bisa mencintaimu

"Fy, lagu ini buat lo. Gue tau lo shock. Sama kayak gue waktu itu. Lagu ini sama kayak hati gue, mungkin saat ini lo masih belum ngisi penuh hati gue Fy, dan gue mau lo ajari gue agar bisa ngisi penuh hati lo dan ngisi lo penuh dihati gue. Lo mau Fy?"

Ify masih diam dan Via mengenggol bahunya "jawab dong Fy, Rio tuh nembak lo"

"a..apa Vi, Rio nembak gue? Ini beneran kan Vi, ini bukan mimpi kan" Ify menampar pipinya sendiri dan terasa sakit, artinya ia tak bermimpi.

"gimana Fy?" tanya Rio yang ternyata telah berdiri didepannya.

"gue mau Yo. Gue mau ngajarin lo buat cinta sama gue. Gue mau ngajarin lo supaya gue bisa ngisi hati lo. Gue mau Yo"

Rio memeluk Ify dengan sayang dan mengusap lembut kepalanya. "thanks Fy". Ify hanya mengangguk dalam pelukan Rio.

***

Cinta itu memang butuh pengorbanan dan pengungkapan. Kalau saja Ify tak mengungkapkan perasaannya pada Rio. Ify yakin bahwa saat ini ia hanya akan jadi teman Rio seperti semula. Dan kalau saja Rio tidak berkorban demi Ify, ia yakin bahwa ia akan kehilangan cinta Ify selamanya.

End~

Kumpulan Cerpen Rify [✔️]Where stories live. Discover now