6. Leave You

17.7K 823 3
                                    

Udah masuk part 6 aja nih..

ciye2 yang kebawa suasana panas.. (ekhemm)

jujur aja nih.. wenny aja bacanya sampe erinding gak jelas..

Jangan lupa tinggalkan jejak...!

Vote dan koment kalian sangat membantuku untuk meneruskan cerita ini...

jangan jadi silent readers

LOVE YOU GUYS... :*

HAPPY READINGS GUYS...

AWAS TYPOOO BETERBANGAN...

NO COPAS, OKE? OKELAHHH WENNY

*****

6. Leave You

Pelukan, hangat dan nyaman. Itulah rasa pertama ketika aku menggerakan tanganku di pagi ini. Aku kembali ke dalam pelukkan hangat itu dan mencoba untuk tidur kembali. Aku menenggelamkan kepalaku di dadanya. Mencium dan mengendus dada bidangnya yang di tumbuhi rambut-rambut halus. Aku tersenyum dan kembali memejamkan mataku untuk melanjutkan tidur nyenyakku.

"Apakah kau sudah bangun?" Tanyanya di puncak kepalaku. Tangannya masih memeluk pinggangku dengan posesive. Aku menyukai posisi seperti ini.

Aku tidak menjawab.

"Hei, apakah kau baik-baik saja? Apakah masih nyeri?" Tanyanya lagi.

Aku berusaha mengabaikannya. Namun aku tahu jika aku tak menjawab pertanyaanya maka dia akan terusmengganggu tidurku.

"Aku baik-baik saja. Masih sedikit nyeri." Aku sedikit meringis ketika nyeri di pangkal pahaku terasa.

"Apakah kau ingin mandi air hangat?" Tanyanya sambil mencium dahiku.

"Bolehkah aku tidur lagi? Aku masih mengantuk." Aku mendongak untuk melihat wajahnya. Dia tersenyum tulus. Dan aku menyukai senyuman itu.

"Ambillah waktumu untuk tidur, sayang." Alpha memelukku semakin erat. Aku kembali terlelap dalam pelukkannya yang hangat dan nyaman.

Cahaya matahari terasa menusuk mataku. Aku membuka mataku dan di hadapkan dengan wajah tampannya yang mempesona. Aku melihatnya tidur dengan nyaman di sampingku. Lengan kanannya di gunakan untuk bantal kepalaku. Dan tangan kirinya menutupi perutnya yang tidak tertutupi selimut.

Pria ini adalah pria pertamaku. Membawaku ke tempat yang tak pernah aku tahu bahwa itu ada. Menyesatkanku ke dalam jurang yang nikmat. Aku tidak tahan untuk tidak menyentuh bibirnya yang terbuka. Aku menjalankan jari telunjukku di bibir bawahnya. Terasa lembut ketika jariku mengelus bibirnya.

Aku baru menyadari bahwa waktu yang ku habiskan dengannya hanya sedikit. Bahkan aku tak tahu siapa nama lengkap pria ini dan apa pekerjaanya serta usianya. Namun satu hal yang tak bisa aku lupakan tentang pengakuannya yang aneh sebelum kami bercinta.

"Kau lah yang aku tunggu, sayang. Aku mencintaimu sejak aku di lahirkan. Kau adalah hidup dan matiku. Jiwa ragaku, cinta abadiku. My mate"

Siapa pria ini?

Mata birunya membuka perlahan lalu berkedip lemah untuk menyesuaikan dengan cahaya yang ada di kamar ini. Aku menarik tanganku yang masih ada di bibir bawahnya. Aku takut di kira mencuri. Namun dia menahan tanganku dengan tangan kirinya. Menatapku dengan mata biru lautnya yang memikat.

Aku jatuh dalam tatapan matanya yang mempesona.

"Selamat pagi. Apakah tidurmu nyenyak?" Dia mencium tanganku yang masih di berada di bibirnya. Mencium satu persatu jariku.

Owh my.... Aku merasa panas.

"Selamat pagi juga. Ya. tidur ternyenyak yang pernah aku rasakan." Aku ku jujur,

My Man Is AlphaWhere stories live. Discover now