"Dingin ya?" Tanya Ardi.
Nanda hanya tersenyum tipis.
Melihat Nanda yang kedinginan, Ardi langsung melepas jaketnya dan memakaikan ke Nanda.

"Pake jaket gue, gue tau lo kedinginan." Ucap Ardi sambil tersenyum.
"Tapi lo gimana?" Tanya Nanda yang melihat Ardi hanya memakai baju seragamnya.
"Gue gak apa - apa kok pake aja." Ucap Ardi.

Setelah lumayan lama hujan turun yang membasahi jalan, mereka berdua memutuskan untuk melanjutkan perjalanannya walaupun masih gerimis.

"Pulang sekarang ya Ar, gue takut nanti mamah gue ngomel." Ucap Nanda. Ardi hanya mengangguk.

Sesampai dirumah Nanda, Ardi langsung berpamitan pulang.
"Gue langsung pulang ya Nan." Ucap Ardi.
"Tapi jaket lo basah Ar." Kata Nanda.
"Yaudah besok aja lo balikinnya di sekolah." Kata Ardi.
"Terus lo gak apa - apa gak pake jaket?" Tanya Nanda.
"Nggak kok, lagian baju gue udah terlanjur basah." Kata Ardi.
"Mmm... yaudah lo hati - hati ya." Ucap Nanda.
"Iyaaa." Ucap Ardi sambil tersenyum kepada Nanda.
Kemudian Ardi langsung pergi meninggalkan halaman rumah Nanda.

"Assalamualaikum. Mamah.." panggil Nanda saat memasuki rumahnya.
"Walaikumsalam, loh kamu hujan - hujanan?" Tanya mamah nya Nanda saat melihat keadaan pakaian Nanda yang basah.
"Iya mah tadi aku kehujanan dijalan abis dari toko buku sama temen aku." Ucap Nanda.
"Yaudah kamu mandi sana nanti keburu masuk angin." Kata mamahnya.

Kemudian Nanda langsung pergi ke kamar mandi.

******

Setelah Nanda selesai mandi, dia langsung mengambil handphonenya yang ada di atas meja rias nya.

Saat melihat handphonenya terdapat 78 notif grup yang pasti dari sahabat - sahabatnya.

"Eh Nanda kemana gak keliatan dari tadi padahal kita lagi rame banget ini." Thania.

"Lagi jalan sama Ardi." Dianty.

"Hah? Serius lohh.. mentang - mentang nih ya si Nanda sampe lupa sama kita." Thania.

"Nanda jadian sama Ardi?" Bulan.

"Belom." Dianty.

"Belom berarti akan dong?" Bulan.

"Gak tau wkwk." Dianty.

"Yehh.. gue bete banget disini." Bulan.

"Kita juga ngerasa kurang Lan, pas lo pindah." Thania.

"Itung - itung liburan Lan, kali aja ada yang lebih baik dari Rio, trus move on deh." Dianty.

"Iya. Udah deh, lo gak usah berharap sama dia lagi. Lagian masih banyak kok cowo yang lebih baik dari dia. Dia tuh cuma ngejadiin lo bahan percobaan doang." Thania.

"Hmm... iya si. Maksudnya bahan percobaan apa?" Bulan.

"Yaa gue rasa Rio lagi deket sama adik kelas, belakangan ini dia selalu nongkrong didepan kelas X-2 IPA." Dianty.

"Jangan fitnah dulu kali aja Rio punya teman cowo di kelas itu." Bulan.

"Tapi emang benar kok." Thania.

"Haii cantikk." Nanda.

"Eh Nanda, lo dari mana aja?" Thania.

"Gue baru balik dari toko buku, tadi kehujanan." Nanda.

"Lo sendirian kesana Nan?" Dianty.

"Sama Ardi." Nanda.

"Tadi kata lo sendiri?" Thania.

"Hehe." Nanda

"Yaelah Nan, iyaa gue paham kok paham walaupun gue jauh sama lo." Bulan.

"Yehh nggak gue gak ada apa - apa sama dia." Nanda.

"Emang siapa yang bilang lo ada apa - apa sama Ardi?!" Thania.

"Yaa nggak ada si." Nanda.

"Wah jangan - jangan lo sama Ardi?!?" Dianty.

"Nggak ihh terserah lo deh." Nanda.

*Nanda leave group*

"Dih baper dia." Dianty.

"Undang lagi Than." Bulan.

*Thania invite Nanda join to group*

*Nanda join to group*

"Baper." Dianty.

"Baper(2)" Bulan.

"Baper(3)" Thania.

"Terserah." Nanda.

---------------------

Haii readers sejati.
Jangan siders dong.
Ketemu di part selanjutnya yaa...

See you..





PHPWhere stories live. Discover now