Twenty Six - Nonsense

Start from the beginning
                                    

Ah, earphone.

Aku memutar badan dan berjalan kembali menuju kelas untuk mengambil earphone.

Benar, hanya untuk mengambil earphone, bukan untuk eavesdropping lagi.

Sesampainya di kelas, aku langsung menuju mejaku dan menulusuri laci di bawahnya, mencari earphone-ku.

Laci meja memang tidak pernah bersih. Entah siapa yang sebelumnya duduk di sini. Aku masih berjongkok, melongo ke arah laci meja, mencari-cari earphone-ku yang kuyakin tadi kutaruh di situ.

"Hah! Yes! Akhirnya giliran lo, Ngga! Truth or Dare?" Ucap salah satu anak kelasku yang sedang bergerombol dengan Angga.

Masih jaman juga main ToD.

Ada jeda beberapa detik. "Truth." Jawab Angga yang tidak terdengar ragu.

Oke, Rencana mencari earphone-ku akan tertunda sedikit.

"Oke, hmm ... apa, ya?" Ucap anak kelasku tadi. Namanya ... Faizal, mungkin?

"Oh! Ini! Lo harus jawab, Ngga!" Serunya.

"Lo punya mantan atau nggak?" Tanya anak yang-sepertinya-Faizal. Mendadak sekelas menjadi lebih sepi. Aku sendiri hampir tersedak--walau aku sedang tidak minum--entah kenapa.

Jujur saja, aku tidak pernah terpikirkan hal itu. Tapi, dia yang pernah dikatakan 'Mr. Popular' oleh entah siapa itu, memang populer. Jadi jawabannya mungkin sudah pasti--

"Nggak." Jawab Angga tegas.

Eh?

Aku juga menyadari suasana kelas yang menjadi sedikit riuh dan gerombolan teman Angga terdengar saling menanyakan seperti, "Serius lo?", "Bohong, ya?", "Aah, nggak mungkin," dan lain-lain.

"Apaan, dah. Ayo lanjutin lagi mainnya." Ujarnya mengabaikan pertanyaan teman-temannya yang setelahnya dituruti oleh teman-temannya.

Aku pun merubah posisiku yang tadinya berjongkok di bawah untuk melongo ke laci meja, menjadi terduduk di kursi. Rencanaku ke perpustakaan benar-benar tertunda.

Ya mau gimana, aku penasaran.

Hah? Apaan tadi? Penasaran? Penasaran apa, lagi.

Mungkin aku hanya sedang tidak terlalu mood ke perpustakaan sekarang.

"Yess! Lo lagi, Ngga!" Seru Faizal.

"Truth? Dare?" Tanyanya penuh semangat.

Angga menatap sinis sebentar lalu akhirnya menjawab, "Truth."

Entah apa yang membuat dia selalu memilih truth. Mungkin dia takut kalau memilih dare dia bakal disuruh melakukan sesuatu dengan handphone-nya yang mungkin bakal menyebabkan orang melihat wallpaper-nya? Karena terakhir kuingat, itu selfie-nya sendiri. Who knows.

"Gue lagi yang nanya, ya. Karena pertanyaan lo tadi bikin penasaran ..." Ucap Faisal.

Tuh kan, wajar, orang lain juga penasaran.

"... sekarang gue tanya, lo lagi suka sama orang atau nggak?" Lanjut Faisal.

Glek. Aku menelan ludah.

Sepertinya ada yang aneh padaku hari ini, entah kenapa aku merasa beruntung tidak jadi ke perpustakaan.

Sekali lagi, suasana kelas menjadi hening.

Mungkin tidak hanya aku yang ingin tahu jawabannya.

Tunggu, aku ingin tahu jawabannya?

Ugh, maksudku okelah, coba pikirkan efek jawaban dia kepadaku.

A Riddle Upon UsWhere stories live. Discover now