Untitled Part

10.5K 615 0
                                    

Kami telah berada di pintu keluar. Hanya ada beberapa orang saja yang lewat pintu ini. beberapa mata wanita melihatku dengan tatapan mencemooh. Mungkin mereka heran, kenapatampilan sepertiku bisa masuk ke toko khusus wanita ini. Owhhh, mereka tak tahu apa yang sebenarnya terjadi.

"Miss, apakah anda serius? Maksud saya, apakah kartu..."

"Ya, aku serius. Dan aku benar-benar serius memberikan kartu itu untukmu. Gunakanlah dengan baik. Dan Sinta... terimakasih. Ummm, untuk semua bantuanmu." Aku memotong ucapannya cepat.

Aku langsung berjalan ke pintu keluar. Dan aku berbalik sekilas untuk melihat senyuman Sinta yang mengembang. Aku pikir dia cukup bahagia menerima kartu sialan itu. Aku menarik topi hitam ini lebih dalam saat berjalan keluar pintu. Aku tidak melewati pintu depan untuk menghindari kedua orang itu.

Sekitar tiga puluh meter dari Victoria Secret aku melihat ke belakang dan sejauh mataku memandang aku sudah tidak bisa melihatVictoria Secret dan dua pengawal sialan itu. Aku berlari cepat dan meliuk-liuk untuk menyalip diantara para pengunjung lainnya.

Backsound dari speakers DSM menyanyikan lagu Icone Pop yaitu I don't care. Aku terus menyalip dengan cepat. Dan beberapa orang yang aku senggol dengan keras memaki dalam bahasa yang tak aku mengerti. Dan ketika jalanan di depan toko Starbuck mulai sepi aku berlari tepat ketika Icana Pop menyanyinkan di Reff, 'I DON'T CARE, I LOVE IT, I DON'T CARE'. Aku suka lagu ini. Membuatku semakin cepat untuk turun dengan escalator ke lantai dasar. Aku berlari kecil saat turun dengan escalator.

Sesampainya di lantai dasar. Aku langsung berlari menuju pintu keluar. Di Lobi ada taksi yng berhenti karena ada penumpang pria local yang memberhentikannya. Pria itu berlari kecil untuk mengambil belanjaannya yang banyak di lobi. Aku yang takut di kejar oleh pengawal langsung mencuri taksi tersebut dan mengunci pintunya. Tuhan, maaafkan aku.

"Dasara bule gila. Seenak jidat Lo aja ngambil taksi gue. BULEEEE GILA...." Maki pria berbadan gempal itu saat melihatku sudah masuk ke dalam taksi yang di berhentikannya. Sepertinya pria itu dari Jakarata. Well, maafkan aku bro.

"Where do you want to go, Miss?" Ucap supir taksi tersebut dengan logat Inggrisnya yang masih terbata-bata.

Dalam keadaan yang setegang ini ketika mendengar logat Inggris supir taksi tersebut membuat aku tertawa. Tawa keras sebagai perasaan lega karena berhasil kabur.

Mungkin supir taksi tersebut tidak tahu bahwa aku bule yang bisa berbahasa Indonesia dengan pasih dan lancar.

Jessy, jangan membuat supir taksi tersebut bingung.

Aku tidak ingin Alpha menemukanku. Dan aku pikir dia akan segera menemukanku jika aku kembali ke hotel yang ada di Ubud. Jadi aku ingin menginap di hotel yang sama dengan April dan Jason. Untuk menghindari pencarian Alpha. Meskipun aku tak yakin bahwa dia tidak akan menemukanku.

Tentang barang-barang dan tasku yang ada di Ubud. Ku pikir itu bisa di urus nanti. Yang terpenting adalah menjauh dari Alpha dan berada di dekat teman-temanku.

"Aku tidak tahu apa nama jalannya, Pak. Tetapi yang aku tahu, aku hanya ingin ke hotel Bali Garden Beach Resort. Dapatkah anda mengantarkanku kesana?" Aku mengucapkan semuanya dalam satu tarikan nafas. Supir taksi tersebut melongo mendengar tutur bahasaku yang terkesan lancar dan cepat, ketika tersadar dialangsung berdeham canggung dan mulai menstarter taksinya. Dan taksipun berjalan dengan kecepatan normal saat keluar dari parkiran DSM.

"Sekitar sepuluh menit kita akan sampai disana, Non." Aku hanya mengangguk singkat. Aku melihat ke belakang jalan. Tidak ada Suv hitam yang mengikutiku. Sepertinya aku aman. Baiklah mungkin sekarang saat yang tepat untukmengatakannya.

My Man Is AlphaWhere stories live. Discover now