2. Meet You

20.9K 1.1K 7
                                    

awas typooo bertebaran... wkwkwk

jangan lupa tinggalkan jejak. LOVE YOU ALL :*

HAPPY READINGS...

*****

2. Meet You

Aku tidak bisa menahan desahan yang keluar dari mulutku. Pria ini begitu pandai memainkan daerah sensitive yang ada di leherku. Aku mengalungkan kedua tanganku dilehernya. Aku merasakan dia tersenyum disela-sela kegiatannya menciumi leherku. Lalu aku merasakan kakiku melayang. Aku pikir dia sedang menggendongku. Aku tidak bisa merespon, aku terlalu menikmati sentuhannya.

Kemudian aku merasakan dia berhenti mencium leherku. Aku sedikit kecewa. Tetapi aku berusaha menutupi kekecewaanku dengan tersenyum manis kearahnya. Anehnya, aku tidak bisa melihat jelas wajahnya mungkin karena cahaya dari rembulan diluar sana yang begitu terang sehingga aku tidak bisa melihat wajahnya.

Dia membawaku kedalam kamar yang memiliki pintu coklat besar. Kamar ini berbau maskulin, dan ruangannya remang-remang oleh cahaya bulan. Dia meletakkanku dengan hati-hati di atas ranjang king size yang aku yakin adalah miliknya.

Dia sedikit melonggarkan pelukanku. Tetapi aku malah memperarat pelukannya. Sehingga tubuh kami benar-benar menempel dengan erat. Ini aneh, aku merasakan nyaman yang luar biasa saat dipelukannya. Dan wangi maskulin yang ada ditubuhnya membuat aku meledak oleh jutaan rasa asing yang belum pernah aku rasakan dengan siapapun.

Ada perasaan aneh yang melingkupi diriku, seperti tak ingin lepas dari pelukannya. Seharusnya aku sebagai wanita terhormat tidak melakukan hal ini. Tetapi ajaran moral yang selama ini aku pegang sebagai pedoman tak aku jadikan pedoman lagi. Yang aku inginkan adalah memeluknya dengan erat. Dan pria itu memelukku dengan erat juga. Dia menciumi lekukan leherku dan menghirup aromanya seperti surgadunia yang didapatkannya. Nafasku tidak teratur, aku rasa lonjakkan kegembiraan yang aku rasakan berhasil membuat aku sesak nafas.

"Kita kan segera bertemu, secepatnya." Ucapnya dengan lembut di leherku.

"Dan apa yang harus aku lakukan agar segera bertemu denganmu?" Aku bertanya.

"Pertama yang harus kamu lakukan adalah tidur, sayang. Selamat tidur" dia mencium puncak kepalaku dengan lembut.

Dan kemudian yang aku rasakan adalah kegelapan yang menelanku seperti gumpalan asap hitam.

Aku mendengar jeritan dari suara yang tak asing lagi dari telingaku. Tetapi aku begitu malas untuk membuka mataku dan mengakhiri mimpi indahku bersamanya. Aku begitu ingin waktu tidurku begitu panjang. Sepertinya suara jeritan itu telah berubah menjadi teriakan yang begitu kuat.

"Jessy, jika kau tidak segera bangun. Maka aku akan langsung menyeretmu ke Bali, sekarang."

Bali? Sekarang?. Astaga aku terlambat.

Aku langsung loncat dari tempat tidurku. Aku melihat sekilas April dan Bibi Marry tertawa cekikikan. Aku tidak mempedulikan tawa mereka yang semakin membahana. Aku langsung mandi dengan cepat. Dan tak lupa menggunakan setelan kebangganku, yaitu Jeans pendek dua puluh cm diatas lutut dan kaos oblong dengan tulisan 'I'm bitch' berwarna putih. Dengan setelan bawah wedges merah. Terlihat berantakan saat ke Bali, aku tdak peduli.

Aku langsung menuruni tangga dan masuk ke ruang makan. Ada Jason, April dan Bibi Marry yang sedang memotong sandwichnya.

"Aku pikir kita sudah terlambat. Tetapi kenapa kalian masih santai?" Aku langsung duduk dan meminum susu yang disodorkan Bibi Marry.

"Well... kita masih punya waktu satu jam lagi. Jadi, sarapan di pagi hari tidak ada masalah." Kata Jason santai.

"Hmm.. terserah." Aku hanya memakan sandwichku dalam diam.

Jason dan April terlihat bersemangat dengan liburan ini. mereka menceritakan semua rencana liburan mereka ke Bibi Marry. Dan yang paling bodohnya adalah mereka tidak ingin liburan ini diganggu olehku. Ya ampun..., akupun tidak ingin menganggu liburan mereka.

*****

Tidak butuh waktu lama bagi kami untuk mengantri di ruang tunggu di bandara Ngurah Rai, Bali. Waktu dua jam yang kami habiskan terasa melelahkan bagiku.

Aku menarik koperku kearah taksi yang sudah menungguku. Aku memakai kacamata hitam ini untuk menutupi mata pandaku. Aku tidak ingin orang asing melihatnya.

Ketika didalam taksi, aku melihat daftar tempat wisata yang harus aku kunjungi. Aku ingin tempat yang tenang dan jauh dari kebisingan kota. Jadi aku memutuskan untuk ke Ubud. Meskipun terletak cukup jauh dari Bali. Bagiku itu tidak masalah.

April dan Jason memilih menginap di hotel dekat pantai Kuta tentu saja dengan kamar terpisah. Mereka ingin melihat sunset yang indah di pantai Kuta. Aku juga ingin mengunjungi Kuta. Tetapi aku ingin mengunjunginya di hari terakhir di Bali. Dan April menyetujuinya.

Setelah cukup lama aku duduk di taksi. Akhirnya hotel bintang lima yang aku tuju sampai juga. Aku langsung keluar dari taksi dan membayar ongkosnya. Walaupun kunjungan pertama, aku langsung menyukai suasana pedesaan yang ada di Ubud. Aku belum pernah merasakan suasana seperti ini selama di Inggris dan Ausi. Menurutku, Bali 'It's amazing'.

Aku memilih lantai paling atas yang mempunyai kamar dengan fasilitas tinggi dengan harga yang mahal. Saat aku memasuki kamarku, waktu sudah menjelang siang. Tidak ingin menghabiskan waktu dengan percuma. Maka aku lansung mengambil dompet dan tas selempang berwarna merah muda serta Iphoneku.

Aku memutuskan untuk makan siang direstoran yang ada di hotel. Aku langsung duduk di meja yang masih kosong. Restorannya cukup ramai. Kebanyakan dari para tamu adalah turis asing sepertiku.

Aku langsung memesan menu special yang ditawarkan oleh pelayan. Sepertinya menu baru tidak terlalu buruk untuk dicoba. Sambil menunggu pesananku datang, aku memainkan Iphoneku. Aku meng-chat April. Tetapi April tidak membacanya. Mungkin dia terlalu sibuk.

Aku merasakan perasaan aneh. Perasaan seperti sedang di awasi. Aku memperhatikan orang-orang yang ada disekelilingku. Tetapi tidakada tandaorang yang sedang mengawasiku. Beberapa menit kemudian, pesananku telah tiba.

Aku langsung memakannya dengan cepat. Karena aku merasakan jantungku berdebar tak menentu. Dan perasaan was-was yang aku rasakan semakin menjadi ketika aku melihat sepasang mata yang melihatku kemudian mengalihkan pandangannya ke tempat lain ketika aku melihatnya.

My Man Is AlphaWhere stories live. Discover now