Chapter 25

4.3K 169 6
                                    

Setelah mereka sampai dipantai, mereka langsung menikmati hembusan angin.

"Nan ada yang mau gue omongin." Ucap Ardi yang ada disebelah Nanda.
"Yaudah ngomong aja gue dengerin kok." Kata Nanda.
"Gak disini Nan, gue pengen ngomong berdua sama lo." Kata Ardi.
"Yaudah ini kan lagi berdua tuh yang lain lagi pada disitu." Ucap Nanda. Ardi yang mendengar omongan Nanda menarik nafas karna tidak kepekaannya terhadap dia.
"Yaudah yuk duduk disitu." Kata Ardi sambil menggandeng dan menariknya untuk duduk disebelahnya.

"Enak yaa anginnya." Kata Nanda sambil menikmati hembusan angin dengan menutup matanya. Ardi hanya bisa melihat Nanda dengan tersenyum.
"Yang lebih enak lagi kalau lo teriak sekenceng - kencengnya, pasti lo abis itu langsung ngerasa gak punya masalah." Kata Ardi.
"Gak mau ah berisik." Ucap Nanda.
"Hmm... iya deh terserah." Kata Ardi.

"Oiya lo mau ngomong apa?" Tanya Nanda ke Ardi.
"Nan, sebenarnya gue~" Omongan Ardi terputus saat mendengar Bulan meneriakkan mereka berdua.

"Nandaaaa Ardiii, mau ikut naik perahu gak?" Teriak Bulan yang sudah ingin menaiki perahu dengan yang lain.

"Lo mau naik perahu?" Tanya Ardi.
"Nggak ah mau liat pemandangan dari sini aja." Ucap Nanda.
"Oh yaudah." Kata Ardi.
"Lah lo gak ikut?" Tanya balik Nanda.
"Nggak deh mau nemenin lo aja, nanti lo ilang lagi." Kata Ardi.
"Yeh emang gue anak kecil." Kata Nanda.

"Woy lo berdua mau ikut gak? Ditanya malah ngobrol." Teriak Rio yang sudah naik di perahu.
"Gak dulu Yo." Kata Ardi.
"Yaudah, jangan yang aneh - aneh lo berdua anak orang." Teriak Rio lagi.
"Iyee takut banget lo." Ucap Rio.

Setelah Ardi dan Nanda melihat teman - temannya sudah menaiki perahu Nanda menanyakan lagi apa yang dikatakan Ardi.

"Tadi lo ngomong apa?" Tanya Nanda.
"Gak jadi deh." Ucap Ardi.
"Yeh labil lo." Kata Nanda.

"Coba aja cowo yang gue suka nembak gue disini ya Ar." Kata Nanda sambil tersenyum sendiri. Iya, cowo nya ada disebelah, coba aja peka. Batin Nanda.

"Yaelah, emang lo suka sama siapa sii?" Tanya Ardi.
"Kepo lo." Kata Nanda.
"Iya nih kepo, emang siapa? Kasih tau dong siapa tau bisa bantu." Tanya Ardi lagi sambil merangkul Nanda.

Ya tuhan, andai dia tau kalau gue suka sama dia. Kayak gini aja gue udah nyaman banget sama lo, apalagi jadi pacar. Batin Nanda lagi

"Ihh tangan lo jangan disini ah risih gue, nanti kalau teman - teman gue tau bisa abis dicengin gue." Kata Nanda sambil menyingkirkan tangan Ardi dari pundaknya.
Halah muna lo. Batin Nanda lagi dan lagi.

"Yaudah trus dimana? Disini ya." Kata Ardi sambil menaruh tangannya diatas kepala Nanda.
"Gak disini juga." Kata Nanda agak sedikit kesal.

"Yaudah deh iyaa. Makanya kasih tau dong siapa, nanti gue bantuin janji." Ucap Ardi.

Lo Ar orangnya. Batin Nanda lagi, lagi, dan lagi.

"Ah sok - sok an mau ngebantu lo, lo sendiri aja masih jomblo." Kata Nanda.
"Yeh lo juga jomblo." Ucap Ardi.
"Kan gue nunggu ada yang nembak, kalo gak ada masa iya gue yang nembak, gue kan cewe." Ucap Nanda.
"Iya deh iya." Kata Ardi sambil mengacak - acak rambutnya Nanda.

*********

Di sisi lain Faiz dan yang lainnya sedang naik perahu agak sedikit curiga dengan Ardi dan Nanda.
Mereka menyangka kalau Ardi dan Nanda sudah jadian.

"Eh gue rasa Ardi sama Nanda udah jadian." Kata Faiz.
"Sok tau lo." Kata Rio.
"Tapi bener juga sih kata Faiz kayaknya mereka jadian deh, soalnya dari tadi yang didufan dia berduaan mulu, yaa kalau di ibaratkan mereka itu seperti roda motor, kalau satu gak ada ya gak bakal bisa jalan." Lanjut Rio.

"Yeh tadi lo ngatain gue sok tau." Ucap Faiz.
"Menurut lo gimana Ki?" Lanjut Faiz menanyakan kepada Rizki.
"Gimana apanya?" Tanya Rizki balik.

"Itu tentang hubungan Ardi sama Nanda." Kata Faiz.
"Ya gak tau gue mah, terserah dia aja sih, gua mah gak ngurusin." Kata Rizki.
"Yeh dasar es batu, di tanya bener - bener jawabnya kayak gitu." Kata Rio kesal kepada Rizki.

Tiba - tiba Rizki memanggil Dianty dan mengajaknya untuk duduk di depan perahu.

"Dianty." Panggil Rizki.
"Eh iya, kenapa Ki?" Jawab Dianty.
"Duduk di situ yuk." Kata Rizki sambil menunjuk ke arah depan perahu.
"Gak ah nanti jatoh gimana, gue gak bisa berenang." Kata Dianty dengan wajah sok polosnya.

"Yaelah, gak bakal jatoh sayang." Kata Rizki
Uhh.. sayang sayang sayang. Batin Dianty.

"Wett siapa tuh yang manggil - manggil sayang?" Tanya Faiz.
"Tuh es batu." Kata Rio.
"Wihh galak, baru denger cowo dingin ngomong sayang ke orang yang hanya sekedar temannya." Kata Faiz.
"Diem lo pada." Kata Rizki.

Lalu Rizki pun menarik tangan Dianty dan duduk didepan perahu.

"Dianty." Panggil Rizki.
"Iya kenapa?" Tanya Dianty.
"Lo seneng gak sekarang?" Tanya Rizki.
"Seneng lah seneng banget bisa jalan sama kalian semua." Ucap Dianty.
Apalagi bisa berdua sama lo kayak gini. Batin Dianty.

"Bagus deh kalau gitu." Ucap Rizki dengan nada pelan.
"Emang nya kenapa?" Tanya Dianty.
"Nggak, gak kenapa - kenapa kok." Kata Rizki. "Oiya Ardi sama Nanda jadian ya?" Lanjut Rizki.

"Hah?!? Serius lo? Kapan nembaknya, kok gue gak dikasih tau." Ucap Dianty kaget.
"Yeh gue itu nanya, lo malah kagak tau." Kata Rizki.
"Ohh, gak tau nanti sepulang dari sini gue tanya." Ucap Dianty

"Eh kapan - kapan kita ke pulau tidung kuy." Ucap Rio.
"Ayo aja sih gue mah." Kata Faiz.
"Yang cewe mah ikut aja kalau di izinin sama bonyok kita." Kata Bulan.

"Eh udah sampe tuh ditempat tadi kita naik." Ucap Thania.
"Oke." Kata Rio.

"Kita mau langsung pulang?" Tanya Bulan.
"Iya kita pulang aja yaa, udah pengen malam besok man kita sekolah." Kata Faiz.

"Pulang habis maghrib ya, gue pengen liat sunset dulu." Kata Rio.
"Iyaiya gue juga." Sambung Thania.
"Ardi sama Nanda mana?" Tanya Bulan.
"Disana." Kata Rizki sambil menunjuk ke arah Nanda dan Ardi.
"Susul mereka berdua yuk." Kata Thania.
Lalu mereka lari menuju Ardi dan Nanda

"Eh jangan lari nanti jat~" Kata Rio memerintahkan Bulan dan tiba - tiba terputus karna BUG!!! Bulan sudah terlebih dahulu jatuh sebelum ucapan Rio selesai.
"Belom sampe mingkem gue lo udah jatoh. Ayo bangun." Kata Rio sambil mengulurkan tangannya kepada Bulan dan membantunya untuk bangun.
"Lain kali hati - hati." Kata Rio sambil membersihkan baju Bulan yang sedikit terkena pasir.
"Iyaiyaa." Kata Bulan.
"Apa perlu gue gendong supaya lo gak jatoh?" Kata Rio.
"Apasi gak usah bukan anak kecil gue." Kata Bulan.

Saat mereka sampai di tempat Ardi dan Nanda duduk, mereka langsung meledek Ardi dan Nanda.

"Ehm ehm... ciee berdua mulu dari tadi, jangan - jangan ada apa - apa lagi nih bocah." Kata Faiz.
"Wahh bahaya lu Ar." Ucap Rio.

"Ciee...." kata Bulan.
"Ihh apasih kalian, pulang yuk." Kata Nanda sambil bangun dari duduknya.

"Iya nih udah mau malam juga." Kata Ardi sambil bangkit dari duduknya juga.
"Katanya mau lihat sunset dulu." Ucap Thania.
"Oh iya, yaudah kita duduk aja disini sambil nunggu sunset." Kata Faiz.

Tidak lama mereka menunggu sunset pun terlihat.
Mereka semua langsung sibuk dengan gadgetnya untuk berfoto kecuali Rizki dan Ardi.
Hanya mereka berdua lah yang tidak suka berfoto seperti yang lain.


Langit sudah mulai gelap dan sunset pun juga sudah tidak terlihat. Mereka semua cukup puas karena telah melihat sunset yang indah tadi.

"Eh udah mulai gelap nih lagian sunsetnya juga udah gak ada. Pulang yuk." Ucap Thania.
"Ayo gue juga gak mau pulang terlalu malam." Kata Bulan.
"Yuk." Kata Faiz.

Kemudian mereka pergi menuju parkir mobil yang letak nya tidak terlalu jauh dari mereka duduk.

Mereka pun pergi pulang dengan keadaan yang tidak terlalu malam.


PHPWhere stories live. Discover now