Untitled part

20.3K 1.2K 16
                                    

Aku baru seminggu diJakarta. Dan baru seminggu pula tinggal disini. Jadi aku tidak tahu apa-apa tentang pulau yang menarik.

"Bagaimana jika Bali. Jason bilang Bali it's amazing." April menyatukan tangannya seperti berdoa dengan mata yang berbinar-binar.

"Jason?" untuk satu hal yang aku benci adalah bertanya pertanyaan bodoh seperti ini.

April langsung menghentikan sorakan kegembiraanya. Dia sedikit berdeham.

"Ya, Jason. Jason sedang mengurusi cabang perusahaanya yang ada di Bali. So pasti dia sudah tau, kan?" April mengerjap-ngerjapkan matanya.

Jadi semuanya tentang Jason?. Astaga, aku hampir muak. Bagaimana mungkin aku tidak menyadari rencana April kali ini. tentu saja April begitu bersemangat karena adanya Jason. Tetapi aku kesampingkan rasa sebalku dengan Jason. Aku juga butuh liburan, jadi Bali tidak terlalu buruk.

"Ya terserah. Aku hanya bisa bilang 'aku setuju'. Dan kapan kita kan berangkat?"

"Hmmm... besok."

"Apa tidak terlalu cepat?" aku sedikit terkejut.

"Tidak, Amstrong. Kau harus secepatya liburan. Sebelum matamu berubah menjadi mata panda sungguhan."

"Terserah kau, Wilman." Aku memutar bola mataku jenuh.

Aku mendengar derit bangku yang bergesakan dengan lantai. Dan disanalah dia si menyebalkan Jason. Dengan wajah Jepangnya yang tirus berhasil membuat sahabatku tersenyum manis. Mata sipitnya Jason memandangku dengan ejekan khas. Aku sudah tahu artinya.

"Terlambat lagi, huh? Aku pikir si Red perlu diganti dengan si Pingky. Hahaha.." Jason tertawa mengejek.

Apa katanya? Si pingky? Maksudnya dia sedang mengejek Audi merah muda milikku?

"Silan kau, Jason." Jason membentuk huruf ' V' dengan jari telunjuk dan jari tengahnya yang menandakan berdamai. Sedangkan April hanya mengelengkan kepalanya. Bagaimana bisa April begitu betah dengan si menyebalkan, Jason?

"Morning, sayang." Sapa Juno disampingku. Dia mencium puncak kepalaku. Kemudian langsung duduk disampingku.

"Kau juga terlambat, Juno?" Tanya Jason kembali.

Kenapa Jason selalu bertanya terlambat? Dasar menyebalkan.

"Aku harus menyelesaikan masalah dikantorku terlebih dahulu. Maafkan aku." Aku merasa Juno tersenyum manis.

Juno adalah pacarku. Kami telah berpacaran selama dua tahun. Dia kuliah di kampus yang sama denganku. Hanya saja berada satu tingkat diatasku. Juno Dravin adalah pemilik perusahaan mebel Dravin. Dia pria keturunan Jepang dan Inggris. Dan yang membuat aku benci adalah dia sama sipitnya dengan Jason.

Alasan kenapa aku memilihnya untuk menjadi pacarku adalah karena aku merasa aman jika berada didekatnya. Dan alasan jantung berdebar ataupun gugup yang berlebihan saat ada didekatnya tidak pernah aku rasakan sedikitpun. April selalu mengatakan padaku bahwa itu tanda aku tidak mencintainya. Tetapi aku menghiraukan alasan April. Meskipun aku tidak mencintainya. Aku masih menyayanginya.

Kami langsung memilih menu. Aku hanya memesan menu yang sama dengan Juno. Aku percaya dengan indra pengecap Juno.

Setelah makanan kami datang. April langsung menceritakan rencana liburan kami. Karena terlalu mendadak Juno tidak bisa ikut hingga minggu depan. Itu berarti aku harus mencari kesenangan sendiri selama seminggu diBali. Aku tidak mungkin meminta April untuk menemaniku karena aku yakin April ingin menghabiskan waktu liburannya bersama Jason.

April merencanakan liburan ini selama dua minggu. Dia ingin agar Juno juga liburan bersama kami. Jadi waktu dua minggu bisa membuat Juno dapat menyusul kami.

"Maafkan aku." Ini sudah lebih dari lima kali Juno mengatakan maaf kepadaku. Dan sudah sebanyak itu pula aku meyakinkan dirinya bahwa aku tidak marah dengannya karena tidak bisa datang.

Juno menyesal karena tidak bisa datang lebih awal. Aku tidak menyalahkannya.

"Hentika meminta maaf, Juno. Jika kamu mengatakanya sekali lagi, maka aku akan marah kepadamu." Kataku tegas.

************

jangan lupa tinggalkan jejak. oke?

lanjut ke part yang baru. wkwkwk

My Man Is AlphaWhere stories live. Discover now