Untitled Part

16.5K 925 1
                                    

What? Luna? Oke, awalnya aku terkesan dengan ketampanan mereka dan apalagi dengan penghormatan mereka yang luarbiasa membuat hati para gadis sepertiku meleleh. Siapa yang tidak meleleh diberi penghormatan oleh kumpulan pria tampan dan mempesona? Beritahu aku jika tidak ada yang terpesona.

Tetapi ujung-ujungnya nyesek setelah dengar kata LUNA lagi. Ternyata bukan hanya pelayan Alpha saja yang memanggilku Luna tetapi semua orang di Istana ini memanggilku Luna.

Aku masam dan hanya bisa mengangguk lemah. Aku sedikit melirik Alpha. Dia memutar kursi kebangsaannya dan berdiri lalu mengibaskan tangannya kepada para pria dan bapak-bapak disana untuk duduk kembali. Tidak sopan sekali,ckckck. Kemudian dia berjalan kearahku.

"Apa yang kau lakukan disini? Bukankah bodyguard sedang bersamamu? Aku sudah menyuruh mereka untuk menjagamu." Katanya lembut dan panjang lebar. Aku tidak menanggapinya dan masih menunduk lemah."Hei," Dia menaikkan daguku dengan tangan kanannya. Dan aku masih tidak berani menatap matanya.

"Apakah ada yang salah? Kenapa kau sedih?" Dia berusaha membuatku menatap mata birunya. Aku keras kepala dan memandang kearah lain selain matanya.Tapi, ketika dia memegang daguku, ada sedikit perasaan aneh yang kumiliki seperti tubuhku memang bahagia disentuh olehnya.

Tentu saja aku sedih. Mana ada orang yang mau dipanggil Luna sedangkan namanya bukan Luna. Iya tidak?

"Lihat aku. Jika kau tidak melihatku maka aku akan menciummu di depan mereka semua." Katanya pelan tetapi mengandung ketegasan yang tak bisa di tolak.

Aku langsung membelalak lebar dan melihat matanya. Apa dia gila ingin menciumku di depan orang lain? Maksudku didepan banyak orang? Dan jantungku yang tadinya telah pulih kini kembali berdetak dengan detakkan cepat. Jantung, bisakah kau normal?

Samar-samar dia tersenyum geli melihat reaksiku. Aku hanya menghembuskan nafas saja.

"Aku sedang ada rapat. Jadi, aku tak bisa mengantarkanmu ke kamar kita. Bisakah kamu pergi dengan pengawal?" Katanya lembut sambil mengelus rambutku. Aku menutup mataku. Menikmati perlakuannya yang lembut. Mendengar kata pengawal, aku langsung melihat kebelakang. Dan pengawal itu berdiri dibelakangku dengan wajah ketakutan.

Ada apa? Apa mereka akan mendapat masalah karena aku?

"Antarkan Luna ke ruangannya. Tidak, sebelum itu. Antarkan Luna ke ruang makan untuk makan siang. Lalu antarkan ke kamar. Jangan sampai terjadi hal seperti ini lagi. Paham?" Kata Alpha panjang lebar kepada bodyguard.

"Paham, Alpha." Kata mereka serempak, ada nada takut dalam suara mereka.

"Aku tidak bisa makan siang denganmu. Dan lagi jangan membuat mereka kewalahan menjagamu. Aku akan menghukum mereka atas kelalaiannya." Katanya di atas ubun-ubunku. Dia menciumnya di atas kepalaku. Dan lagi, aku hanya menutup mata. Ketika aku menutup mata darahku berdesir nikmat. Apa aku menyukai sentuhannya? Aku rasa aku menyukai bahkan menikmatinya.

"Aku mohon, jangan menghukum mereka. Aku lah yang salah. Mereka tidak bersalah." Aku tidak bisa percaya ini bahwa aku sedang merengek kepadanya.

"Aku tidak peduli siapa yang salah. Dan aku tetap menghukum mereka. Ini sebagai pengingatmu untuk tidak bandel lagi." Bandel? Aku tidak bandel.

"Hmmm, baikalah. Kau tidak makan siang denganku?" Aku mengalihkan topic pembicaraan.

Aku tidak tahu kenapa aku sangat senang ketika berada disekitar pria ini. apalagi saat mendengar suaranya yang lembut dan seksi. Suaranya menjadi suara favoritku. Aku yakin ini aneh. Karena tidak mungkin jatuh cinta dengan orang yang bru aku kenal sehari. Tidak mungkinkan?

"Tidak, sayang. Kau merindukanku? Kau ingin seperti sarapan tadi pagi?" Dia menaikkan alisnya. Wow, semakin seksi.

sayang? Seperti sarapan pagi ini? itu berarti ciuman pagi ini juga? Tidak, bukan itu maksudku. Aku hanya bertanya karena tidak ada yang akan menemaniku makan siang.

"Tidak, bukan itu maksudku. Apaan sih? Dasar mesummm." Aku mengalihkan pandanganku darinya. Dia hanya tersenyum lebar. Senyum khas yang menampilkan deretan gigi putihnya yang rapi. Sungguh menawan. Aku cinta senyum itu.

"Sudahlah. Sebaikanya aku pergi. Aku tidak ingin menganggu rapatmu. Tadi aku hanya penasaran karena ada..."

Ting,, aku baru teringat tujuan awalku.

"Tunggu dulu. Tadi aku mendengar bunyi tendangan dan pecahan kaca. Dan tendangan itu seperti perkelahian. Tapi, kok enggak ada apa-apa? Dan tadi aku juga mendengar bunyi lolongan serigala." Aku memerikasa sekitarnya. Dan menatap para pria serta bapak-bapak yang mulai kebingungan dan tersenyum gugup. Ada yang aneh dengan semuanya.

Sekali lagi aku melihat wajahnya yang memucat. Tak ada lagi senyum mempesona. Semua jejak humor dalam dirinya sudah hilang. Dan tangannya tidak ada lagi dikepalaku melainkan mengepal kuat. Lalu dia melihat ke bangku yang diduki oleh pria pirang berbadan tinggi. Dia seperti menatap tajam padanya. Aku tak tahu apa maksudnya. Apa pria pirang itu...?

"Tidak ada yang berkelahi dan lagi kau jangan konyol. Disini tidakada serigala. Jadi sudah pasti tak ada lolongan." Katanya tajam saat melihatku. Aku hanya mengerutkan alis atas perubahan sikapnya yang bersahabat menjadi lebih dingin daripada saat pertama kali kita bertemu.

"Ryan, bawa Luna ke ruang makan. Lakukan yang saya perintahkan tadi." Katanya kebodyguard.

Aku baru tahu bahwa laki-laki yang lebih pendek itu bernama Ryan.

Aku hanya keluar ruangan besar itu dengan raut wajah bodoh. Aku bingung dengan semua perubahan sikapnya. Tetapi yang aku lebih bingungkan adalah tak ada satupun yang aku dengar tadi terjadi diruangan rapat tersebut. Ini semakin aneh.

Seperti ada yang ia sembunyikan dariku. Seperti sebuah rahasia besar yang tak ingin aku ketahui. Semua persembunyian rahasia itu semakin terlihat jelas dengan tingkah laku pelayannya yang aneh dan selalu merunduk. Tak ada satupun dari mereka yang menatapku ketika aku bertanya dan berusaha membuat percakapan di makan siang tadi. Mereka hanya menunduk lalu pergi. Seperti tidak ada mulut untuk berbicara. Apa pelayannya bisu semua?

Apakah rahasia itu besar? Dan amat penting? Aku memikirkannya sampai sore. Sampai aku selesai mandipun pikiranku masih berputar di dua pertanyaan itu.

My Man Is AlphaWhere stories live. Discover now